"Kalau lu dikasih satu kesempatan buat ngelakuin hal apa aja yang lu mau ke gua, apa yang akan lu lakuin?"
Ivan dan Evan sedang berada di dalam sebuah kamar yang terlihat asing bagi Ivan. Suasana dikamar tersebut sangat hening dan kamar tersebut hanya diterangi oleh lampu tidur yang ada di pinggir kasur. Ivan membentangkan tubuhnya dikasur sedangkan Evan duduk disebelah Ivan dan bersandar ke dinding yang menempel pada kasur
"Hmm?"
"Kalau lu dikasih kesempatan buat ngelakuin apa aja ke gua, lu mau ngapain?" tanya Evan lagi. Ivan berpikir sejenak, apa yang mau ia lakukan ke Evan?
"Apa ya? mukul lu kali ya, soalnya lu ngeselin, jutek, judes trus sok cool" kata Ivan tapi mereka berdua tau kalau itu hanya bercanda, walaupun memang Evan jutek dan ngeselin, tapi mereka tau kalau Ivan tidak benar-benar akan memukul Evan.
"Itu aja?" tanya Evan lagi, kejadian ini benar-benar membuat Ivan bingung. Dimana mereka? dan kenapa Evan tiba-tiba bertanya hal aneh seperti itu?
"Iya itu aja, emang mau apa lagi? mau gua bunuh sekalian?" tanya Ivan bercanda dan Evan hanya tersenyum menanggapi jawaban Ivan.
"Okay"
"Kalau lu sendiri? apa yang bakal lu lakuin ke gua?" Ivan balik bertanya, Evan menarik nafas pelan dan tiba-tiba saja tangan Ivan terasa hangat dan Ivan tersadar kalau Evan sedang menggenggam tangannya,
"I want to hold your hand forever"
.
.
."Van.."
"Ivan!"
Ivan tersentak kaget dan bangun dari tidurnya
Jadi tadi cuma mimpi.. kenapa bisa sampe kabawa mimpi?
"Udah sadar lo?" tanya Lydia, Ivan mengangguk pelan, Ivan melirik ke arah Evan yang balik menatapnya. Seketika Ivan teringat akan mimpinya dan seketika juga wajahnya memanas.
"Pak Rizky gak masuk juga, sekarang udah bel istirahat, lo gamau makan ke kantin?" tanya Lydia lagi, belum sempat Ivan menjawab, tiba-tiba Evan angkat bicara "dia pasti laper, capek abis ngebut ngerjain essay, harus makan" kata Evan datar. Mendengar perkataan Evan membuat Ivan makin panas, ia merasa berbeda, tapi ia tidak tau kenapa.
"Iya nih gua laper banget, ayo ke kantin" Ivan mencoba menghilangkan perasaan aneh tersebut dan beranjak dari kursinya yang kemudian diikuti oleh ketiga temannya.
.
.
.Keadaan di kantin sangat padat, Ivan dan Evan pun terpencar dengan Malia dan Lydia, ketika sampai di kantin tadi Malia langsung menarik tangan Lydia dan entah pergi kemana. Tinggalah Evan dan Ivan ditengah-tengah kerumunan murid-murid.
Mereka sudah biasa ditinggal berdua seperti ini oleh Malia dan Lydia, tapi entah kenapa suasana kali ini berbeda, atau mungkin hanya perasaan Ivan saja dikarenakan mimpinya dikelas barusan?
"Mau makan apa?" tanya Evan
"Hah?"
"Lu mau makan apa?" tanya Evan lagi dengan tidak sabaran, mungkin karena Evan juga sudah lapar dan Ivan tidak menolong sama sekali.
"Apa aja deh" jawab Ivan, seketika Ivan benar-benar kehilangan nafsu makan, Ivan masih benar-benar bingung dengan maksud mimpinya dikelas tadi.
"Yaudah, makan soto mau gak?" Pertanyaan Evan barusan seakan meminta persetujuan dari Ivan, namun diabaikan oleh Ivan dan justru tatapan Ivan tertuju pada beberapa anak murid perempuan yang melihat kearah mereka sambil berbisik-bisik
KAMU SEDANG MEMBACA
Evan and Ivan (BOYXBOY)
Teen Fictionwhen Ivan meet Evan. WARNING! there will be a lesbian storyline as well in this story. if you are not into lesbian story you can skip it to Evan and Ivan parts.