"Kok bisa disini?" Adeeva menggeser tubuhnya agar orang itu bisa duduk di sampingnya.
"Tadi liat lo abis naik Metro, jadi gue ikutin aja lo kemana" Adeeva yang mendengar jawaban laki laki itu tersenyum kecil.
"Dasar ya, tukang ngintilin orang" decak Adeeva sambil tertawa lepas. Vano yang melihat respon Adeeva hanya tersenyum malu sambil memegang punggung lehernya. Yep, Vano adalah orang yang mengikuti Adeeva.
Lalu, mereka terdiam. Adeeva memang tidak terlalu pandai mencari topik bersama orang yang tidak terlalu ia kenal, apalagi seorang laki-laki. Tapi, berbeda dengan Atha. Adeeva adalah orang yang selalu mencari topik agar ia bisa mengobrol dengan Atha.
"Hm, Deev?" panggil Vano, membuat Adeeva menoleh ke arahnya.
"Denger-denger, lo udah di Jepang 10 tahun ya. Jadi ya, mau nemenin gue keliling Tokyo ga?" tanya Vano dengan nada gugup yang terlihat jelas. Tapi, Adeeva tidak menyadarinya.
"Sekarang?"
"Ga, Deev. Nanti pas kakek kakek"
"Ya, dikira besok. Boleh, tapi ga ada yang bakal cemburu kan ya?" Tidak hanya Vano yang terbelalak kaget, Adeeva juga.
Eh bego ngapaiin nanya begituan. Dasar korslet lo Deev.
"Gue tau gue ganteng, tapi sayangnya belom ada cewe yang pas" ujar Vano dengan sifat kegeerannya.
"Kenapa temen temen gue geer semua sih" gerutu Adeeva, "Yaudah, ayo. Lo mau kemana?"
"Terserah lo aja, kan lo tour guide nya" Adeeva hanya memutar matanya sambil terkekeh pelan.
Gadis itu tidak punya sama sekali ide, ingin membawa Vano kemana. Itu sebelum ia melihat sebuah papan iklan yang membuat sebuah tempat terlintas di benaknya. Walaupun melihat tempat itu dapat membuat salah satu rekaman di benaknya di putar, tapi apa salahnya pergi ke tempat itu dengan Vano.
"Lo ga bosen apa tinggal di Jepang 10 tahun gitu?" tanya Vano. Adeeva tahu Vano akan menanyakannya soal kehidupannya di Tokyo. Gadis itu hanya berharap Vano tidak bertanya mengapa dirinya berada di Tokyo selama itu.
"Ga lah. Tokyo itu ya, such a lovely place to live bagi gue" jawab Adeeva seperlunya. Ya, kalian harus super dekat dengan Adeeva jika ingin mendengarnya menjawab panjang lebar. Maybe.
"Kenapa bisa di Tokyo 10 tahun gitu?"
DEG!
Pertanyaan yang Adeeva hindari sejak tadi, muncul seenaknya dari mulut laki laki di sampingnya ini.
"Ya, um ada u-"
You used to call me on my cell phone
Late night when you need my love
Call me on my cell phoneRingtone handphone Adeeva terdengar keras. Cepat cepat ia mengangkat telfon nya yang terus mengeluarkan nada dari lagu "Hotline Bling - Drake"
"Halo?"
"Lo dimana? Kenapa pergi ga bilang-bilang? Terus lo sama siapa?"
"Whoa, santai Tha. Satu, gue lagi di jalan, entah apa ini namanya. Intinya deket Bunkyo, tapi udah arah Tokyo. Du-"
"BUNKYO ITU JAUH BANGET DARI SINI! LO NGAPAIIN ADEEVA?"
Adeeva bersumpah suara Atha dapat di dengar oleh Vano jika ia berteriak seperti itu.
"Santai Atha ih. Gue ke Rikugien Garden. Dua, lo nya aja kemana. Lagian gue kan gapunya kewajiban lapor, emang lo satpam komplek yang harus lapor 7/24. Tiga, gue sama Vano"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Unilateral.
Teen FictionPotensi seorang perempuan dan laki laki yang sudah berteman dari kecil untuk saling mencintai sangat besar. Tapi, apakah mereka berdua dapat mempercayai hati masing masing jika telah jatuh hati dengan sahabatnya itu? Mungkin tidak keduanya, mungkin...