Hmm... Ini Menarik

93 10 1
                                    

Sret! Sret! Sret!

Coretan-coretan tidak berguna memenuhi lembaran kertas di buku sketsaku.

Aku bingung. Apa yang harus kugambar sekarang?! Mood-ku sedang baik untuk menggambar, jadi aku tidak akan menyia-nyiakan moment ini. Tetapi sayangnya, aku kehabisan ide untuk dituangkan ke dalam gambar.

Oh, ide! Datanglah!

Di tengah kebingunganku, seorang perempuan dengan dress putih menarik perhatianku. Aku pun memperhatikan seorang perempuan manis yang sedang duduk di bangku taman yang tak jauh dari tempat dudukku. Melalui ekor mata, aku dapat melihat mata eloknya yang berbinar-binar seperti anak kecil yang mendapat permen dari orang tuanya. Aku tersenyum tipis --tipis sekali, bahkan aku tidak yakin ada yang dapat melihat senyumku ini.

Katakanlah aku pengecut karena tidak berani memandanginya terang-terangan, atau bahkan langsung menghampirinya dan berkenalan. Tidak, aku bukan tipe laki-laki yang blak-blakan seperti itu.

Aku lebih memilih diam dan menikmati wajah manisnya dalam kesendirian tanpa perlu bertingkah lebih.

Aku menengadahkan kepalaku ke depan dan mencoba tersenyum tipis kepadanya. Siapa tahu ia akan membalas senyumanku bukan?

Kamera yang sedang ia pegang di tangannya itu membuatku tertarik. Aku menatap lensa kameranya, sambil tetap mempertahankan senyum tipisku.

Ya... Ekspektasi memang tak seindah realita.

Aku percaya itu.

Kukira, perempuan itu akan membalas senyumanku. Namun apa yang kudapat? Ekspresinya jelas terlihat shock dan tidak suka. Apalagi, tak lama setelahnya, ia berlari tunggang langgang ke luar dari area taman.

Sedikit kecewa, namun aku berusaha melapangkan dada.

Ups... Mataku menangkap sebuah benda di atas bangku taman yang ditempati perempuan ber-dress putih tadi.

Kamera.

Aku berjalan ke arah kamera tersebut ditinggalkan pemiliknya. Aku memungut benda tersebut.

Baik, aku tahu ini lancang, namun rasa penasaranku terhadap perempuan itu tidak dapat kubatasi.

Dengan segera aku membuka gallery fotonya, lalu menemukan...

Foto-fotoku?!

Jadi, perempuan itu telah mengambil foto candid-ku diam-diam?

Kulanjutkan melihat foto-foto jepretannya yang lain. Beberapa selfie dirinya terdapat di dalam kamera tersebut.

Cantik, batinku.

Aku kembali duduk di bangku taman yang tadinya aku tempati. Aku membuka lembar baru di buku sketsa, lalu mulai menggoreskan pensil HB-ku di atasnya.

Sekarang, aku tahu apa yang akan aku gambar. Suatu hal yang sebelumnya tidak pernah menyangkut di otakku.

Aku tersenyum lebar. Hmm... ini menarik, pikirku, senang.

Ckrik!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang