"Assalamualaikum" teriak Enggar, ia sedang berdiri di depan pagar rumah sahabat nya itu sedari tadi. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan orang dirumah tersebut.
Enggar bersama sepedanya masih betah berdiri di depan pagar rumah itu, hingga suara klakson mobil mengejutkan Enggar. Enggar segera berdiri untuk melihat siapa orang tersebut.
"Loh Enggar ngapain disini? Udah pulang sekolah ya?" tanya seseorang perempuan yang baru saja keluar dari dalam mobil itu.
"Eh Bunda," jawabnya sambil menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.
"Mella nya ada gak Bun? Kok dia tadi gak masuk sekolah?" tanya Enggar lagi dengan polosnya.
"Mellanya sakit Nak, dia masuk rumah sakit. Dari kemarin sore pas dia pulang ujan-ujanan, badannya panas banget jadi Bunda bawa ke rumah sakit" jawab Bunda dengan raut wajah sedih.
"HAH?! Bunda beneran kan? Gak lagi bohong?" tanya Enggar.
"Enggak Nak. Ini Bunda pulang cuman mau ambil bajunya Mella aja, habis itu Bunda balik lagi ke sana."
"Kalo gitu Enggar ikut ya Bun. Sepeda Enggar dititip disini aja ya?"
"Oke. Enggar tunggu sebentar ya Bunda masuk dulu ambil barang-barangnya Mella" jawab Bunda.
Enggar pun hanya mengangguk. Ia masih bingung mengapa Mella pulang hujan-hujanan?
Semua pertanyaan dipikiran Enggar segera ia tepis. Ia harap keadaan Mella-sahabatnya itu- tidak buruk seperti yang Enggar pikirkan.
****
Holaaaa...
Enggarnya pendek banget ya anunya... i mean, partnya.Jangan lupa sempetin buat vote dan comment! Saran nya juga ya, jangan lupa! *ketjupmanjah
Sun-ting,
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think,I Love You
Teen FictionSahabat? Ya,mungkin. Aku harap,kita bisa lebih dari sekedar kata 'sahabat'. Karna takdir sudah membawa kita pada titik ter-aneh,dan itu hanya aku yang merasakannya.