Chapter 3 : Shion Tanimura

949 52 10
                                    

Note : cerita ini diketik karena kehabisan ide. Mohon dimaklumi kalau ada yang ganjil. Kalau bisa kasih tau aja deh, biar reader ga bingung xD

Aku mendengar Naruto menghela nafas panjang berkali-kali. Awalnya aku ingin bertanya, tapi dia lebih dulu bicara.

"Dia temanku saat SMP. Aku memang sempat menyukainya, tapi saat menyatakan perasaanku.." dia menghela nafas.

"Maaf, tapi tidak dibi-" tapi dia melanjutkan kalimatnya. Walaupun sebenarnya aku merasa tidak enak.

"Dia menolakku.." dia sekilas melirik ke arahku. Sebenarnya aku tidak nyaman dengan pembicaraan seperti ini. Tentu saja aku hanya diam.

"Wah, maaf. Aku malah curhat, aku harap dia tidak datang ke rumah," raut wajahnya kembali normal dan kini ia memancarkan auranya yang seperti biasa. Maksudku, ceria.

●●●

Sesampainya dirumah, Dewi Fortuna tidak berpihak padaku..eh, maksudku Naruto. Kulihat Shion sedang duduk sambil tertawa senang dengan Kushina-san. Apa yang harus kulakukan?

"Ck, tadaima..", ucap Naruto penuh kemalasan. Sontak kedua wanita tersebut menengok ke arah kami dan Kushina-san menjawab, "okaeri, Naruto-kun, Hinata-chan".

"Aku mau mengerjakan PR dulu ya", Naruto ikut menarikku ke atas dan sepertinya aku merasakan ada hawa yang menusukku. Aku jadi tidak nyaman.

"Yah, baiklah. Beruntung aku sudah bilang pada Kaa-san bahwa kau teman kecilku. Aku hanya khawatir dia tahu kamu disini dengan maksud lain..", aku menatapnya heran karena kata-kata dengan maksud lain. Tapi Naruto buru-buru menjelaskan lagi.

"Maksudku, bekerja. Bisa-bisa dia melakukan seenaknya", kemudian Naruto mengambil buku-buku dari dalam tasnya.

Jadi akhirnya, kami mengerjakan-- lebih tepatnya aku membantunya mengerjakan PRnya. Dan karena terlalu konsentrasi kami tidak sadar kalau Shion sedang melihat ke arah kami.

"Oh, jadi Naru-chan sudah giat belajar?", dan pemandangan dihadapanku cukup menganggu. Karena Shion sedang memeluk manja Naruto dan si terpeluk (?) merasa risih. Mungkin karena tidak enak dilihat olehku. Atau apa?

Karena kurasa aku menggangu, jadi aku memilih untuk pergi. Yang tentunya aku tidak melihat kebelakang. Bahkan sebisa mungkin aku bersikap seperti merasa tidak enak karena menganggu.

Aku menutup pintu sepelan mungkin, aku hanya mencoba untuk bersikap wajar. Maksudku, mereka kan serasi. Tapi walaupun begitu..rasanya ada yang mengganjal. Mungkin aku cemburu? Oh, sadarlah Hinata! Dirimu bekerja bukan mencari cinta. Tunggu, tapi bisa saja aku menyukai..apa? Menyukai?! Ah sudahlah! Memangnya Shion seburuk apa sampai Naruto harus berbohong?

●●●

"Lho? Hinata tinggal disini?" entah kenapa sejak tadi aku merasakan hal yang janggal. Aku berbalik dan berusaha mencari alasan.

"Eh? Maaf, sepertinya agak aneh sih tapi sebenarnya kedua orangtuaku sedang pergi ke luar negeri. Makanya aku disarankan untuk tinggal disini sementara, karena mereka khawatir.." aku harus bilang apa lagi? Apa segitu saja sudah bisa meyakinkannya?

Kulihat dia berkedip sekali dan merapikan rambutnya. Sepertinya ia antara percaya dan tidak percaya. Apa jangan-jangan tadi aku salah bicara?

"Oh. Maaf deh tadi aku mengejutkanmu," dia pergi tanpa bicara apapun selain maaf. Paling tidak aku sudah merasa aman atau mungkin untuk saat ini masih aman.

Aku membuka pintu dan menjatuhkan diriku ke ranjang. Surga dunia. Tapi aku masih kepikiran soal alasan tadi, apa sebaiknya aku tanya pada Naruto-kun? Tapi semakin lama, aku semakin terlarut dalam pikiranku, hingga tanpa sadar aku tertidur.

●●●

"Ohayou, Hinata-chan~" Naruto duduk disebelah Hinata yang masih tertidur dan sontak terdengar teriakan, "KYAAA"


"Woow~ santai Hyuu- maksudku Himura," Naruto memegang pergelangan tangan Hinata.

Wajah Hinata memanas dan pakaiannya -yang diberikan Naruto- sedikit terkoyak. Menampilkan sedikit pemandangan yang cukup bisa membuat Naruto nervous sendiri.

'Aku lupa mengganti pakaianku!'

Naruto sontak melepaskan salah satu pergelangan tangan Hinata. Ia merapikan pakaiannya dan tatapannya menuju tangan yang masih tersegel.

"Na..naru-" dalam posisi terduduk Naruto terus menatap dalam sorot mata Hinata.

"Ah, maaf," Naruto melepas cengkramannya dan menggaruk-garuk tak jelas.

"Tadi Shion bertanya padaku kenapa Hinata bisa tinggal disini. Lalu kujawab kenapa tidak tanya padanya langsung. Kupikir harusnya kau segera bilang padaku dan pada orangtuaku supaya tidak terjadi masalah," ucap Naruto.

"Dia bertanya padaku kemarin," lalu Hinata menjelaskan apa yang telah dikatakannya kemarin dan Naruto menangguk mengerti.

"Ayo kita sarapan!" ia membantuku berdiri dan mendorongku kearah kamar mandi serta memberikan handuk. Menyenangkan juga punya kekasih seperti dia. AH! Kenapa kekasih lagi?!

Ketika aku sampai dibawah. Yang kulihat..ya kulihat Shion Tanimura-sama sedang asyik berbincang dengan Kushina-san. Kadang aku iri, harusnya aku juga bisa seberani itu.

Saat makan pun, Shion mendominasi pembicaraan, entah liburannya ke luar negeri, lomba yang telah ia juarai, atau nilai studinya yang cemerlang. Soal nilai aku pun sama cemerlangnya bahkan sudah lulus sebelum waktunya.

"Bagaimana denganmu, Hinata?" tiba-tiba Hinata tersentak dan sedikit salah tingkah. Shion menatapnya dan tersenyum agar terlihat ramah.

"Aku juga ingin mendengar Hinata-chan saat sekolah!" Naruto langsung bicara karena tahu Hinata sedang tidak konsen dalam perbincangan barusan.

"Eh..itu, nilaiku cukup tinggi, kadang aku bersaing dengan Ne..maksudku temanku. Dia saingan yang cukup berat bagiku. Aku tidak suka mengikuti lomba, karena aku..saat itu aku masih pemalu," Hinata sedikit salah tingkah.

"Kudengar umurmu 19 tahun ya? Apa kau sedang berkuliah disuatu univesitas?" Shion kembali bertanya.

Astaga aku lupa kalau aku mengaku berumur 19 tahun! Umur 17 saja belum, aku juga akan mengambil kuliah tahun depan karena saat ini aku ingin menikmati masa remajaku.

"Ah, itu.. Karena kebingungan ingin masuk fakultas apa saat SMA, aku baru akan masuk ke Universitas S tahun depan,"

"Sungguh?! Aku juga akan kesana! Nanti jangan lupakan aku ya!" Shion kembali memberikan senyum yang terlihat ramah dan kembali memakan sarapannya.

Suasana pagi ini, atau lebih tepatnya hari ini, aku harus mengelurkan kata-kata berlebihan. Tapi tunggu.. jangan bilang kalau dia menginap disini untuk beberapa hari. Kenapa ini terjadi padaku?!

Chapter 3 END

HAHAHAHA!! DEMI KERANG AJAIB, KIREI SANGAT BERTERIMA KASIH pada otak Kirei YANG SANGGUP MENYELESAIKAN WATTPAD INI DENGAN SEGALA ALUR ABALNYA (?) :)))! Setelah dianggurin seabad (?) makasih juga yang setia nungguin fict abal ini. Maaf juga sedikit. Kirei berjanji akan tamatin semua cerita Kirei sebelum sibuk kuliah :)))

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Sweet MaidWhere stories live. Discover now