Biru Langit

36 3 0
                                    

Setingkat lebih dekat di atas awan
Angan yang membunuh jarak.

Andai aku bisa menitipkan,
Kan ku bisik rindu yang sedang imut-imutnya seperti balita yang baru belajar berlari melalui mimpi.

Rindu yang begitu hiperaktif, bergerak tak beraturan.

Ingin tahu rasa pelukmu(lagi) dengan lari menembus jarak dengan kekuatan tingkat tinggi.

Bukan jarak sesungguhnya. Tapi jarak dari hati ke hati.

Andai angin begitu dekat dan mampu bicara.

Kan kusampaikan kecup rindu pada bisik gemerisik hembusannya.

Yang pertama kali menyapa pipimu ketika kau membuka jendela kamarmu.

Bahkan mentari kalah cepat menyentuh wajahmu, melainkan rinduku yang lebih dulu.

Andai jarak dari bumi ke planet hanya sebatas satu senyap. Andai yang mustahil memang. Haaah...

Andai waktu bergulir lebih lambat.
Akan aku sesap sebanyak mungkin aromamu dipertemuan terakhir.

Bukan apa, hanya sakuku untuk menempuh waktu hingga temu berikutnya denganmu.

Kini aku sudah kehabisan sakuku.
Aromamu mulai memudar dan aku butuh yang baru.

Sabar menjadi kata yang agak menyebalkan, tapi aku harus.

Tak mengapa, mengalah aku, mentarimu, dengan mentari yang sebenarnya yang menyapamu lebih dulu.

Tapi tetap, rinduku selalu lebih cepat.

Dengan kecepatan cahaya, merambat dan berakar di hatimu serta hidupmu.
Maaf, lepas dariku tak kan mudah bagimu.

Selamat dini hari, biru langitku.

20 September 2015
Pic by Wino "Langit Manado di ujung Sayap Garuda"
Repost from Instagram.

AksapanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang