" Ya Tuhan!! Milla! Udah deh. Gue nggak bohong! Gue udah kembaliin jaketnya lewat Bang Reno!" Seruan Dara menggema di kelasnya.
Hari ini Selasa, dan kebetulan Dara dan Milla kebagian jatah piket. Sejak baru datang, Milla sudah menanyakan perihal jaket Kak
Elang.Gerutuan Milla tentang kenapa Dara mengembalikan jaket Elang lewat Abangnya, membuat Dara sangat kesal.
Kata Milla, seharusnya Dara mengembalikan sendiri ke kelas buaya amfibi itu dan mengajak Milla bersamanya. Kesempatan bisa ketemu Kak Elang katanya.
Ini hari Selasa, jam pertama adalah matematika. Sekarang ditambah Milla yang cari gara - gara. Tambah hancurlah mood Dara hari ini.
" Pagi - Pagi gini, kelas udah dipenuhi aura - aura negatif " sindir Dendi yang sukses mendapatkan tatapan membunuh dari Dara.
" Ampuni hamba. Gile, biasa aja kali liat gue!" Dendi nampaknya menyesali perbuatannya.
Teman sekelas mereka hanya bisa geleng - geleng kepala. Mereka lebih memilih diam daripada menegur Dara yang sepagi ini sudah memasang tampang nyeremin khas nenek lampir.Dendi memang sudah gila. Memancing amarah Dara.
Emang sih, Dara kalo marah nggak ngamuk ataupun ngeluarin suara yang punya kemampuan menulikan indra pendengaran. Tapi, tatapan dan aura nya itu lho.
Menakutkan dan mengintimidasi. Dari radius beberapa langkahpun, kita rasanya udah gimana gitu kalo deket sama Dara yang lagi marah.
Selesai menuntaskan tugas piketnya, Dara langsung duduk di bangku dan mengeluarkan buku sejarahnya.
Milla mendekat dan duduk dibangkunya, di depan Dara.
" Dara , gue mau .. " omongan Milla terpotong oleh interupsi dari Dara.
" Sekali lagi lo bahas Kak Elang, gue aduin lo sama Raka!" kata Dara tanpa mengalihkan pandangannya dari buku Sejarah kesayangannya.
"Dara mah mainnya gitu. Orang gue mau minta maaf kok Ra" jawab Milla kalem
Fyi, Raka adalah gebetan baru Milla. Kelas XII IPA 4. Ya, bisa dihitung beberapa hari lagi mereka pasti bakal jadian. Makhlum, pdkt nya udah lumayan lama dan berjalan lancar. Sepengamatan Dara sih.
" Gue nggak maksud bentak lo tadi. Sorry mill, gue lagi badmood. Lo taukan tiap selasa gue selalu badmood " Dara menghela nafas pelan. Merasa bersalah juga dengan Milla.
Dia seharusnya bisa lebih bersikap dewasa dan bukan malah cepat emosi seperti tadi.
" Hehe gue juga salah kok. Santai Ra" Milla tersenyum. Dara memang seperti itu. Dia orangnya nggak tegaan. Kalau memang merasa bersalah ya dia minta maaf.
Nggak gengsian kalo soal minta maaf. Milla sangat menyukai sifat Dara itu.
" Ra, pinjem Hp. Mau main game " kata Jessica sambil memasang tampang memelasnya.
" Eh, lo kapan dateng sica? " tanya Milla dengan heran. Perasaan tadi nggak ada sica.
" Lo aja yang nggak peka mill " sahut Jessica cuek
" Ra, pinjem " Jessica mengulangi permintaannya.
Dara hanya mengulurkan Hp nya tanpa berniat bicara pada Sica ataupun Milla.
Untuk mencairkan suasana, Milla bertanya basa - basi pada kedua sahabatnya itu.
" Udah pada buat Pr nya Bu Salma nggak? " tanya Milla sambil membenarkan posisi duduknya
" Emang ada PR? " Dara menyahut sambil memasang wajah panik.
Duh, kayaknya Dara belum bikin Pr Batin Milla.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words
Teen FictionKetika itu, aku hanya perlu mengatakan bahwa aku menyukaimu Namun, semua akan tetap sama kan? Kau memilih dia. Dan aku yang harus pergi. ---- Cerita ini klise, tentang cinta dalam diam, tentang persahabatan, tentang sesorang yang merelakan, dan tent...