Cowok berambut hitam ini tiba-tiba saja menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah Cafe yang bernama 'Curators Coffee Gallery' yang berada di jalan Margaret St. Dia pun memperhatikan Cafe kecil itu lalu menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Kali ini ia agak lumayan gugup karena dia akan melamar pekerjaan di Cafe ini. Cafe yang menurutnya terkenal karena menu kopi dan minumannya yang bermacam-macam, sehingga kebanyakan remaja dan mahasiswa sepertinya yang mampir ke Cafe ini untuk membeli segala macam kopi dan minuman yang berada di sini.
Cowok itu pun masuk ke dalam Cafe itu dengan perasaan gugup dan juga takut, takut jika persyaratan untuk melamar perkajaannya itu tidak lengkap, seperti usianya tidak mencukupi, dia belum mempunyai ijazah S1, atau karena dia bukan warga negara asli di sini, di Inggris. Ya, dia bukan warga negara asli di sini. Dia asli berasal dari Sydney, Australia. Dia pergi jauh ke sini karena untuk melanjutkan pendidikannya di sini.
Ketika cowo itu sudah memasuki Cafe itu, yang pertama ia lihat adalah seorang wanita yang bername-tag 'Keysha' dan dia berada di balik meja counter khas Cafe itu dan sepertinya dia dua tahun lebih tua darinya. Dia memiliki rambut pirang dan juga mata bewarna hijau gelap. Cowok itu pun melangkahkan kakinya mendekati wanita itu lalu ketika sudah berada di depan wanita itu, wanita itu pun menyapanya sambil tersenyum. "Selamat siang, ingin memesan apa, sir?" suara aksen bahasa inggrisnya pun terdengar jelas.
Ini membuat cowok ini tersenyum kikuk dan juga menggaruk tengkuknya yang menurutnya tidak gatal itu karena dia bingung ingin mengatakannya seperti apa.
"Umm-aku tidak ingin memesan, te- tetapi aku ingin melamar pekerjaan." Akhirnya cowok itu mengatakannya juga. Wanita yang berada di depannya pun mengangguk lalu melihat tangan kanannya yang sedang memegang map yang bisa ia tebak itu adalah map untuk melamar pekerjaannya.
"Okay, tetapi sebelum itu namamu siapa?" tanya wanita itu.
"Calum. Ya, namaku Calum." Jawab cowok ini dan ternyata namanya adalah Calum. Wanita yang di depannya ini agak aneh ketika mengetahui namanya. Mungkin karena dia jarang mendengar nama seperti itu.
Lalu wanita itu pun mengangguk. "Okay Calum, mari kuantar ke ruangannya." Ucap wanita itu. Calum hanya bisa mengangguk saja lalu mengikuti wanita itu menuju ke ruangan, entah ruangan apa tetapi kemungkinan besar adalah ruangan si pemilik Cafe ini. Ketika wanita itu membuka pintu ruangan itu untuknya, tanpa di pikir panjang lagi dia langsung masuk ke dalam ruangan itu bersama wanita bernama Keysha ini. Yang pertama ia lihat di ruangan ini adalah seorang lelaki yang duduk di meja kerjanya dan seperti sedang habis menelpon, karena Calum melihat dia hanya menekan sekali di layar sentuh handphonenya dan Calum perhatikan dia seperti berumur 40 tahun ke atas.
"Hai Frank, ini Calum. Dia mau melamar pekerjaan." Ucap Keysha tiba-tiba sambil menunjuk Calum yang berada di sebelahnya kepada si pemilik Cafe yang bisa di tebak dia bernama Frank. Kali ini Calum sangat gugup dan rasanya jantungnya ingin keluar dari tempatnya. Dari lubuk hatinya paling dalam dia sangat berharap sekali di terima di Cafe ini karena dia sangat menyukai Cafe ini dan juga dia membutuhkan uang lebih untuk biaya hidupnya di sini dan juga kuliahnya.
Calum merasa tidak enak sekali setiap bulan dia harus menelpon ayahnya untuk mengiriminya ia uang dan dengan cara inilah dia tidak merepotkan orangtuanya lagi yang berada di Sydney.
"Wow, okay. Kamu boleh kembali bekerja, Keysha." Ucap Frank pada Keysha dan sepertinya Frank ini adalah orang yang baik dan juga humoris pada anak buahnya yang bekerja dengannya. Keysha pun mengangguk lalu meninggalkan Calum dan juga Frank berdua di ruangan ini. Calum masih merasakan gugup itu dan juga dia tidak tahu harus melakukan apa. "Kau gugup, ya? Oh come on, santai aja." Frank pun terkekeh melihat Calum yang berada di depannya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLEGUM
FanfictionSiapa sangka yang awalnya cuma ngeliatin dari jauh bakal bertemu ketika kota London hujan? Ini yang dialami oleh Calum sekarang. Awalnya ia hanya melihat gadis itu dari jauh di sebuah taman di kota London dan entah mengapa gadis itu membuatnya sang...