The Lad

442 59 2
                                    

"Yoongi hyung~"
Hampir Yoongi menjatuhkan gelas di tangannya ketika suara melengking Jimin tiba-tiba menyapa indera pendengarannya. Astaga, anak itu sedang apa malam-malam begini?

"Yoongi hyung!!!"
Langkah kakinya menderap dengan kesal, meraih kenop pintu depan, dan membukakan pintu rumahnya hanya untuk menyaksikan senyum lebar Jimin yang menyebalkan

"Mau apa bocah?" Jimin terkekeh sebentar. Hyungnya ini galak sekali.

"Menjagamu, tentu saja." Jimin hendak melangkah masuk tetapi Yoongi menghalangi akses masuknya. Kening Yoongi berkerut, menghujani Jimin pertanyaan dengan tatapannya.

"Eomma-mu memintaku untuk menjagamu malam ini."

Oh, ya. Ingatkan Yoongi, kedua orang tuanya tak akan membiarkan anak manisnya menjaga rumah seorang diri tentu saja.

"Sekarang aku bisa masuk?"

"Aku bisa menjaga diriku sendiri." masih mengelak, bersandar di sisi pintu dengan wajah pongah mengantuk yang menggemaskan.

Jimin diam-diam ingin tertawa. Bagaimana bisa lelaki itu sudah mengantuk padahal langit baru saja berubah gelap.

"Kau sudah makan malam?"
Dan ingatkan Yoongi juga kalau Park Jimin tak akan melepaskannya semudah itu. Kaki-kaki itu akhirnya menerobos blokade Yoongi di pintu depan. Jimin langsung berjalan santai menuju dapur, membuka kulkas, dan memeriksa bahan makanan di sana.

"Kau ingin makan apa, hyung?"

"Aku tidak lapar."

Jimin mendengus kesal. Hyung kesayangannya ini memang tak pernah berubah, selalu mengeluarkan kalimat sakral yang sudah didengar Jimin hampir sepanjang umurnya mengenal Yoongi. Pantas saja tubuhnya kurus kering dan mudah sakit.

"Hyu-"

"Dan aku mengantuk." Yoongi mengusap kelopak matanya yang mulai berat. Bibir kecilnya mengerucut tanpa sadar. Membuat pertahanan Jimin runtuh sepenuhnya. Mana tega ia membiarkan Yoongi menahan kantuk lebih lama lagi -oh, ayolah Yoongi itu penggila tidur.

"Pastikan kau mengunci semua pintu dan jendelanya, Jim."

Jimin hanya menghela napas panjang dan bersandar di pintu kulkas menyaksikan lelaki manis itu perlahan menghilang di balik pintu dapur. Padahal Jimin kan ingin menghabiskan malam bersama Yoongi, seperti nonton film misalnya.

...

Jimin naik ke atas ranjang yang Yoongi bagi dengannya malam ini. Menyaksikan Yoongi sudah tertidur dengan napas teratur nyaris membuatnya memekik heran. Secepat itukah? Jimin menaikkan selimut yang menutupi sebagian tubuh Yoongi sampai batas dagu pemuda manis itu. Menyisir rambut Yoongi ke belakang telinga. Sedangkan dirinya sendiri hanya bersandar di kepala ranjang dan mengamati lamat-lamat wajah manis pemuda di sampingnya sambil sesekali mengelus rambut Yoongi.

Wajah tertidur Yoongi adalah favorit Jimin. Yoongi akan terlihat sepuluh kali lebih manis tanpa tatapan dingin atau mulut pedas yang biasanya ditujukan Yoongi padanya. Ia terlihat seperti bayi yang begitu rapuh.

Menyaksikan bagaimana pemuda manis itu meringkuk di bawah selimut dengan mata tertutup dan bibir mengerucut sungguh membuat Jimin mati-matian menahan diri. Jimin tertawa sekilas karena sudah memikirkan hal-hal yang tidak-tidak yang mungkin bisa ia lakukan pada Yoongi saat ini.

"Kau tahu, hyung? Bahkan saat tertidur pun kau tetap bisa menggodaku. Dasar penggoda!"

Jimin mencubit main-main hidung mungil Yoongi. Membuat pemuda manis itu menggeliat terganggu dan meloloskan sedikit rengekan dari bibirnya. Astaga, lelaki ini benar-benar manis, demi Tuhan. Jimin tak bisa lagi menahan tawanya. Meski tak keras, tapi sudut matanya sampai berair.

Perlahan dirinya masuk ke dalam selimut bersama Yoongi. Merapat dan memiringkan tubuhnya menghadap Yoongi. Acara menginap di rumah Yoongi adalah hal yang paling menggembirakan untuk Jimin. Sejak Yoongi dan keluarganya mengenal Jimin sebagai tetangga sebelah rumah mereka, orang tua Yoongi tak lagi segan untuk menitipkan anak laki-laki manis mereka pada Jimin ketika mereka memiliki urusan yang mengharuskan mereka meninggalkan Yoongi seorang diri di rumah. Dan mempercayakan begitu saja anak manisnya pada pemuda labil bernama Jimin itu sungguh membuat Yoongi kesal setengah mati. Oh, tak tahukah mereka kalau Jimin itu senang sekali mengganggu ketentraman hidupnya?

Walau di dasar hatinya yang dingin, Yoongi berani bersumpah kalau Jimin serius menjaganya.


Tapi tetap saja, bagi Yoongi..

Jimin itu cuma anak kecil.

.
.
.
Tbc.

Thank you for coming and give me a support please :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thank you for coming and give me a support please :)

HitchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang