3

1.2K 66 10
                                    

Aku menelan ludah, pikiranku sudah mulai lari kemana-mana dengan kalimat pendeknya itu. Dia mulai berjalan perlahan-lahan, setiap langkah kakinya membuatku mati rasa. Apa yang akan dia lakukan padaku?

"Kim Jiwon.." Dia membungkukkan tubuh tingginya.

"Menikahlah denganku." Sehun mengejutkanku dengan sebuah kotak kecil berisi cincin berwarna perak dengan bongkahan permata kecil diatasnya. Nampak cahaya kebiruan memancarkan sinar dari cincin itu.

Aku hanya bisa memandangi Sehun dengan seribu pertanyaan di ujung lidahku.

"Ini..ini semua tidak masuk akal!" Aku mengkucek-kucek mataku, ini memang bukan mimpi..

"Cinta memang tidak masuk akal kan?" Tanggapnya dengan sebuah senyum tipis terpampang di wajahnya yang bersinar. Oh ya tentu saja Oh Sehun, cinta memang kadang tidak masuk akal.

Otakku masih dalam proses untuk memikirkan semua ketidakjelasan ini. I am speechless.

Melihatku hanya duduk terdiam, Sehun tiba-tiba mengecup pelan bibirku, membuat kedua pipiku merah membara.

"Kumohon?" Tanya Sehun menghayati. Ekspresi wajahnya seperti anak kecil yang meminta permen kesukaannya. Dan aku diibaratkan orang dewasa yang hanya bisa menuruti apapun permintaan anak kecil itu. Bukan karena aku tidak bisa menolaknya, tapi karena aku tidak mau.

Dengan nafas panjang, aku menganggukan kepalaku, menandakan persetujuanku. Semoga aku telah melakukan hal yang benar..

Tumbuh sebuah senyum besar di wajah Sehun, senyum yang terlihat seperti dia baru saja menerima sebuah dunia. Senyum yang sangat indah.

Setelah kupikirkan.. Aku tidak keberatan melihat senyum ini setiap hari.

"Terima kasih!" Sehun memelukku dengan erat. Aku mengambil waktu sejenak merasakan kehangatan pelukannya itu, tubuhnya cukup besar untuk membungkus 165cm diriku!

Tidak lama kemudian, Sehun melepaskan diri dan berjalan ke mejanya. Entah kenapa, aku ingin pelukannya berlangsung lebih lama..

Sehun berbalik kembali dan memberiku sebuah kunci, "Itu adalah kunci apartemen kita. Pergilah sekarang, aku akan menyusul nanti."





KITA?!

KITAAAAAA???!!!

Apa aku tidak salah dengar? 'KITA'?

Aku akan tinggal dengannya?!

"Kita.." Ucapku pelan dengan wajah yang bisa menampilkan jelas bahwa aku sedang berada diatas awan.

"Ya, kamu, aku, di satu ruangan. Hanya kita. Cuma kita." Ujar Sehun.

Ya Tuhan aku pasti bermimpi sekarang.

"Kalau begitu...apa aku akan pergi sekarang, Sehun-ssi?" Sehun mendadak mengangkat kedua tangannya seperti menyuruhku berhenti.

"Tunggu, tunggu; kita bisa dibilang sebagai 'suami istri' sekarang, jatuhkan saja formalitasnya." Ucapnya sambil menggelengkan kepala.

"Baiklah..Sehun-ah..?" Pipiku kembali memerah karena hal yang sesimpel itu. Cepat-cepat aku menutupi kedua pipiku itu tapi Sehun sudah terlanjur melihatnya lebih dulu.

"Kamu terlalu kaku, Jiwonnie!" Kekehnya pelan. Semakin malu, aku menepuk-nepuk pelan pipiku, berdoa warna merah menyala ini cepat pudar.

Sehun mengangkat tangan kanannya dan menaruhnya menutupi matanya, kemudian dia menghela nafas dan terlihat menelan ludahnya. Adam's apple-nya bergerak seiring helaan nafasnya..

"Ada apa denganmu?" Tanyaku heran.



"Imut..." Jawabnya singkat.









"Eh?"

"Kau terlalu imut!!! Berhenti berakting imut begitu! Kau..menyiksaku.." Sehun masih terus menutupi matanya, tapi aku dapat melihat dengan jelas kedua pipinya yang berubah menjadi sama denganku. Aku pun spontan tertawa lepas melihatnya malu-malu.

In the end we both laughed and got shy over little things, which were really cute.

"Sampai jumpa nanti, Jiwonnie."

"Aku akan menunggumu, Sehun-ah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arrogant (osh ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang