Code I - Kelahiran Sang Kesatria

15.4K 604 54
                                    

Sore itu sinar lembayung terlihat cukup menawan dengan hiasan arakan awan, menambah pesona sang mentari. Terpaan angin cukup kuat, menghembus dedaunan di sebuah hutan sebelah barat daratan Logard.

Sebuah bangunan berdinding logam berwarna hitam berdiri megah. Bangunan yang menjadi markas sekaligus akademi dari pasukan independen yang bernama 'Cerberus'.

Tak jauh dari bangunan itu, seorang pemuda berwajah dingin dengan rambut hitam lurus sedikit panjang melebihi telinga, tengah berhadapan dengan seorang pria yang terlihat lebih tua beberapa tahun darinya. Dilihat dari kondisinya, mereka tengah bertarung. Namun dari mimik wajah mereka bisa ditarik kesimpulan kalau mereka hanya berlatih. Biasanya, para akademisi ataupun pasukan Cerberus berlatih di dalam ruangan latihan yang tersedia di markas. Namun saat ini ruangan latihan itu tengah dipadati oleh para akademisi lain yang juga sedang meningkatkan kemampuan berlatih mereka.

Pemuda yang tengah berlatih di luar bangunan markas itu terlihat cukup kelelahan. Lain lagi dengan pria yang tengah berhadapan dengannya yang malah terlihat tenang tanpa beban. "Kenapa? bukannya besok kau akan mengikuti ujian kelulusan? Kalau cuma segini saja kau sudah kelelahan, gimana besok?" ujar pria dengan potongan rambut pendek berwarna hitam ke-cokelatan yang disisir rapi ke belakang. Ia terlihat begitu tenang, padahal mereka sudah berlatih berjam-jam lamanya.

Mendengar perkataan pria itu, pemuda yang tengah dilatih untuk persiapan ujiannya besok segera menarik nafas dalam-dalam. Ia mengepalkan tangannya sembari kembali memasang kuda-kuda.

"Ayo Ain! Tunjukan serangan terbaikmu!!" pekik pria itu memberi semangat pada pemuda yang bernama Ain.

Ain melesat dengan lebih cepat lagi dari sebelumnya. Ia menyerang pria itu dengan tangan kirinya. Namun pria itu mampu menepis serangan Ain dengan mudah. Dengan cepat, Ain menarik kembali tangannya, lalu berjongkok dan bergerak ke arah samping untuk mengincar rusuk pria tersebut. Gerakannya cepat, namun tidak cukup cepat untuk melayangkan serangan ke arah pria itu.

"Ain, gerakanmu sudah sangat bagus. Reflekmu juga. Tapi kau masih belum menemukan 'jati diri' mu. Dalam beladiri, setiap orang memiliki gaya bertarungnya masing-masing. Untuk kemampuan fisik, kau memang sudah memenuhi syarat. Tapi kau masih belum menguasai teknik bertarungmu."

Pria itu lantas menendang perut Ain yang tengah bersiap meluncurkan serangan lagi. Ain terpental agak jauh sampai terjerembab ke tanah. Pemuda yang terkena serangan telak itu hanya terbaring sambil menatap langit senja tanpa ada usaha untuk berdiri.

"Master Heim. Apakah aku layak untuk ikut ujian besok?" Ujar Ain sambil masih menatap langit senja dengan tatapan kosong. Terbesit juga kekhawatiran yang tiba-tiba saja merasuki pikirannya.

Pria yang melatih Ain itu, Heim, menghampirinya lalu jongkok di sebelah Ain sambil menatapnya dengan alis berkerut.

"Malam ini, datanglah ke tempatku. Aku akan mengajarkanmu bagaimana caranya menemukan teknik bertarungmu sendiri."

Usai mengucapkan kalimat itu, Heim beranjak pergi meninggalkan Ain yang masih terbaring menatap langit. Langit senja yang indah terlihat, namun tidak bagi Ain yang masih diselubungi rasa pesimis.

---|<V>|---

Keesokan harinya, Ain bersama dengan beberapa orang sebaya dengannya tengah berada di sebuah ruangan kelas yang memiliki monitor hologram di setiap meja dan sebuah monitor besar di depan yang tengah menampilkan sebuah logo berbentuk anjing berkepala tiga dengan tulisan 'CERBERUS' di bawahnya. Setelah semua kandidat mengisi ruangan kelas itu, barulah beberapa orang tiba dari pintu di sebelah kanan. Pintu otomatis yang akan terbuka dengan sendirinya kalau ada yang akan masuk.

X-CodeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang