Chapter 2 : Nervous

1.5K 79 7
                                    

"Hinata, aku ingin tanya.."

"Ya?", aku menghentikan aktivitas bersih-bersih kamar super mewah dan  menoleh kearah Naruto.

"Kamu..bekerja disini..", suara sedikit mengintimidasi. Atau hanya perasaanku?

"Karena ingin menjatuhkan Namikaze ya?", tanyanya dengan nada yang cukup serius, menurutku. Sebenarnya aku sedikit gugup, karena aku hanya tidak biasa berada dalam posisi seperti sekarang. Maksudku, di-in-tro-ga-si.

"Tidak, aku hanya.."

"Kau tidak bohong, kan?", hawanya semakin mencekam. Walaupun aku tidak bohong, kenapa sulit sekali untuk berkata-kata?

"Sungguh..", aku melangkah mundur karena gugup. Tentu saja, tingkahku ini membuatnya makin curiga padaku., "aku hanya ingin bekerja.."

"Bekerja sebagai mata-mata?", terlihat dimatanya dia seperti berusaha membongkar semua aibku. Ayolah! Apa yang terjadi pada diriku sehingga gugup seperti ini?!

"Tidak, aku bersung..", dewi Fortuna berpihak pada Naruto. Ia berhasil memojokanku dengan tatapan serta pertanyaannya yang menusuk.

"Tunggu..memangnya kenap-", aku menutup mata dengan keringat yang entah kenapa mulai membasahi tubuhku. Aku terpojok, bahkan Naruto menghalangi aksesku untuk kabur.

Aku merasakan hembusan nafasnya mengenai wajahku, kurasa sekarang aku seperti tomat. Tapi lama-lama, hembusan itu menjauh.

"Maaf, aku hanya bercanda", Naruto menjauh dan tertawa ringan. Untuk sesaat kakiku terasa lemas, tapi aku menahan tubuhku agar tidak jatuh.

"Kurasa Hinata-chan sangat lugu", aku mematung.

"Sudah ya..", dia berjalan meninggalkanku. Tapi baru dua langkah ia memutar badannya kembali.

"Aku ingin kita lebih dekat, kuharap Hinata-chan tidak keberatan", ia tersenyum dengan mata biru saphirenya. Oh, iris itu benar-benar memabukan. Eh? Baik, aku menampar kedua pipiku agar sadar. Aku hanya tidak ingin terlarut dalam pesonanya.

•••••

Tadi sungguh memalukan! Tapi, benar saja kan kalau aku gugup? Apalagi posisi barusan, kenapa tidap terpojok setiap wanita pasti sulit untuk kabur?

X : namanya juga cerita..asli juga kamu kan bisa tendang tuh titik *ups*
H : author-san mesum! Author-san, jangan muncul..nanti aku lupa naskahnya
X : eh gitu? Tapi aku ga ngerasa aku mesum. Yaudah, 1 2 3 action!

Ngomong-ngomong soal terpojok. Aku jadi ingat ada sesuatu yang ingin dikatakan Nii-san. Apa sebaiknya ketelfon ya?

•••••

"Yo! Hinata~~", aku terkejut dan tanpa sadat hampir menjatuhkan handphoneku. Untungnya aku sempat menangkapnya kembali. Kulihat Naruto langsung menutup mulutnya dan diam ditempat.

"Eh? Iya temanku, tou-san ... Sungguh ... Aku..aku sedang membantunya mencari hadiah untuk sahabatnya ... Ya,perempuan, tapi dia sangat tomboy ... Iya, dia Na..Natsumi ... Tenang saja ... Jaa", kututup telfonku dan mengembuskan nafas lega. Sementara Naruto berjalan ke arahku.

"Jadi kau mengubah namaku menjadi Natsumi, hm", dia berjalan menuju kearahku dan membawa sesuatu?

Naruto memberikan barang itu kepadaku. Awalnya kupikir untuk ibunya, tapi aku salah. Tatapanku tertuju pada benda itu, tapi aku sadar setelah Naruto berdehem.

My Sweet MaidWhere stories live. Discover now