Please - 3

31 4 2
                                    

Untuk kesekian kalinya,Rama melihat kearah jam tangan. Pasalnya,Tiara belum datang kesekolah.

Jam sudah menunjukan pukul 06:30 Jam yang terlalu siang bagi seorang Tiara yang biasanya datang sebelum jam itu.

"Tir,lo dimana sih?" Rama menggerutu karena Tiara tetap tidak muncul.

Rama diliputi rasa bersalah yang besar,mengapa ia kemarin membiarkan Tiara pergi begitu saja? Rama membulatkan tekad bahwa sehabisnya pulang sekolah,Rama akan menuju rumah Tiara. Memastikan sahabatnya itu baik-baik saja.

------

Jam istirahat telah tiba. Rama segera keluar kelasnya untuk memastikan bahwa Tiara bersekolah hari ini.

"Ram,mau kemana lo?" Angga menepuk pundak Rama "Mau liat Tiara sekolah apa kagak,gue duluan ya,Ga." Rama mengakhiri percakapan mereka dengan menepuk pundak Angga yang di balas jempol saja oleh Angga.

Rama menambah kecepatan larinya,sampailah ia di kantin. Rama menyapu pandangan untuk mencari Tiara dan dapat. Disana,Tiara sedang memakan somay dengan Diana teman sekelasnya.

Tidak perlu waktu lama,Rama menghampiri Tiara "Hallo Diana." Rama menyapa Diana dengan genit yang dibalas gelengan kepala oleh Diana dan Tiara memutar bola matanya malas.

"Mau ngapain lo?" Tiara mengaduk jus jeruknya malas. "Hehehehe" Rama menggaruk tengkuknya "Gue perlu ngomong sama lo,Tir"

"Ya itu udah ngomong,ngomong aja kali." Sumpah,Tiara mati-matian menahan senyumnya. Diana yang tak biasanya melihat sepasang sahabat ini tidak akur hanya diam "Yaudah iya iya,gue mau minta maaf Tir." Rama memegang tangan Tiara yang sedang berada diatas meja kantin. "gue kerjain lo Ram! enak aja kemaren nurunin gue. mana gak di susul lagi. ngeselin!" Dalam hati Tiara bersorak riuh karena seorang Rama mau meminta maaf padanya.

"Kalian berdua kenapa sih?" Diana angkat bicara "Auah,gue gak tau." Tiara memilih untuk beranjak dari tempatnya yang langsung ditahan oleh Rama.

"Please Tiara,gue gak mau kita marahan kaya gini." Rama menggenggam tangan Tiara. Tiara hanya memalingkan wajahnya,ia tidak bisa berlama-lama marah kepada Rama.

"Tir,udah dong. Kalian sahabatan udah lama tahu." Diana memberikan nasihatnya kepada Tiara. "Tuh dengerin temen lo Tir." Rama angkat bicara menyetujui perkataan Diana.

"itumah mau lo!" Tiara menghempaskan tangan Rama dengan keras dan berlari ketempat biasanya Tiara berada. taman belakang.

Setelah Tiara rasa Rama tidak mengikutinya lagi,Tiara membuka note kecil yang selalu ia bawa. pemberian Rama dan Galih setahun lalu.

Dear Galih..

Gal,gue kangen. Biasanya kalo gue lagi pura-pura marah atau marahan sama Rama lo selalu ada buat gue. Galih,lo seneng gak disana? kesepian gak? Mau gak gue susulin?

Gue kangen lo,Gal

Dari Tiara

Tiara menyobekan note itu dan membentuknya seperti perahu kertas kecil. ia lepaskan perahu itu di sungai kecil yang berada di halaman belakang sekolahnya ini.

"Semoga perahu itu bisa nyampein sayang gue ke lo ya,Gal." Tiara menghela nafasnya. Rasa sesak menyelimuti hati Tiara

-------

Kali ini Tiara pulang dijemput oleh supir ayahnya Pak Jono. Tiara memutar bola matanya malas,karena dilihatnya Rama sedang menggoda beberapa siswi. Merasa ada yang memperhatikan,Rama menemukan Tiara yang cepat-cepat memalingkan wajahnya.

Rama bergegas untuk menghampiri sahabatnya itu.

"Hallo tuan putri,pulang bareng?" Rama duduk diatas motornya,memperhatikan Tiara yang tak kunjung menjawab.

"Males banget,nanti gue diturunin lagi." Jawaban Tiara sungguh membuat Rama sebal,siapa suruh minta turun?

"Ya kenapa kemaren minta turun?" Rama mengajukan pertanyaan pada Tiara yang dibalas kekehan miris "Ya harusnya lo cegahlah,inget ya cewek gak pernah salah." Tiara menghentakan kakinya dan memasuki mobil karena pak Jono telah tiba.

"Karena cewek gak pernah salah,ia iaa gue yang salah Tiara,pinter!" Rama mencibir Tiara dan berlalu meninggalkan tempat itu.

Dalam mobil,Tiara mengatakan sumpah serapah untuk Rama,bagaimana mungkin sahabatnya itu mengajukan pertanyaan yang membuat Tiara mati kutu?

-----------

Tiara berbaring diatas kasurnya,memandang langit-langit kamarnya dengan kosong. Biasanya,Rama selalu tiba-tiba berada dibalkon kamar Tiara. Meski balkon kami bersebrangan bukan berdempetan.

Ketika Tiara ingin menutupkan matanya. seseorang memencet bel rumahnya. Dengan malas,Tiara menuruni anak tangga dan membuka pintu.

Mata Tiara terbelalak. Dilihatnya Rama dengan wajah lebam kini terkulai lemas tak berdaya di pundak Tiara. "ini orang, jatoh bilang-bilang dulu kek." Tiara menuntun tubuh atlestis Rama kekursi ruang keluarga.

"Bi Ijah,cepet ambilin air es,handuk kecil,sama kotak p3k dong bi!" Tak lama kemudian bi Ijah menghampiri Tiara dengan membawa semua yang dibutuhkan Tiara.

"Makasih bi" Tiara segera membuka seragam Rama dan hanya menyisakan kaos hitam polos yang mencetak tubuh Rama.

"Jangan bangun aja lo,bagus Ram! keliatan gantengnya." Tiara terkekeh pelan.

setelah selesai mengobati Rama,Tiara bergegas untuk solat terlebih dahulu,selagi menunggu Rama sadar. karena Adzan telah berkumandang.

20 menit kemudian,Tiara datang dengan membawa semangkuk bubur ayam yang bi Ijah buat ketika Tiara sedang shalat.

Dilihatnya Rama sedang meringis,menyentuh lebamnya.
Rama tersenyum kearah Tiara "Makasih." Tapi perkataan itu tidak diindahkan oleh Tiara.

"Sekarang,cewe mana lagi yang lo kecengin sampe berujung kaya gini?"

-----------

Aku harap kalian seneng ya sama cerita aku

vote + komentar?

Love from me guys

PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang