3. Gue pengen jadi Elo

71 7 0
                                    


7.00 SMA Darma Bangsa

"Renaaaaaa..!"
Suara teriakkan Chika pagi itu sangat mengagetkan ku saat tengah asyik membaca buku berjudul paper towns

"Ada apa Chik?" Tanya Rena sesaat kemudian. "Itu lo harus ikut gue sekarang ke depan mading ! Ayok buruan! ". Lenganku langsung Chika tarik dengan cepat.

Di depan mading sudah ramai dengan para siswa lainnya.

"Tuh Ren liat! Gilaaaaaa selamaaat yaaaa my best best best fren gue! Lo pinter banget sih Ren, Lo juara 2 lomba science Biology yang minggu kemaren ! ". Deg . Terkejut sekali batinnya mengingat dia belum belajar sama sekali saat lomba kemarin.

Dibalik kerumunan itu semua ada gadis yang sedang memegang puntung rokok yang terkagum - kagum melihat prestasi yang diraih temannya. Perasaannya sangat sakit sekarang, anatara iri, benci, dan ingin seperti Rena. Mungkin menjadi gadis baik - baik itu rasanya menyenangkan ,batinnya tidak sadar berbicara sendiri.

Malas mendengar teman - teman lainnya membanggakan prestasi Rena, Dian tak tahan dan langsung pergi kali ini dan menemui Ucup. Di best camp mereka, kantin.

"Widiiiiiiihh ada si ayan ! Kemana aja lo dari tadi gue cariin "

"Tadi gue abis liat Ren.." Dian hampir saja keceplosan. "Enggak. Tadi gue abis liat Rendy di kelas sebelah nyontek pr "

"Cieee rajin baanget ciee! Eh betewe yan(Dian) lu dah tau blom si Rena juara science biology ? Gilaaa tuh anak otak nya terbuat dari apa coba pinter batt keknya !"

"Iya udah tau, auu mungkin terbuat dari susunan - susunan gedung material kali mangkenye kuat bgt tuh baca soal begituan. Gak kayak elo cup yang terbuat dari kardus dikolong jembatan . Hahahah." Ia sadar telah mengatakan hal yang sangat ia ingin dapatkan , memiliki otak seperti Rena.

"anjiirr lu yan mending lo bisa kek dia ! " Nada lecehan itulah yang keluar dari mulut Yusuf . Dan langsung menembus menuju dada Dian yang dalam, yang paling dalam.

Disisi lain mereka saling bersenda gurau ria tenggelam dalam euforia anak remaja yang penuh kebebasan. Rena pergi menuju kantin untuk memgantar Chika dan Rena melihat Dian dan semua antek - antek nya.

Kadang terpikirkan oleh Rena bagaimana rasanya menjadi anak remaja yang sesungguhnya. Hidup dalam kebebasan . Hanya itulah pikiran Rena saat ini, ingin menjadi seperti Dian.

"Ehh Rena selamat ya kamu pinter banget serius. Selamat ya Ren selamat!" Suara Alan mengagetkan lamunan Rena.

"Ehh iya makasih ya Lan, kamu juga pinter kok " senyum Rena langsung merekah mendapatkan ucapan selamat dari teman kelas sebelah nya, Alan Wijaya.

"Eh aku duluan ya Lan, itu si Chika udah selesai. Dah "

"Iya Dah " berat hati Alan mengucapkan dah pada my crushes nya. Alan telah lama menyukai gadis berkacamata itu sejak masih SMP namun Alan masih takut untuk menyatakan perasaan nya karena dia takut akan ditolak karena satu hal, Alan juga laki - laki seperti Rena, culun tepatnya.

"Ehh woyyyy guys sini dahh liat nih ada makhluk perpustakaan dateng!"
Suara ucup membuat perhatian seluruh isi kantin dan langsung tertuju pada Alan.

"WAHAHAHA ada apa lo Nerdy dateng ke kantin ? " sahut Dian setelah mendengar suara Ucup.

"Biasa lah paling dia nyari Emaknya yan , si nerdy atu lagi tuh si tompel " balas Vira salah satu bestfren Dian.

"Eh culun awas noh kacamata lo mo jaatoh kegedean sih abisnya ! " suara Terre yang memekikkan keluar.

"HA - HA , HA - HA, HA - HA, anak culun anak culun" sahut David, salah satu geng Dian juga pastinya.

"Eh guys mau kita aapain nih si Nerdy? " Dian angkat bicara selaku ketua geng mereka.

"Yan jan sekarang dah! Ntar aja pulang sekolah kita suruh ajak dia ikut tawuran ntar ama anak SMA Darma Cahya ?!"

Mereka semua pun serempak menjawab "ya setujuuuuuu!!! "
Tanpa rasa bersalah.

Alan yang sejak tadi di-bully tidak dapat berkata apa - apa dan hanya diam saja meskipun dia tau rasanya sakit ya amat sakit dan ingin sekali membalas nya. Itu pula salah satu alasan Alan malas pergi ke kantin. Karena hal ini lah hal yang terus terjadi jika ia berada di kantin. Sangat keji sekali. Batin Alan.

Tanpa mendengar kan perkataan mereka lagi Tompel pun langsung menarik Alan keluar kantin. Mengapa Tompel? Karena hanya Tompel lah satu - satu orang yang mau bertemain dengan Alan. Namun sesaat Ucup langsung mencegat mereka untuk pergi.

"Eiitttzss .. mau kemana lo dua cupu?
Hadapin gua dulu bangsat! "

Next chapter yaa Readers :) :) :)

Jangan lupa Vommemt ^-^

Gak susah kok pencet tabda bintang nya doang ? ^_~ 

The DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang