Prolog

150 20 14
                                    

Hai teman!

satu kalimat itu yang pasti akan meluncur dari bibirku saat aku bertemu denganmu.

Tidak, mungkin lebih spesifiknya, berani menyapamu duluan saat kita bertemu.

Ya, menyapamu dengan lisan, bukan hanya dengan senyum yang mengembang.

Dan kau akan menjawabnya dengan kalimat yang sama.

Mungkin karena kau memang setuju tentang statusku itu.


TEMAN


Ya, teman.

Mungkin jika kau berbaik hati kau akan menambahkan kata dekat setelah kata ' teman ' itu . Karena kita termasuk sering mengobrol tentang hal yang sama - sama kita sukai. Tapi aku tau, aku tak bisa dikategorikan sebagai sahabatmu. Ya, setidaknya setingkat lebih tinggi dari " teman sekelas " , ya kan? Aku sadar itu.

Kau masih ingat aku?

Itu pasti.


Padahal pertanyaan itu untukmu, namun hatiku yang menjawabnya. Ya, entah kenapa aku yakin kau masih mengingatku, setelah tahun tahun berikutnya yang akan terus berlalu. Kau tipe orang baik. Aku sangat tau soal itu.

Kau masih ingat aku yang selalu dikatakan ratu paling ramah sejagat kan? teman - teman sekelas kita memang sangat berlebihan dulu. padahal mereka awalnya menganggapku jutek dan jahat hanya karna wajahku yang katanya rada galak ini.

Masih ingat aku yang selalu mengucapkan selamat pagi kan? Yang awalnya teman - teman kita bilang aku seperti mbak - mbak penjaga supermarket. Tapi, masihkah kau ingat? mereka bahkan mengatakan hal yang sama sebulan kemudian.

apa kabar? pasti baik - baik saja kan?

Pasti. terakhir aku melihatmu, bahkan waktu itu tangan mu masih menggenggam erat tangan gadis manis nan cantik itu, oh ralat gadis sempurna itu, ya kan?

Ha ha ha. Bahkan aku masih ingat cara gadis itu tersenyum padaku, begitu tulus.

Kau pasti tetap bersamanya kan? Dia bahkan sangat serasi untukmu. Baik dan baik. Indah dan indah. Cinta dan cinta.
Ya kan?

waktu itu aku menguatkan diri untuk berhenti mengharapkanmu dan pergi menjauh. walau aku tak siap untuk merindu, tak apa asal kau bahagia.

Kau tau betapa menyebalkannya dirimu?

Bahkan kau mudah tertipu oleh topengku.

Bakan kau mudah tertipu bahwa aku bahagia melihatnya bahagia bersamamu

Bahkan kau mudah tertipu akan elakan basiku tentang " aku baik - baik saja"

Bahkan kau tidak pernah peka, bahwa aku menyukaimu.

Oh, sudahlah. Ini pasti akan cepat berlalu. Meski hatiku bilang semua ini tak kan berhasil, tapi aku akan tetap melupakanmu.

Menjadikan mu kenangan masa lalu.

aku harap setelah perpisahan ini, kita tak akan bertemu. Namun, jika Tuhan memaksa, tak apa. Yang penting aku harus sudah menghilangkan rasa bodoh ini padamu.

Dariku, Dara

Orang yang akan segera berhenti dan melupakanmu.

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang