Kini Ayara tengah duduk disofa kamarnya. Didepannya ada Miss Sofie. Ia datang untuk mengatur jadwal kelas Ayara.
Lima belas menit kemudian, mereka selesai. Kelas akan diadakan tiga hari seminggu. Ayara mendengar Miss Sofie menghelang nafas.
"Aku tidak pernah menyangka bahwa masih ada wizard lain yang memiliki kekuatan petir." Ayara mengerutkan keningnya. "Memang ada Wizard lain yang memliliki kekuatan seperti ku?"
Miss Sofie menghelang nafas. Ia mengangguk. "Di academy B. Ada yang memiliki kekuatan sepertimu. Ia sudah bisa mengendalikannya, ya.... walau pun kadang masih sering terlepas kendali."
Ayara mengalihkan pandangannya kearah jendela. Disana nampak academy B berada. "Bagaimana jika aku terlepas kendali?" Ayara menunduk. Miss Sofie tersenyum. "Sebelum hal itu terjadi. Kita harus berusaha menganti sipasi hal hal buruk tersebut, karena bekum ada yang bisa mengendalikannya ketika sudah lepas kendali."
Ayara meneguk ludahnya sendiri. Bayang bayang hal buruk itu ada didalam pikirannya. Ia menggelengkan kepala berusaha menghilangkan bayang bayang tersebut.
"Bagaimana anda bisa tau semua hal tentang kekuatan petir. Bukan kah kekuatan ada tidak sama denganku?" Miss Sofie tersenyum mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Ayara.
"Aku memang tidak memiliki kekuatan petir. Tapi aku memiliki pengalaman tentang kekuatan itu." Ayara mengangguk. Terjadi jeda syahdu diantara mereka.
Ayara menghelang nafasnya panjang. "Kau tau Ayara? Ada yang spesia dari kekuatanmu." Ayara mengerutkan keningnya. Spesial? Seperti nasi goreng saja, spesial.
"Apa yang spesial dari kekuatanku?" Miss Sofie tersenyum. "Kekuatamu memiliki level dan kekuatanmu adalah kekuatan yang paling kuat."
"Apa ada lagi?" Tanya Ayara. Miss Sofie mengerutkan keningnya seperti tengah berfikir, namun sedetik berikutnya wajah jahil terlihat. "Sisanya akan dibahas dikelas. Sampai jumpa besok."
Ayara memutar kedua bola matanya. Sedangkan Miss Sofie terkikik geli. Ayara mengantar Miss Sofie sampai pintu depan.
Setelah mengantar Miss Sofie, Ayara menjatuhkan tubuhnya disofa. Ia memijit pelipisnya. Rasanya sangat pusing. Ternyata banyak hal yang ia tidak tau dan yang harus ia tau.
Ayara mencari keberadaan Kayla dan Eline. Entah kemana mereka berdua. Setelah acara makan, Miss Sofie datang dan entah kemana perginya kedua temannya itu.
Ruangan itu terasa sangat sepi. Hanya terdengar suara hembusan nafas Ayara. Mata Ayara terasa sangat berat ditambah lagi pikirannya yang terasa sangat lelah. Lelah menampung segala kenyataan yang baru.
Ayara berjalan menuju dapur. Diambilnya segelas air mineral. Ia berjalan menuju kamarnya.
Ayara meletakan segalas air tersebut diatas nakas. Ia membaringkan tubuhnya. Ia menghelang nafas panjang.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk saja. Tidak dikunci." Teriak Ayara dari dalam. Muncul Kayla disana dengan senyum yang mengembang. Ayara mengerutkan keningnya. "Ada apa?"
Kayla duduk diranjang Ayara tepatnya disamping Ayara yang tengah tiduran. "Jadi, bagaimana tadi?" Tanya Kayla antusias.
Kayla mengikuti Ayara tiduran diranjang Ayara. Ayara hanya menghelang nafas pasrah. "Tidak ada yang menarik. Kami hanya membicarakan jadwal kelas untukku." Kayla mengangguk.
"Kau tahu? Saat kau mengatakan bahwa kau memiliki kekuatan petir, sungguh aku sangat terkejut. Aku tidak pernah menyangka bahwa room mate dan salah satu anggota dalam team kami memiliki kekuatan petir. Sungguh aku sangat terkejut."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wizard
FantasyAyara Blackwell. Tekadang sesuatu yang kita yakini tidak ada, tanpa sadari ada disekitar kita. Sama seperti Ayara. Ia mendapatkan kehidupan baru yang ia rasa berada diluar akal sehatnya. Namun, tanpa ia sadari juga. Disana ia akan menemukan jati dir...