Airen dan Calista berlari terus menerus. Melewati hutan yang sangat lebat. Mereka akan menuju ke barat dimana Eric tingggal.
Mereka berlari sampai pegangan Airen dan Calista lepas. Calista membungkuk dan memegang lututnya merasa lelah. Airen menoleh ke Calista.
"Ayo! Aku tidak mau kita tertangkap oleh pengawal itu." Ucap Airen mengulurkan tangan. Calista yang masih mengatur nafasnya,mengambil nafas dalam-dalam lalu menggengam tangan Airen dan mereka berlari.
"Sebaiknya kita sembunyi dulu deh!" Ucap Airen. Calista mengangguk dia menunjukkan sebuah pohon yang terdapat lubang besar. Cukup untuk dua orang.
Mereka berjalan kesana. Dan masuk ke dalam lobang itu.
Drap Drap
Langkah kaki kuda mendekati pohon itu membuat detakan jantung Airen dan Calista berdetak lebih cepat.
"Aku takut." Bisik Airen pada Calista. Calista memeluk Airen. Lalu mengusap punggung Airen yang bergetar.
"Everyting gonna be alright." Bisik Calista. Airen melepaskan pelukan Calista.
Lalu mengintip keluar sedikit. Airen terkejut karena dirinya ditarik paksa.
"Calista!!! Tolong aku!" Seru Airen. Calista yang mendengar seruan itu langsung keluar dihadapannya terdapat kedua tangan Airen di pegang oleh dua laki-laki yang kembar.
Calista menatap kedua laki-laki itu dan..
"Roland? Ronald?" Calista menatap kedua laki-laki itu.
"Wah! Calista! Kita kok bisa ketemuan ya?" Ucap salah satu laki-laki itu.
"Entahlah,Roland." Ucap Calista. Laki-laki yang bernama Roland itu hanya tersenyum.
"Eum,perempuan ini siapamu,Calista?" Tanya laki-laki satu lagi yang pasti namanya adalah Ronald.
"Oh,dia temanku." Ucap Calista lalu berjalan ke arah Airen.
"Airen ini Ronald yang menanyakan siapa kamu,dan yang satu lagi Roland. Tuaan Roland sih." Ucap Calista. Airen menghembuskan nafasnya perlahan.
"Hai,aku Airen Laurena." Ucap Airen tersenyum manis.
Ronald yang melihat Airen menatap Airen kagum. Roland hanya tersenyum tipis.
"Kalian mau kemana?" Tanya Roland. Calista tersenyum menatap Roland dia menunjukan ke arah kerajaan dan sebuah desa di tebing paling ujung.
"Kami bisa sampai disini sampainya di kerajaan itu. Jadi mungkin kami bisa mengantarkan kalian kesana." Ucap Roland menatap Airen sambil tersenyum. Airen membalas senyum Roland dan menatap Roland kagum. Ronald yang melihat Airen seperti itu menunduk.
Calista yang melihat mereka menggeleng kepala pelan dan terkekeh pelan
'Cinta segitiga' ucapnya dalam hati.
Calista yang terkekeh tadinya langsung memasang wajah kusut.
"Kenapa wajah kamu?" Tanya Ronald.
"Bukuku tinggal!" Ucapnya lalu terduduk di tanah.
"Dimana?" Tanya Ronald.
***
Xiena memperhatikan dengan teliti buku yang terdapat di tempat tidurnya.
'Ini pasti bukunya Calista,kusimpan saja bukunya' ucap Xiena dalam hati. Dia mengambil buku itu dan meletakkan di sebuah karung dekat lemari.
***
"Huaaa,bukuku ketinggalan." Rengek Calista. Calista yang duduk ditanah menendangkan kakinya terus menerus.
Roland dan Airen terus menerus membujuk Calista untuk diam. Hujan sudah turun dengan lumayan deras. Mereka basah kuyup,mungkin sangat basah. Gaun Calista yang berwarna putih bersih menjadi kotor kena tanah dicampur gaunnya basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Princess
FantasyLangit berwarna ungu. Petir menyambar kemana-mana. Suaranya yang memekakkan telinga membuat bayi kaget dan menangis tapi,satu bayi yang tidak menangis. Dan dia terdapat di bawah pohon. Tangisannya bagaikan mengalahkan seluruh suara yang di dunia ini...