Chapter 4

153 11 0
                                    

.

.

Reader POV

Kelas ramai oleh kebisingan percakapan penghuninya. Mata pelajaran matematika dibebaskan karena ada rapat guru menjelang persiapan ujian akhir semester 1. Aku meregangkan badanku dan menempelkan pipi diatas meja yang dingin. Bosan...... Itu yang kurasakan. Tidak ada yang menghampiriku untuk sekedar mengobrol. Aku tidak punya teman di kelas ini. Andai saja Kuroko sekelas denganku. Mungkin setiap hari akan jadi hari yang menyenangkan.

Kulirik meja di sebelahku. Kise tidak ada di kelas. Tapi tasnya masih tergantung di samping meja. Mungkinkah dia sedang berada di tempat lain? Jam pelajaran bebas seperti ini dia berada dimana? Aku mengingat kembali pertanyaan yang dia ajukan tadi. Aku menghela nafas. Bagaimana aku bisa menjawabnya nanti bila dia bertanya lagi.

Kebingungan itu tidak hanya tertaut pada Kise saja. Orang gila itu.. Ya dia, dengan seenaknya saja menantangku kembali. Kali ini bukan dengan adu kemampuan fisik, namun kemampuan otak. Aku menyesali kenapa aku harus menghiraukan orang itu. Kenapa tidak aku hajar saja dia dan melemparnya jauh dari kehidupank. Tapi rupanya... hati ini berkata lain saat melihat dia. Seolah ketakutan yang selalu terprogram kembali terulang bila bertatap muka dengannya.

Aku beranjak menuju ke kantin sekolah yang lumayan agak jauh dari kelasku. Beberapa kelas kulihat juga rupanya tidak ada guru yang mengajar. Aku berharap bisa mendapatkan makan siang di kantin sebelum habis diserbu siswa lain. Aku melewati koridor kelas yang penuh dengan siswa yang nampak sibuk dengan dunianya sendiri. Nampak wajah keceriaan tersirat ketika mereka bercakap dengan teman- temannya. Ngomong- ngomong soal teman, aku jadi teringat Kuroko kembali. Aku melirik ke dalam kelas 2D dari balik jendela. Dia tidak ada disana. Aku tidak tahu apakah dia tidak ada, atau ada tapi tidak terlihat. Bingung memikirkan kemungkinan itu, aku melanjutkan langkahku.

Saat aku turun dari tangga lantai 2 menuju ke gedung sebelah tempat kantin berada, kulihat dari kejauhan tampak kumpulan rambut penuh warna. Mereka duduk di bawah pohon sakura di halaman sekolah. Kelihatan seperti sedang piknik... atau... ....belajar? Mereka memegang buku dan alat tulis. Mereka menggelar tikar dibawah pohon, entah bermaksud hanami atau mengerjakan hal lain. 2 orang yang nampaknya kukenal juga disana. Kise dan Kuroko. Entah bagaimana, langkahku memutar menuju kearah mereka. Pandangan mereka seketika tertuju ke arahku. Aku berlari kecil mendekati Kise dan Kuroko duduk.

"Ku..Kuroko-kun, Kise-kun, kalian sedang apa disini?"

"ah, [Name]-san, kami sedang belajar untuk ujian akhir semester 1 nanti " jawab Kuroko datar.

"Hah? Bukannya ujiannya masih sebulan lagi? Sekarang jam pelajaran bebas tapi kenapa kalian belajar sekarang?"

"[Name]cchii, kemari. Duduklah disini " Kise menunjuk kearah sampingnya. Aku menunduk malu dan beranjak duduk di sampingnya. " Kami belajar karena Akashicchi yang menyuruh kami belajar"

Heee? Orang gila itu selain bossy juga mengurusi masalah akademik orang lain? Dia tidak punya kerjaankah? Seperti seorang ibu saja yang mengkhawatirkan masa depan anaknya.

"Memangnya tidak bisa belajar saat pulang sekolah?"

"Tidak bisa!"

Seseorang menjawab pertanyaanku dengan nada yang tegas. Seseorang dengan rambut hijau daun yang aku ingat namanya....

"Midori...? Ano...."

"Namaku Midorima! Midorima Shintarou. Ingat itu nona"

Aku kaget oleh penegasan namanya. Kulihat dengan seksama. Dari cara bicaranya, kacamata, dan kesan sedikit coolnya, nampak terkesan anak yang pintar.

Perfection YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang