Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Dara hanya menatap lurus kedepan dengan telinga yang disumpal dengan headset.
Dia memang duduk disamping Kakaknya, namun pikirannya terus teringat kejadian tadi siang.
" Lo kenapa sih dek?" kata Reno sambil menghela nafasnya
" Nggak usah sok - sok nggak denger. Gue tau headset lo nggak keluar suara" Reno bicara tanpa mengalihkan pandangannya. Mencoba fokus dengan jalan yang ada di depan mereka.
"Nggak ada apa-apa Bang. Biasa aja" sahut Dara dengan susah payah
Coba kalian ada di posisi Dara. Seseorang yang paling tidak ingin kau temui , tiba - tiba datang dengan muka tanpa dosa dan ah, bahkan Dara tak mampu mendeskripsikan perasaannya.
"Gue udah excited gini lo malah biasa aja. Gue pulang nih " kata orang itu
Entah kenapa, proses kinerja otak dara melambat. Bahkan dalam mimpi pun Dara tidak pernah berkhayal bahwa manusia itu akan kembali.
Ya Tuhan, apa dosa Dara?
" Eh jangan Bagas! Yaelah gue cuma kaget aja lo ada disini" Akhirnya Dara bisa bicara setelah menyadarkan dirinya sendiri akan eksistensi Bagas yang kini ada di hadapannya.
Bahkan dia sudah pergi jauh, dan selama beberapa tahun. Dan sekarang tiba-tiba Bagas ada disini. Ayolah, ini hidup Dara. Bukan cerita sinetron televisi
" Gue kesel Dar. Masa lo kacangin gue sih. Mana lo bengong lagi, muka lo kayak gue itu setan atau apalah" kata Bagas sambil memberengut kesal.
" Kayak cewek aja lo Ga" sahut Dara sambil menahan tawanya. Ekspresi Bagas itu lho!
" Eh, jangan panggil gue Dar dong, disini temen - temen pada manggil gue Rara" Dara baru ingat, sedari tadi Bagas memanggilnya dengan sebutan " Dar "
----------
Pagi - pagi saat Jessica dan Mila datang ke sekolah, Dara sudah duduk di bangkunya dengan telinga di sumpal headset dan diatas bangkunya sudah tersedia buku sejarahnya.
Seluruh populasi kelas pun sudah tau, kalau Dara sedang berada dalam mood buruk.
Dua tahun bersama Dara membuat mereka menghafal semua kebiasaan gadis dengan rambut sebahu itu.
" Lo kenapa lagi sih Ra? " Tanya Jessica yang hanya dibalas dengan gelengan kepala oleh Dara.
Belum sempat Milla dan Jessica mengintrogasi sahabatnya itu, Bel Sudah duluan berdering
Beberapa menit kemudian Bu Ratih datang bersama seorang siswa laki - laki yang cukup menarik perhatian para gadis di kelas Dara.
" Sial " umpat Dara pelan. Hampir seperti bisikan
Jessica yang menjadi teman sebangku Dara pun menoleh
"Lo bilang apa tadi? " Milla yakin dia tadi mendengar suara bisikan Dara
" Enggak, bukan apa - apa " sahut Dara berbohong
Manis, ramah, suka musik
Tiga hal tersebut adalah kesimpulan yang ditarik dari teman - teman kelas Dara setelah sang siswa baru memperkenalkan diri secara singkat
Bagaskara Adinata, nampaknya akan masuk daftar yang paling dicari di SMA Bakti Negara.
Setelah perkenalan singkat dan Bagas yang kebagian duduk disamping Indra , Guru pelajaran sejarah mereka datang dan langsung memulai proses pembelajaran
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words
Teen FictionKetika itu, aku hanya perlu mengatakan bahwa aku menyukaimu Namun, semua akan tetap sama kan? Kau memilih dia. Dan aku yang harus pergi. ---- Cerita ini klise, tentang cinta dalam diam, tentang persahabatan, tentang sesorang yang merelakan, dan tent...