Seorang wanita yang berumur 20 tahun sedang berjalan di trotoar dengan tampang cerianya. Dia ingin ke perpustkaan kota. Tentu saja untuk membaca buku. Sesampainya wanita itu di perpustakaan dia langsung memgambil buku yang terdapat di rak dekat pintu masuk.
Dia langsung duduk di tempat duduk yamg disedakan. Dia membuka lembaran pertama. Dia membaca judulnya.
"The Last Princess Power" gumamnya.
'Bukunya nampak tua. Tapi menarik.' ucapnya dalam hati. Dia langsung membaca bukunya.
The Last Princess Power
Seorang putri bernama Calista Kiara Genovia putri dari raja negara Genovia,mempunyai sebuah kekuatan tersembunyi. Ratu yang bernama Dillara Flow Genovia saat itu hamil dan ingin melahirkan tapi,saat itu dia sedamg sakit keras dan Raja yang bernama Roland Oredo Genovia memperintahkan seluruh pengawal keraajaan untuk mencari bunga lavender yang bercahaya terang.
Seluruh pengawal berupaya untuk mencari bunga itu. Bagaimana pun caranya. Salah satu pengawal datang ke hadapan raja untuk memberikan bunga yang sudah ditemukannya. Ya,itulah dia. Itu bunganya. Raja menyuruh salah stu pelayan membawa semangkuk air. Setelah itu dietakkan bunga itu di permukaan air itu dan air itu menjadi warna ungu.
Raja menyuruh Ratu untuk meminum air itu. Selesai minum,Ratu sudah sembuh dari penyakitnya sekarang hanya melahirkan putri mereka. Ratu melahirkan Tuan Putri dengan susah payah. Suara tangisan Tuan Putri bagaikan suara rintik hujan yang mengenai daun. Tapi saat itu pula seorang peramal kerajaan datang dan mengucapkan.
"Raja,tuan putri memiliki kekuatan yang sangat kuat dan dasyat. Kekuatannya dapat menghancurkan sebagian negara. Ramalan mengatakan kalau suatu saat dia akan menghancurkan sebagian seluruh negara. Tapi,bisa ada seorang laki-laki yang terlahir untuk mencegah itu terjadi." ucap peramal itu.
"Apa kekuatannya?" Tanya Raja.
"-"
"Loh kok robek sih? Padahal lagi asik loh." Gumam wanita itu. Dia langsung datang ke penjaga yang menjaga perpustakaan.
"Permisi,aku mau meminjam buku ini!" Ucap wanita itu. Penjaga itu mengangguk lalu memberikan sebuah kartu untuk saat di kembalikan.
"Siapa nama mu?" Tanya penjaga itu.
"Calista Kiara Griffin." Ucap wanita itu.
"Baiklah,ini!" Ucap penjaga itu.
"Terima kasih!" Ucap Calista tersenyum.
"Terima kasih kembali!" Ucap penjaga itu tersenyum lebar melihat senyum Calista.
Dia keluar dari perpustakaan kota. Kebetulan disebelah perpustakaan ada jual kopi.
Dia membeli kopi mocha. Dia pergi dari sana sembari meminum kopinya dan meniliti buku yang dipinjamnya robek. Lalu dia segera pulang ke rumahnya.
Skip
Blam!
Suara pintu tertutup membuat seluruh orang yang dirumah itu terkejut.
"Aku pulang!" Ucap Calista.
Wanita yang kelihatan sedikit tua menghampirinya.
"Calista! Kamu bikin nenekmu dan adikmu kaget lho!" Ucap wanita itu.
"Maafkan aku ibu." Ucap Calista tersenyum pada wanita yang dipanggilnya ibunya.
"Buky apalagi yang kau pinjam?" Tanya ibunya. Calista memberikan buku yang dipinjamnya pada ibunya. Lalu,dia berjalan ke arah dapur sembari meminuk kopinya.
"Itu! Buku itu cukup menarik perhatian mataku,jadi aku meminjamnya!" Ucap Calista dari dapur. Ibu Calista melihat buku itu dengan teliti.
"Ibu?" Panggil Calista yang didepan ibunya.
"O-oh ya ada apa,sayang?" Tanya ibunya.
"Aku ingin makan. Apakah ada cheerios? Aku sangat ingin memakannya." Tanya Calista. Ibunya mengangguk.
"Aku akan memakannya" ucap Calist berjalan ke dapur dan mengambil bungkus cheerios.
Dia mengambil susu di kulkas dan 2 buah stroberi. Kedua buah stroberinya dipotong menjadi 4. Cheerios dituangkannya di mangkuk yang disediakannya lalu susunya dituangkan dan buahny diletakkan asal. Dia menambil sendok dan memakan cheerios buatannya. Sebagai minuman susu adalah kesukaannya.
Saat dia sedang enaknya melahap, adiknya yang berumur 15 tahun mendatanginya.
"Kak,bagi dong! Aku juga mau!" Ucap adiknya. Calista tersenyum dan memberikan satu potong buah stroberi.
"Nih! Kalau cheeriosnya kakak ngak mau!" Ucap Calista tersenyum jahil.
"Kak Calista Kiara Griffin!"ucap adiknya marah.
"Iya,Tiara Flora Griffin?" Jawab Calista lalu tertawa melihat adiknya marah. Adiknya yang bernama Tiara langsung memukul Calista. Calista tertawa dan mengucapkan kata ampun berkali-kali. Disaat bersamaan Calista tertawa hujan datang dengan gerimis.
"Loh kok gerimis? Padahal,Tiara mau pergi dengan teman-teman Tiara." Ucap Tiara berhenti memukul Calista. Calista juga tawanya reda. Yang tadinya hujan pun sudah cerah kebali.
"Tuh cerah balik. Yaudah,sana pergi." Ucap Calista meletakkan mangkuknya di wastafel.
"Ya,bilang pada ibua Tiara pergi kak. Ibu ada di kamarnya sambil ngelamun tapi Tiara ngak tau Ibu ngelamunin apa." Ucap Tiara mengambil jaket dan sepatu yang tertera di dekat pintu belakang.
"Okay!" Seru Calista. Dia langsung ke kamar ibunya dan membukanya.
"Ibu?" Panggilnya. Dia melihat buku yang dipinjamnya tergeletak di lantai.
"Ibu?" Panggilnya lebih keras. Dia melihat jendela balkon ibunya terbuka. Dia berlari mendekati balkon dan terdapat sejerat tali yng menyentuh tanah.
"IBU?!" Panggilnya lalu dia menutup mulutnya. Air mata keluar dengan deras. Begitu pula tiba-tiba kota diguyur dengan hujan lebat.
"IBU?!" Teriaknya lagi-lagi. Di terduduk di balkon. Air matanya mengguyur deras. Bukunya ia jatuhkan sehingga buku itu terbuka sendiri dan menampakan sebuah foto dengan 2 orang bayi disitu. Yang satu matanya terbuka dan satunya lagi terpejam.

Calista menatap foto itu. Dibuku itu tertulis Prince Eric and Princess Calista.
Dia menduga bahwa bayi yang membuka matanya adalah Prince Eric dan yang tertutup Princess Calista. Dia melihat ke arah bayi ata terpejam.
'Cantik sekali' Hati Calista mulai berucap. Yah,dia menganggap Princess Calista itu cantik sekali. Tanpa disadirinya didepannya sebuah percik cahaya mendekatinya dan dia menatap cahaya itu dengan kaget. Tapi,semua terlanjur dia menghilang secara tiba-tiba dengan buku dan foto itu.
***
Sorry for typo!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Princess
FantasyLangit berwarna ungu. Petir menyambar kemana-mana. Suaranya yang memekakkan telinga membuat bayi kaget dan menangis tapi,satu bayi yang tidak menangis. Dan dia terdapat di bawah pohon. Tangisannya bagaikan mengalahkan seluruh suara yang di dunia ini...