Please - 6

22 3 1
                                    


Raisa memutar knop pintu kamar Rama dan memperhatikan sekeliling kamar Rama Tumben ada dirumah pikirnya. "Ram!" Raisa menyembulkan kepalanya dipintu

Pandangan Rama tidak lepas dari laptopnya "Hmm" pertanyaan Raisa hanya dijawab deheman "Makan!" Rama menyeritkan alisnya "Disuruh makan malem sama Mama!" Raisa jengkel kepada adiknya yang menurutnya sedikit membangkang dan lemot.

"Mager" Jawab Rama seraya menyibakan selimutnya dan beranjak ke balkon kamar. "Ambilin dong kak,sekalian Rama mau cerita" Ucapnya seraya memperhatikan Raisa yang mulai kesal padanya "Ngeselin banget si jadi adek!" Raisa menutup pintu kamar Rama dan beranjak pergi kelantai dasar.

"Ada apaan sih dilangit?" Ucap Raisa seraya membawa makan malam Rama kebalkon kamarnya. "Nih!" Raisa menyerahkan makan malam itu pada Rama "Thanks Kak Yaya!" Ucapnya seraya tersenyum "Mau cerita apasi emangnya,Ram?" Raisa duduk bersila dihadapan Rama yang sedang menyantap makan malamnya.

"Nanti elah,makan dulu nih gue kak" Rama sibuk mengunyah makanannya. Raisa memutuskan untuk membawa macbook Rama yang ada dalam kamarnya "Numpang buka twitter" Ucap Raisa sebelum Rama mengoceh "Hmm" Rama berdehem pertanda memperbolehkan.

"Euuuu," Rama bersendawa "Kenyang juga" Rama menepuk perutnya "Jorok lo jadi adek!" Raisa menjitak kepala Rama.

Rama menggaruk tengkuknya yang tak gatal,pasalnya ia tak yakin prihal apa yang akan ia tanyakan pada kakak perempuannya "Kak?" Raisa menoleh "Ya?" dan kembali fokus pada laptopnya. "Mens pertama itu emang sakit ya?" Rama berujar dengan pelan "Hah?!!" Raisa seketika menjauhkan laptopnya dan fokus pada adik lelakinya ini "Maksud lo? Jangan-jangan?!!" Raisa menyipitkan matanya dan menujuk-nunjuk Rama dengan jari telunjuknya "Apaan sih kak otaknya,gue serius juga" Rama bersidekap dada

Raisa bersandar pada kursi "Ya,tergantung!" Pernyataan Raisa membuat Rama menyerit bingung "Maksudnya?" Raisa bingung akan menjelaskan seperti apa pada adik lelakinya "Biasanya sih sakit" Lanjutnya. Rama hanya membentuk mulutnya seperti berkata "Ooo"

"Emang kenapa sih?" tanya Raisa bingung "Emh--enggak, soalnya setiap eh engga setiap juga sih cuma kalo hari pertama Tiara pasti nangis" Rama menunjukan cengiran kudanya. "Yakin gara-gara itu doang?" Raisa bersidekap dada "Em---sama batal puasa sih kata dia" Rama mengingat alasan lain dari Tiara menangis.

"Ya,bisa aja dia kesel gara-gara itukan?" Raisa mengajukan pertanyaan dan Rama hanya mengangkat kedua bahunya.

"Tadi,gara-gara panik gue ngajakin dia ke minimarket buat beli pembalut" Ucap Rama pada Raisa "So sweet banget si adek gue,pacar gue boro-boro gitu Ram! yang ada kalo gue pms dia males deket gue katanya takut kena amuk" Ucap Raisa menggebu-gebu "Curhat mba?" Rama terkekeh dan dihadiahi jitakan dikepalanya "Tapi,gara-gara gue gak tahu pembalut bentuknya kaya apa,jadi gue ambil yang gede aja di barisan itu yang ada gambar bayi lagi ngerangkak sama ada gambar tom and jerry nya juga,soalnya Tiara suka." Raisa mulai menyeritkan alisnya tapi,diurungkan pertanyaan yang akan ia ajukan "Tapi,pas gue kedalem mobil. Tiara malah marahin gue katanya itu bukan pembalut. tapi buat anak bayi gitu" Pernyataan itu sukses membuat Raisa tertawa meledak "Itumah popok,astaga malu-maluin banget sih" Raisa memegang perutnya yang terasa cape karena banyak tertawa.

"Diem kenapa sih kak" Rama memalingkan wajahnya dari Raisa. "Sono pergi udah malem" Rama berniat mengusir Raisa dengan halus.

"Ngusir nih ceritanya?" Raisa menyipitkan mata "Oke Fine!" Riasa beranjak dari duduknya "Rama,tahan kek kakaknya!" Raisa menghentakkan kakinya saat rama malah terkekeh karena ulah manja pada adik lelakinya itu "Ya bodo amat,sana mau nelpon bebep nih" Rama mendorong pelan tubuh Raisa "Tau pintu keluarkan Kak?" Rama mengangkat-ngangkat kedua alisnya "Nyebelin lo! awas aja " Raisa menutup pintu kamar Rama "Night adek kecil" Katanya dan langsung menuju kamar Nabila untuk memastikan adik bungsunya sudah tidur.

-----------------------

"Tiara bangun!" Gedoran pintu yang tiap gedorannya semakin keras itu memekik telinga Tiara.

"Ia Mama,sebentar lagi." Tiara kembali mencari posisi nyamannya. Menyumpal kedua telinganya dengan bantal dan kembali tidur. Padahal jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh.

"Tiara!!Bangun kamu!" Belum sempat Tiara memejamkan mata selama 2 menit. Mamanya sudah kembali membangunkan Tiara. Tiara yang malang.

"Asstagfirullah,ia mamaa ia. aku bangun" Tiara segera beranjak dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi yang ada pada kamarnya.

"Yaudah cepetan dong Tir ! 15 menit udah sampe bawah kalo enggak,si Jojo kamu mama sita," Tiara memperingatkan anak pertamanya. "Tapi--" Belum sempat Tiara membalas perkataan mamanya "Cepet atau mama tambah sama uang kamu mama sita juga." Sinta berlalu dan membiarkan anaknya.

Tidak ada pilihan lain,Tiara harus mandi secepat kilat. Kalau tidak. Perkataan mamanya memang selalu berbahaya.

Nyokap gue mah gitu orangnya,mentang-mentang namanya Sinta semuanya aja disita. nyebelin.

====

"Pagi tante Sinta"

Sayup-sayup terdengar oleh telinga Tiara bahwa Rama tengah menyapa ibunya. "Pagi Ram" Sinta tersenyum hangat pada Rama "Ini tan,dapet titipan dari mama. Kemaren papa dateng dari rumah eyang di Jogja." Katanya seraya menyerahkan bingkisan yang membuat Sinta menghentikan pekerjaannya,menyiram bunga.

"Makasih loh Ram,bilangin sama mama kamu ya. Jadi ngerepotin"

"Enggak kok tan,loh Tiara belum turun,tan?"

"Biasa,anak gadis tante males banget buat bangun pagi,Ram. Gatau deh dia udah selesai mandi apa belum"

Tiara datang dengan tampang datar,pasalnya yang mereka gosipkan sedang berada dibelakang mereka "Ekhem" Tiara berdehem dengan keras yang dibuat-buat.

"Eh,selamat pagi tetangga!" Rama menyapa dengan semangat "Pagi juga tetangga" Tiara menjawab dengan tak kalah antusias dan mereka berhigh five dan tertawa bersama. Sinta yang melihat itu merasa hatinya menghangat.

"Berangkat sekarang?" Ucap Rama seraya duduk diatas moge nya. "Ia,tapi gak nebeng dulu deh,nyonya Sinta mau sita si Jojo sih,tapi tenang seorang Tiara tidak akan membiarkan Jo--" Ucapan Tiara dipotong "Tiara mama--" cepat-cepat Tiara memeluk Sinta "Uuu Mama sayang,boongan elah,lagian Tiara juga kangen Jojo sih,Tiara berangkat ya mam"

"Saya juga ya,tan"

Rama dan Tiara pergi dengan kendaraan masing-masing Rama dengan si jupe dan Tiara dengan Si jojo.

"Hati-hati dijalan" Sinta melambaikan tangannya. Disebrang sana Rara---ibu Rama tersenyum hangat.

PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang