Awal terjerat

1.1K 15 2
                                    

Jujur efek samping dari sebuah novel roman dalam hidup ku sungguh luar biasa, namun aku saja yang tidak menyadari itu.

Aku ini siswi kelas 1 SMP yang sedang menjalani masa orientasi sekolah atau istilah kerennya MOS. Bodoh itu bukan istilah keren tapi itu kependekan dari masa orientasi sekolah.

Untuk siswa/i sepertiku, masa seperti ini adalah neraka. Kalian berpakaian seperti orang gila dengan kunciran warna-warni yang mencolok atau bagi kalian para laki-laki memakai topi setengah bola. Sungguh menyebalkan bukan? mesti aku pun benci hal ini tapi entah dalam hati kecilku aku terbayang novel roman kesukaanku, dan seperti yang terjadi aku tak menyadari efeknya akan sejauh ini.

Dan betapa menjijikannya aku, memikirkan jika aku, disini dilapangan yang panas ini bersama murid baru lainnya menunggu kepala sekolah yang entah aku tak tau dia berbicara apa yang aku tau hanyalah kumisnya yang bergerak-gerak itu saja. Entah apa yang ada dalam otakku sampai aku melamun memikirkan jika ada pria yang mengajakku berbicara lalu aku dan dia jatuh cinta. Oh tuhan ini bahkan lebih buruk dari memakan makanan yang sama selama sebulan, maksudku bagaimana mungkin efeknya sampai sejauh ini?

••••

Butuh waktu yang lama sampai aku sadar bahwa aku ini dalam efek novel picisan. Ya, seperti sekarang saat aku mendapat teman sebangku yang baru karna teman sebangku ku yang lama sungguh menjengkelnya.

Namanya Fina, dia gadis yang manis dengan rambut pirang sebahu dan juga gigi kelincinya. Sungguh dia gadis termanis yang ku temui. Entah kenapa tapi Fina sangat mudah mengenal banyak orang disekolah ini, maksudku kami baru menjadi siswa baru sekolah ini tapi dia hampir mengenal anak anak seangkatanku. Oke ini awal yang bagus untukku mulai bergaul dan aku melupakan sedikit novel picisanku.

Hari-hari ku menjadi siswa baru sangat menyenangkan, melupakan kisah novel picisan dan lebih memperhatikan kehidupan nyataku.

'Naura lo tau gasih cowok kelas unggulan yang ganteng itu?' Fina tak pernah habis bercerita tentang 'cogan' atau cewek populer disekolah.

'Ehm, gatau. Emang cowok yang mana lagi si Fin?' Aku sudah sangat pusing dengan tugas yang ada tapi entah Fina masih bisa memikirkan 'cowok ganteng'.

'Eh! ituu tuh yang lagi main basket! itu dia cowoknya! Namanya Habib!' Aku mengalihkan perhatian ku ke lapangan, oke mukanya kurang jelas terlihat karna aku mengintip dari pintu kelasku. Dia lumayan tampan.

'Oh habib' hanya itu yang kukatakan, karna aku terlalu malas membahasnya.

'Lo tau gasih Ra, gue pernah deket sama cowo trus kita chatan gitu. Gue udah suka sama dia trus gue nanya siapa sih cewe yang lagi dia sukain. Dia jawab 'cewe yang gue suka lagi chatan sama gue' trus gue bilang oh aja'. Fina ini terakhir kali ku dengar dekat dengan mantan lamanya dan aku baru dengan lagi dengan cowok baru.

'Dih bodoh, berarti dia juga suka sama lo!'. cecarku

'Iya katanya dia mau nembak gue, karna gue jawab gitu dia gajadi nembah gue Ra. Gue sedih banget deh'.

'Yaudahlah kan bisa balikan lagi sama Okky hehehe'.

'Ih gamau!'.

•••

Ini semester akhirku dikelas 1 SMP, banyak hal yang terjadi tetapi aku masih cinta novel picisanku.

Rada kesal, sampai saat ini aku belum juga punya kisah cinta yang indah seperti novel picisanku. Atau momen yang membuat pipiku berseri-seri atau bahkan kupu-kupu yang terbang diperutku.

Namun, ada yang mencuri perhatian ku selama ini. Bukan Habib, tapi teman sekelasku. Namanya Putra.

Dia cowok konyol yang punya mata segaris juga cengiran yang aneh. Entah apa hanya aku yang merasa dia sangat kaku. Dan punya badan tinggi kurus. Oke tak apa puberty belum datang kepadanya.

Hingga suatu hari saat pulang sekolah, tiba-tiba teman sekelasku memanggil untuk bertemu dikanti sekolah.

Kantin sekolah saat jam pulang sekolah? apa mereka bercanda? Ayahku sudah menunggu didepan gerbang.

'Ra, nanti ke kanti ya!'
'Hah? mau ngapain gue udah dijemput.'
'Udah ke kantin dulu abis itu baru pulang yaa, kasian ada yang nungguin.' oke karna mereka janji memperbolehkan aku pulang setelah selesai, ku pikir tak masalah.

Di kantin sudah sangat sepi, bahkan penjual makanan sudah pergi. Yang ada hanya Putra. Aku merasa hal aneh, bukan bukan hal-hal aneh seperti hal mistis. Tetapi aneh saja Putra yang dikelas hobinya cengar cengir memintaku bertemu dengannya?

'Err, hai Ra' kaku sekali ucapannya.
'Aduh buru deh mau ngomong apa gue udah dijemput nih.' dia terlihat sekali gerogi terbukti banyak bulir bulir keringat didahinya yang membuat aku sedikit kesal.

'Gu..gue pengen ngomong Ra' oke aku sudah kesal.
'Yaudah cepet ngomong deh'
'Gue sebenernya...'

SUKA? HAH? oke dia belum bicara seluruhnya tapi like PUTRA SUKA SAMA GUE? kisah cinta gue?

'...suka Ra sama lo, mau ga jadi pacar gue?'

HAH??????

Dan tiba-tiba semua murid kelasku datang dan memaksaku untuk menjawab. Hey! aku butuh waktu untuk berfikir karna ini menyangkut kisah cintaku!. Ah dan ayahku sudah lama menunggu bisa-bisa besok dia tidak mau menjemputku.

Oke.

'Yaudah yaudah iya, gue mau!' ucapku sambil kabur. Dan aku punya kisah cinta yang baru saja ku mulai.

Efek Samping Novel PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang