1/?

880 7 3
                                    

Geovan talbot atau sebut saja Evan melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolahnya yang baru. Tidak terasa ia sudah masuk ke tingkat SMA, Evan berharap ia bisa jadi anak yang lebih baik di SMA. Tidak seperti saat dia masih SMP yang hobi nya berantem, tawuran dan semacamnya. Badannya yang tinggi untuk ukuran anak SMP pada masanya membuat dia ditakuti dan dinobatkan sebagai 'pentolan'atau jagoan di SMP nya. Evan juga dikenal dikenal dengan kepribadiannya yang jutek dan dingin, tapi sebenarnya kalau sudah kenal dekat, ia tidak sejutek itu, dan ia bertekad untuk berubah di masa SMA nya ini supaya dia bisa masuk ke Universitas negeri yang dia mau. Pertanyaan nya 'Bisa tidak?'

.
.

Giovan Dunbar, biasa dipanggil Ivan, berlari kecil menyusuri lorong kelas sekolah nya yang baru, mencari kelas X-3 yang merupakan kelasnya untuk satu tahun kedepan.

Ivan memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi bahkan bisa dikatakan pendek dan untuk seukuran rata-rata anak SMA jaman sekarang, ia termasuk anak laki-laki yang memiliki postur badan yang kecil tapi itu tidak membuat dia terlihat lemah, pada saat SMP ia mendapat julukan 'rawit' karena tingkah lakunya yang hyper dan tidak bisa diam.

"X-3 dimana dah?" tanya Ivan pada dirinya sendiri, sedari tadi dia belum menemukan kelas yang ia cari itu.

ia terus melangkahkan kakinya dan sesekali melihat ke pintu kelas, untuk melihat nomor kelas tersebut,

tanpa sadar ia bertabrakan dengan seseorang

"eh sorry ga liat" di depannya berdiri seorang perempuan dengan pipi agak chubby dan pendeknya sama seperti Ivan, badannya tidak terlalu gemuk, cuma sedikit 'berisi'. Perempuan itu hanya terseyum tipis dan mengangguk pelan,

"eh tau kelas X-3 dimana ga?" tanya Ivan menahan perempuan itu sebelum ia pergi meninggalkan Ivan yang sedari tadi masih kebingungan mencari kelasnya, siapa tau saja perempuan ini tau dimana kelas X-3 itu.

Senyum tipis perempuan itu kini berubah menjadi senyum lebar "oh, lo X-3? sekelas dong sama gue" yes! akhirnya dia menemukan orang yang sekelas dengan dia, gini dong daritadi. inget ya, malu bertanya sesat di jalan!

"akhirnyaa, dari tadi gua nyari itu kelas ga nemu-nemu dah" perempuan itu hanya tertawa "yuk ke kelas bareng gue" Ivan pun mengangguk.

.
.

"lu duduk dimana?" tanya Ivan saat mereka sudah tiba di kelas X-3, Ivan baru ingat kalau dia belum menanyakan nama perempuan itu "eh iya, nama lu siapa dah?" perempuan itu tidak membawa apa-apa, dia sudah tidak menenteng tas dan juga dia sudah lebih tau kelas mereka lebih dulu jadi Ivan rasa ia sudah duluan dapet tempat duduk, mungkin tadi dia abis dari toilet?

"disana," jawab nya menunjuk barisan kedua dari belakang di sebelah kanan, "nama gue Lydia, udah sana lo cari tempat duduk" Ivan pun mengangguk dan berjalan ke arah tempat duduk Lydia, tapi Ivan tidak duduk di samping Lydia melainkan ia duduk dibelakang Lydia, di pojok kanan paling belakang, dan Ivan baru sadar kalau sudah ada tas jansport hitam di bangku sebelahnya, 'pasti cowok.." pikir Ivan dalam hati.

Ivan pun duduk di tempatnya, biarkan lah, yang penting teman sebangkunya anak cowok.

Lydia berjalan menghampiri Ivan, ia duduk di bangkunya sendiri dan langsung menghadap ke belakang supaya bisa mengobrol dengan Ivan, "gue pikir lo bakal duduk di samping gue," kata Lydia

"enggak ah, masa duduk sama cewe, lagian ntar pasti ada anak cewe yang mau duduk sama lu" kata Ivan, sementara Lydia hanya mengangguk "nama lo siapa? gue lupa nanya" lanjut Lydia, Ivan lupa ia belum memperkenalkan diri dengan Lydia "gua Giovan, panggil aja Ivan"

"eh iya, lu liat yang duduk disebelah gua ga? mana ye orang nya?" Ivan penasaran bagaimana sih wujud teman sebangkunya nanti?

"tadi sih ada, tapi gatau keluar lagi kayaknya, ke koperasi kali?" Lydia balik bertanya

Evan and Ivan (BOYXBOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang