Chapter 2

9K 122 4
                                    

Hollaaa... Balik lagi nih. Maaf ya lama banget ga update, yg belom tau aku ga update kenapa, bisa check dipengumuman:) thankyou.

Patricia POV

Heiii. Aku sedang mengapa. Mengapa aku menerima tawaran Nathan? Aku... Aku kekasihnya. Ada apa dengannku? Pat... Apakah kau sakit?

***

Nathan POV

Pat, kini kau milikku. Milikku. Entah mengapa aku terobsesi memilikimu Pat. Ah senangnya...

"Pat"

"Ehem?"

"Kini kau milikku? Benar?"

"Mungkin Nat. Mengapa?"

"Sudah lupakan saja, aku hanya sayang padamu"

***

Pulang sekolah, kuantar kekasihku pulang. Aku menyuruh dia untuk menelpon supir pribadinya untuk tidak menjemputnya. Akhirnya dia pulang denganku.

"Patricia"
"Ya Nat?"
"Sudah makan?" tanyaku.
"Ummm... Belum" jawabnya.
"Makan?" tanyaku sembari membuat gesture sedang makan.
"Ya ya! Kenapa kau tidak bertanya dari tadiii" tanyanya sembari memasang muka cemberut.
"I'm sorry honey. Aku tidak tahu kalau kau lapar" jawabku sambil menempelkan hidungku dengan hidungnya.
Akupun merubah rencana untuk mengantarnya pulang menjadi mengajaknya makan.

Patricia POV

Sampai saat ini aku belum bisa sepenuhnya mencintainya. Karena, aku juga tidak tahu mengapa aku menerima tawaran dia sebagai kekasihnya. Aku tak tahu, mungkin aku dihipnotis olehnya. Hahhh... Sudahlah. Untuk saat ini, aku mencoba untuk menjalaninya dulu.

Nathan POV

Aku memperlakukannya bagaikan putri kerajaan yang sangat dimuliakan. Aku memesan makanan yang menurutku lezat dan bergizi untuk dia makan. Aku tidak ingin 'putri'-ku makan makanan sembarangan yang membuat perutnya terlihat seperti galon. Karena nanti aku tak bisa memeluknya dengan puas.

Patricia POV

He treat me like a princess. Oh Nathan... Umur hubungan kita belum ada satu hari, namun mengapa aku merasa sangat dimanjakan olehnya.

"Baca doa dulu sebelum kau makan" aturku kepada Nathan.
"Memangnya kau sudah?" tanyanya.
"Aku tidak ingin baca doa"
"Hah? Mengapa kau jawab seperti itu?!" tegurnya dengan wajah shock.
"Hehehe, kau ini. Aku belum selesai bicara"
"Lalu?"
"Aku ingin kau memimpin doa nya" jawabku dengan wajah yang manis.

Nathan langsung tersipu malu dan dia pun mencubit pipiku. Akhirnya dia memimpin doanya.
Selesai membaca doa, aku memulai untuk makan. Tapi...

"Ada apa Nat?"
"Mmm... Ti... Tidak"
"Mengapa kau gelisah seperti itu, honey?" aku semakin berani berbicara mesra seperti itu.

Aku curiga kepada Nathan. Ada apa dengannya? Mengapa dia terlihat begitu gelisah saat aku sedang makan? Apa ada yang salah denganku?

"Nathan, apakah kau ingin buang air kecil? Atau buang air besar? Mengapa kau terlihat begitu gelisah?"

"I'm okey baby. Jangan khawatirkan aku"

"Kita bisa pulang kalau kau mau" rayuku.

"Tak usah. Kau lanjutkan saja makannya" jawabnya.

"Aku bisa membungkusnya. Bisa aku makan setelah aku sampai rumah nanti" kataku.

"Baiklah jika kau memaksa sayang"

"Kalau ada apa-apa, tolong bilang kepadaku Nat. Jangan seperti ini. Kau membuatku cemas"

"Sudah aku bilang aku baik-baik saja!" bentaknya.

Aku kaget dan aku berjalan kearah pintu keluar sambil memasang mimik kecewa.

Nathan POV

Apa yang telah aku lakukan. Patricia kecewa karenaku. Karena kelakuanku yang tidak jelas ini. Bodoh sekali kau Nathan!!!

***

Aku berlari mengejar Patricia yang berjalan semakin jauh. Aku kecewa. Karena perilaku ku ini.

"Tunggu! Maafkan aku. Maafkan aku telah membentakmu. Aku mohon, maafkan aku Pat"

Kata permohonan maafku tidak digubris olehnya. Dia tetap berlalu pergi.

***

Patricia POV

Termenung. Ya, aku termenung karena dibuat olehnya. Perilaku yang dia lakukan tadi tidak wajar. Aku tak menyangka apa yang telah dilakukan tadi. Dia membentakku. Ayahku saja tidak berani membentakku.

Aku menatap keluar jendela dan terus memikirkan kelakuan Nathan yang 'mengerikan' itu.

***

Pagi ini, pagi yang biasa menurutku. Sama seperti hari-hari sebelumnya.

"Pattt... Uh aku sebal sekali" dengan tiba-tiba Amy datang dan mengeluh kepadaku.

"Ada apa denganmu Amy? Ceritalah kepadaku"

"Kau tahu tidak? Dixyfall mengadakan liburan musim panas ke Hawaii"

"Oh my god. Hawaii? Aaa... Aku tidak percayaaa!!!" ucapku dengan nada tidak percaya.

"Iya. Padahal aku kira kita akan ke Bali. Yang menurutku, pemandangan di Bali jauh lebih eksotis daripada Hawaii"

"But, aku lebih suka Hawaii tuh hahaha"

"Kau ini Nona Henderson..." dia mengacak-acak rambutku.

"Hahahahaha. Apa kau tidak suka ke Hawaii? Kalau tidak, kau tidak usah ikut. Nanti aku akan bilang ke Nat..." ups, bodoh sekali aku. Aku keceplosan berbicara.

"A... Apa? Aku tidak mendengarnya" tanya Amy.

Huft... Untung dia tidak mendengarnya. Mengapa aku bisa keceplosan seperti itu?! Aku tidak ingin semua orang tahu dulu tentang hubunganku dengannya. Jangankan orang lain, sahabat-sahabatku pun tidak ingin aku beri tahu dulu.

"Ti... Tidak ehehehe. Nanti aku akan bilang kepada Mr. Willard" ucapku berbohong kepadanya.

***

Nathan POV

Dimana Patricia? Hari ini aku belum melihatnya. Kemana dia? Apa dia tidak mau bertemu denganku karena masalah malam itu? Aku harus menemuinya.

-----------------

Ayo dong vote dan comment. Kritik dan saran kalau bisa hehe. Stay tune part selanjutnya ya hehe.

My Lust ー Taehyung Somi SmutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang