Surat

125 14 13
                                    

" Dara!" seru jessica heboh. Dara yang baru selesai mencuci muka dari kamar mandi menatap heran pada sahabatnya itu. ekspresi jessica itu seperti takut? Atau merasa bersalah? Entahlah.

" Apaan?" Dara hanya santai dan merebahkan badannya ke kasur empuk kesayangannya. Makhlum, baru pulang sekolah.

" Dara maaf.." jessica kembali bersuara sambil menatap Dara yang sedang asik bersantai.

Namun Dara tak menggubris. dara masih tetap di posisinya. Lalu, beberapa detik kemudian

" Lo ngerobek buku puisi gue?" kini giliran Dara yang berseru heboh. Mungkin koneksi otaknya baru berjalan saat ini.

" Nggak kok " jessica menyahut sambil geleng - geleng.

"Oh, ya udah" Dara menghela nafas lega.

" Jangan bilang lo ngerobek buku pelajaran gue?" Dara kembali berseru heboh yang dibalas tatapan mata malas oleh jessica.

" Oh, yaudah. Nyantai." Dara kembali mencoba merebahkan badannya.

" Gue baca surat ini" kata jessica sambil mengibas - ngibaskan surat itu di depan wajahnya.

Dara terlonjak kaget. Bahkan sampai bangun dari kasurnya.

" Lo udah baca? Kok lo bisa liat? waktu itu udah gue buang kok. Ih, kan katanya lo mau cari buku lks lo yang keselip" ceroscos dara tanpa spasi.

" Nggak sengaja nemu." Kata jessica datar.

" Tapi, maaf ya ra. Gue nggak sengaja" sambung jessica lagi.

" Iya. Biasa aja. Orangnya juga nggak ada disini kok." Dara kali ini duduk di atas kasurnya. Tidak tiduran seperti tadi.

" Biasa aja? tapi tadi reaksi lo kayak abis kebakaran gitu?" Sindir jessica

" Udahlah. Gue tau lo bisa nyimpen rahasia" Dara mencoba kembali santai.

Ya, hanya mencoba

" Eleh, nggak usah pura - pura santai gitu. Tapi, ini surat dikembaliin atau belum lo kasih?" Jessica mulai kepo.

" Gue yakin lo udah tau jawabannya. Udah ambil aja lks lo sica." Dara sangat malas membahas masalah ini sekarang.

Jessica memicingkan matanya "Ini pasti buat first love lo itu kan?"

" Udah tau, nggak perlu nanya" sahut Dara dengan tatapan sinis.

Jessica tiba - tiba saja berlari kecil dari rak buku dan duduk di sebelah dara.

" Cerita Ra! Cepet cerita!" Jessica bicara dengan antusias yang berlebihan.

" Nggak usah. Udah lama kok" Dara tetap tak mau membahasnya.

" Gue traktir lo makan di kantin 3 hari berturut turut!" Jessica tau dia harus memakai sogokan traktiran untuk meluluhkan dara.

" Yaudah, tapi singkat aja. Lumayan gue ngirit"

Benarkan? kalau masalah tentang pengiritan ataupun penghematan, berkonsultasilah pada Dara. Cita - citanya saja menjadi Menteri Ekonomi. Wajarlah, sedikit traktiran akan membuatnya luluh dengan alasan membantu pengiritan.

" Jadi dia itu temen SMP gue, bukan love in first sight, gue biasa aja dulu sama dia. lo tau kan, gue bukan tipe orang yang bakal suka sama orang cuma dengan sekali pandang. Gue suka sama dia waktu kelas 8. Gue udah lumayan kenal dia karena kita sekelas. Dia baik, dan ya menurut gue beda sama cowok yang gue kenal. Dia ramah, lo tau kan gue suka banget sama cowok ramah. Ya gitu, gue suka sama dia." Dara bicara sambil menatap langit - langit kamarnya.

" Terus, dari surat ini sih , yang gue tangkep dia juga yang pertama bisa bikin lo sakit hati. " Tepat sekali. Jessica memang pandai menebak.

" Iya. Udah jangan dibahas " sahut dara malas

" Turut berduka cita " kata Jessica sambil menepuk - nepuk pundak Dara.

" Sorry gue udah move on " jawab Dara dengan ekspresi meyakinkan bertolak belakang dengan hatinya yang tak memiliki keyakinan

" Lo nggak bisa bohong dari gue Dara cantik" kata Jessica sambil menatap tajam pada Dara

" Kita liat nanti" jawab dara dengan tatapan seyakin mungkin.

***

Hi! Ini ceritaku yang ke 3. Benar - benar butuh kritik dan saran.

cerita ini didedikasikan untuk yang pernah mencintai namun tertahan dalam diam. Untuk yang pernah ingin memiliki namun akhirnya merelakan. Untuk mereka - mereka yang super duper nggak peka. Yang nggak tau sakitnya senyum manis tapi dalam hati koar - koar ingin menangis.

Tolong peka ya,. Cinta dalam diam itu sakit lhoo. Authornya aja pernah,

Eh abaikan


Authornya alay banget. Abaikan

Happy reading!

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang