"Duh!" Ringisku ketika merasakan sebuah benda mendarat mulus tepat di mukaku. Tidak sakit sih, tapi cukup mengagetkanku. Aku mendongak, suasana hatiku memburuk karena kini kutahu pelemparnya tak lain adalah seorang cowok songong yang tampangnya selalu menggoda untuk kulempari dengan kursi.Untung refleks-ku masih bagus sehingga benda itu -yang ternyata adalah sebuah jaket putih- dapat kutangkap sebelum mendarat ke lantai koridor dan kemungkinan menyebabkan pemilik sekaligus pelemparnya mengomeliku.
"Lo pulang sana, pake tuh!" Perintahnya ketus seperti biasa. Aku bersungut dalam hati. Kenapa juga aku harus memakai jaket miliknya yang bau ini?! Oke aku agak berlebihan, jaket ini tidak bau, hanya saja aromanya aneh untuk dinikmati indra penciumanku. Perpaduan aroma mint dan sabun mandi. Komposisi yang terbilang unik dan Romeo banget!
Karena aku bergeming kayak orang bego, mata elangnya langsung menatapku tajam. "Denger nggak sih? Pulang sana! gue lagi nggak butuh lo."
Aku berdecih dalam hati. Siapa juga yang pengin dibutuhin lo?!
"Syukurlah, bagus tuh." balasku enteng. "Gue pulang kalau begitu."
"Oh iya, ntar gue kirimin email tugas Bahasa gue, lo nanti editin kalo ada yang salah, gue tunggu paling lambat jam lima. Besok lo harus bawain sarapan nasi goreng telur kayak tadi dan jaket gue jangan lupa dikembaliin."
Aku melotot kesal mendengar rentetan tugas yang dia beri padaku. Namun detik berikutnya aku cuma melengos, membuang mukaku ke arah lain. Sabar Kinar, sabar....
"Denger, kan?"
"Hm."
Siapalah aku yang cuma asisten cowok sialan satu ini? Kasarnya sih, aku ini babu-nya dia. Jadi, aku bisa apa?
"Ya udah pulang sana, gue masih ada urusan. Pake jaket itu, mau ujan ini." Dagunya menunjuk jaket di tanganku ini. Aku menggenggam jaket itu kuat, mencegah diriku agar tidak melayangkan tinju ke muka sok gantengnya.
"Hati-hati." Katanya lalu berbalik badan, bergabung dengan teman-temannya di lapangan sepakbola.
Aku menunduk, memandang jaket baunya di tanganku dan meremasnya hingga kusut.
Tidak ada yang lebih buruk dari pada terpaksa berurusan dengan seseorang yang kau benci dan terikat dalam hubungan yang benar-benar memuakkan.
Aku seorang perempuan usia tujuh belas tahun bernama Kinara Alanza harus rela merendahkan harga diri dengan menjadi pesuruh garis miring asisten pribadi garis miring babu Romeo Ananta Wilgantara. Cowok paling brengsek se-SMA Pelita.
Sialan. Sekarang aku merasa konyol.
***
Gimana prolognya? Ada yang penasaran sama kelanjutan ceritanya?
Ayo di kasih vote dan comments-nya guys^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Resist Your Charms
Teen Fiction#3 in Teenfiction (24 Juni 2017) [SUDAH TERBIT] [SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS] Dia itu arogan, bossy, ketus, pemarah, tukang ngatur dan suka seenaknya sendiri. Tidak ada yang menarik dari dirinya kecuali tampang gantengnya yang bahkan kini sudah ti...