Alex vs DeRin

242 15 0
                                    

Sejak kedatangan Alex, hidup Dera dan Karin tak lagi sedamai dulu. Laki-laki itu melakukan apapun yang dapat membuat keduanya naik darah. Mungkin Dera dan Karin sudah menebak ini semua akan terjadi sejak pertemuan pertama mereka di pagi hari yang cerah itu. Sebelum pindah, Alex memang sering mencari masalah dengan Karin dan Dera. Padahal saat kecil mereka bertiga adalah sahabat. Dan pernah ada sebuah rasa diantara mereka. Dan mungkin sekarang masih ada. Siapa yang tahu?

>><<

"ALEEEEEEEEEEEX!" Siapa lagi yang dapat membuat seisi kelas hening selain Dera

Dera baru saja kembali dari kamar mandi dan menemukan semua bukunya telah hancur berkeping-keping. Buku-buku penting itu kini menjadi sobekan-sobekan kertas akibat ulah Alex. Bagaimana dia bisa tahu kalau itu kerjaan Alex? Karena tidak ada yang berani melakukan hal itu selain Alex.

Lelaki yang merasa terpanggil datang mendekati Dera. "Ada yang bisa saya bantu, tuan puteri?" Katanya.

"Apa yang lo lakuin sama catatan-catatan penting gue? Kembalikin semuanya seperti semula!" Teriak Dera marah.

"Gue nggak lakuin apa-apa sama kertas-kertas malang nggak berguna ini. Dan buat apa gue lakuin yang lo mau. I'm not your maid, princess." Jawab Alex santai membuat Dera makin kesal. 

Tak ada gunanya berdebat dengan lelaki satu ini. Dera memilih berjongkok dan mengumpulkan kertas-kertas yang penting baginya itu untuk disusun kembali. Sebegitu pentingkah kertas-kertas itu? Jika kalian berpikir begitu, begitu juga dengan Alex. Ia kemudian kembali ke bangkunya. Sebelum itu, ia dengan sengaja menginjak dan menendang tumpukan kertas yang dikumpulkan Dera.

"Ups. Nggak sengaja." Kata Alex pada Dera kemudian pergi.

Sedangkan Karin sedang berpikir apa ia harus menempel semua kertas ini dengan selotip atau menyalinnya kembali di buku yang baru. Karena catatan-catratan itu memang benar-benar penting. 

>><<

"ALEEEEEEEEEEX" Lagi-lagi Dera dibuat emosi oleh ulah Alex.

Pelajaran olahraga kali ini akan ada penilaian lari jarak pendek. Di lapangan hijau luas milik Loretta beratapkan terik matahari, semua siswa kelas 11 sudah siap menunggu giliran penilaian lari. Begitu juga Dera. Dera mendapat giliran kloter pertama pada penilaian. Ia benar-benar siap dan yakin kali ini ia bisa mendapat nilai maksimal. Ia sangat yakin hingga satu orang membuatnya tersandung dan jatuh di langkah pertamanya.

Siapa lagi kalau bukan Alex. Kesal. Marah. Sakit. Malu. Dan yang paling Dera benci adalah ia tidak bisa mendapat nilai maksimal.

"Pak! Saya minta ulang. Tadi saya tersandung." Protes Dera pada guru olahraja mereka, Pak Bintang.

"Tidak bisa, Dera. Itu salahmu karena tidak berhati-hati ketika berlari." Jawab Pak Bintang tegas.

Tidak terima, Dera kembali protes. "Tapi ini ulah Alex, Pak. Dia yang membuat saya tersandung."

"Kamu tidak punya buktinya. Lagipula, saya sudah pernah bilang seorang pelari harus segera bangun ketika ia jatuh dan harus tetap berlari hingga garis finish. Yang saya lihat kamu hanya diam dan marah-marah. Kesimpulannya, untuk penilaian kali ini, kamu mendapat nilai terendah." Kata Pak Bintang kemudian pergi memanggil giliran selanjutnya.

Intinya, Dera sangat marah pada Alex.

>><<

"ALEEEEEEEEEEEEX" Hari lain ketika Alex lagi-lagi membuat Dera naik darah.

Pagi ini, semua siswa dihebohkan dengan inspeksi mendadak dari tim ketertiban. Semua tim yang bertugas telah bertugas ke masing-masing kelas untuk mengecek barang-barang bawaan mereka. Begitu juga kelas Karin dan Dera.

P3KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang