Seminggu setalah MaKrab aktifitas di sekolah semakin padat, Ivan dan teman-teman semakin di sibukkan dengan banyaknya tugas-tugas yang harus dikerjakan, seperti sekarang ini. Ivan dan Evan sedang buru-buru mengcopy jawaban essay dari Lydia, Lydia termasuk anak yang pintar dan rajin di kelasnya dan Ivan merasa beruntung karena tidak salah memilih posisi tempat duduk yang memudahkan dia mencontek Lydia.
"Makanyee, kalau ada tugas tuh jangan di tunda-tunda. langsung dikerjain, jadi numpuk kan" kata Lydia, tugas essay bahasa Indonesia ini memang harusnya sudah selesai kemarin, tapi karena kemarin guru mereka tiba-tiba ada panggilan sampai jam pelajaran selesai jadi Ivan dan Evan pun memilih untuk tidak melanjutkan essay nya, oleh karena itu sekarang mereka gelagapan mengcopy essay Lydia karena tiba-tiba gurunya meminta untuk essay nya di kumpulkan hari ini, "bacot lu, lagi buru-buru nih" sahut Ivan sambil terus mengcopy essay Lydia, Malia hanya tertawa melihat ketiga temannya itu
"Eh Lyd, ntar pulang sekolah jalan yuk" tanya Malia tiba-tiba ke Lydia yang sedang asyik melihat Ivan dan Evan menulis dengan terburu-buru, Lydia yang ditanya pun mengangguk semangat "yuk! kemana?" Malia berfikir sejenak "PIM yuk? kita naik mobil gue aja," usul Malia, "kuylah, tumben lo ngajak jalan"
"Iya nih, nyokap bokap lagi diluar negeri, jadi gue sendirian dirumah, kan ada supir ini yang bisa anter jemput, ntar gue anter sampe rumah deh" kata Malia sambil tersenyum lembut yang entah kenapa membuat perasaan Lydia agak aneh, tapi Lydia pun mencoba menghilangkan perasaan aneh itu dan membalas senyuman malia "yes, ok deeh"
"ikut dong" sahut Ivan tiba-tiba, "udeh kelar lo?" tanya Malia, ivan mengangguk, Ivan melihat kearah Evan yang masih mengerjakan essay nya, "lama banget lu," kata Ivan ke Evan "ye sabar kek," sahut Evan, "gausah sok bagusin tulisan dah, udah pada mau ngumpulin nih" mendengar Ivan berkata seperti itu, Evan memandang Ivan dengan datar "yaudah tulisin nih punya gua" Evan menggeser kertas portofolio miliknya ke arah Ivan, "dih ogah, tulis sendiri" kata Ivan menggeser kertasnya lagi kearah Evan, "kan gua nulisnya lama, lu kan cepet, tulisin gih" Ivan menggeleng, "tulis sendiri, udeh cepet" Evan ikut menggeleng "gamau, tulisin" kata Evan ngotot, Ivan menghela nafas, "sini ah cepet" Ivan mengambil kertas essay Evan dengan paksa dan melanjutkan pekerjaan Evan yang belum selesai. Ivan memang dikenal tidak bisa menolak permintaan teman-temannya, Evan tersenyum licik "nah bagus" kata Evan lalu mengambil HP dikantongnya, beberapa detik kemudian Evan sudah fokus dengan HP nya.
Lima menit berlalu, akhirnya Ivan selesai juga menulis essay milik Evan, "udah nih, ayo kumpulin" kata Ivan, "gua nitip ya," kata Evan tanpa menoleh kearah Ivan yang membuat Ivan mengernyit bingung, "nitip apaan?" tanya Ivan, "nitip kumpulin tuga- aduh!" belum selesai Evan menyelesaikan kata-katanya, sebuah pukulan mendarat di kepala Evan, untung saja Ivan hanya memukulnya dengan kertas, pukulan itu cukup keras walaupun hanya dengan kertas, "jing gamau gua, udah gua yang nulisin, gua lagi yang kumpulin" kata Ivan dengan nada sedikit ngambek, -hanya sedikit kok-. Evan menggerutu pelan dan berdiri dari tempat duduknya dan mengambil kertas essay nya dari tanggan Ivan, "yaudah ayo cepet" Ivan masih memasang tampang masam dan Evan menghela nafas "iya yaudah sini gua aja yang kumpulin, lu duduk aje disini" Evan hendak mengambil essay milik Ivan tapi Ivan sudah berjalan duluan meninggalkan Evan, "gausah, bareng aja" kata Ivan sambil berjalan kearah pintu kelas tanpa melihat kearah Evan. Evan mendesah untuk yang kesekian kalinya, dan melirik kearah Lydia yang melihat kearah Evan dengan ekspresi yang tidak dapat dibaca, Evan mengernyit "oh- itu lu berantem lucu banget tadi" kata Lydia yang menyadari raut wajahnya pasti membuat Evan bingung, tapi Evan tetap saja melihat Lydia dengan tatapan bingungnya, "sumpah, kayak orang pacaran! si Ivan ngambek gitu trus lo nya kayak-" Lydia yang menyadari kalau dirinya berusaha menjelaskan 'sesuatu' yang akan membuat dirinya keliatan aneh akhirnya menghela nafas "abaikan, udah sana Ivan nungguin" kata Lydia dan membalikkan badannya, Evan pun pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evan and Ivan (BOYXBOY)
Teen Fictionwhen Ivan meet Evan. WARNING! there will be a lesbian storyline as well in this story. if you are not into lesbian story you can skip it to Evan and Ivan parts.