Sudah sebulan lebih Karin diganggu dengan surat dan pengirimnya yang misterius. Ia merasa sang penulis selalu ada di sekitarnya. Ia merasa terus diikuti dan diawasi. Tentu saja ia merasa terganggu dengan itu. Ingin sekali ia mencari tahu siapa dibalik ini. Tapi ia merasa hal itu bukanlah hal penting. Ia juga tidak menceritakan hal ini pada Dera atau pun ibunya.
Sebut saja pengirim surat itu dengan sebutan Mr. X. Seseorang yang mengganggu pikiran Karin selama sebulan terakhir. Puluhan surat ditulisnya seperti,
"Harusnya kemarin lo nggak perlu nolong cowok itu. Rumah lo jauh dari halte itu"
"Semangat buat ulangan hari ini! Gue tahu lo pasti bakal ranking dua. (Karna lo bakal tetep kasih ranking satu ke Dera)"
"Pelajaran olahraga tadi sangat melelahkan. Lo pasti butuh air lebih jadi gue siapin satu."
"Gue selalu benci perpustakaan. Tapi sekarang gue mulai suka karena gue tau lo pasti ada disana. Recomendation book : Secret Admirer by Ponny Schrez."
"Hari ini bakal hujan dan lo lupa bawa payung. Lo bisa pake punya gue dan nggak perlu dibalikin"Juga surat-surat berisi pujian dan lainnya. Karin hanya bisa sabar. Ia bisa sabar hingga ia mendapatkan sebuah surat yang berbeda dari sebelumnya. Lebih panjang dan lebih membuat Karin terkejut.
"Dear, Karin. Lo pasti penasaran siapa gue. Gue nggak tau lo seneng atau risih dengan semua surat yang gue kirim. Sebenernya, gue suka sama lo. Gue udah suka sama lo sejak lama. Selalu merhatiin dan cari tahu segala tentang lo. Segala hal yang terkait dengan lo bahkan rahasia-rahasia yang lo simpen dari semua orang termasuk sahabat lo sendiri, Dera dan Alex. Gue sedikit kesel saat lo dan Alex makin deket dan akhirnya Alex nembak lo. Gue pikir lo bakal terima dia. Tapi nyatanya salah. Saat itu gue bingung sama yang lo lakuin. Jangan tanya gimana gue tahu Alex nembak lo. Karena gue selalu ada disekitar lo. Buat jagain elo. Dan setelah beberapa hari setelah kejadian itu, akhirnya gue tahu kalo alasan yang lo kasih ke Alex waktu itu bukanlah satu-satunya alasan lo nolak dia. Gue juga tahu tentang Dera, keluarga Dera, keluarga elo, dan keluarga Alex. Gue tahu segalanya tentang lo karna gue terlalu sayang sama lo. Tapi gue nggak berani buat muncul dihadapan lo karena gue takut. Gue takut lo bakal jauhin gue saat gue deketin lo. Gue ngerasa udah cukup bagi gue mengagumi lo dari jauh. Tapi makin lama perasaan gue nggak bisa lagi gue pendam. Gue makin sayang dan mulai pengen milikin lo. Sampai Alex datang lagi ke kehidupan lo. Gue takut. Gue takut Alex bakal bikin luka lo makin sakit. Tapi gue lebih takut kalo Alex lah yang jadi penyembuh luka itu. Dan karena itu, gue pengen muncul di hadapan lo. Gue pengen jadi penyembuh luka buat lo. Tapi apa lo bakal terima kehadiran gue di kehidupan lo?"
Karin langsung melipat dan memasukkan selembar kertas itu ke dalam tasnya. Takut ada orang lain yang akan membacanya. Apa maksud sang penulis ini? Rahasia mana yang ia maksud? Bagaimana ia bisa tahu? Apa sebenarnya maunya? Karin merasa gelisah. Ia langsung pulang, cepat setelah bel pulang berbunyi. Memperhatikan sekitar dengan waswas bagai orang yang sedang diikuti. Atau memang seperti itu.
Sampai di kamarnya, Karin langsung membuang tasnya ke sembarang. Dengan berjalan bolak-balik, Ia berpikir. Penulis surat rahasia itu sudah melebihi batas. Penulis itu benar-benar mengganggunya kali ini. Apa sebenarnya maunya. Karin tidak bisa diam saja atau orang itu akan semakin melewati jalur yang tidak seharusnya ia lewati. Tapi apa yang harus Karin lakukan? Ia bahkan tidak tahu siapa pengirimnya. Ia tidak bisa meminta tolong pada Dera karena itu akan membuat Dera semakin sakit. Haruskah ia melaporkannya pada polisi?
