Pendekar Harimau

harimau talago dewi

Jauh di atas lereng gunung singgalang, jauh dari hiruk pikuk kehidupan ramai
Bertempat di sebuah rumah panggung kayu beratap gonjong, berdinding ukiran,

seorang anak berlatih silat di halaman rumah dengan seorang guru.
Gerakan indah memukau tetapi liar bagaikan seekor harimau buas yang kapan saja siap bertarung

Membuat mata siapa pun yang melihat tak berkedip
Kuda kuda anak ini kuat bak kaki harimau terlihat dari cara nya berdiri

Anak ini berumur sekitar 12 tahun iya belajar silat sejak umur 7 tahun kepada sang guru yang bukan lain kakek nya sendiri
Ia biasa di panggil oleh kakek nya "andira"nama asli anak ini

Setelah beberapa tahun ia belajar kini ia menginjak usia 18 tahun dan sudah menamat kan ilmu yang di berikan oleh kakek nya, lalu ia di beri gelar harimau talago dewi"

Kini tiba lah saat nya andira untuk turun gunung mencari kehidupan sesungguh nya

Andira hidup sebatangkara sejak berumur 2 tahun ayah dan ibu nya meninggal karena di bunuh kawanan rampok yang berdiam di bukit tambuntualang,

Sedari kecil andira di asuh oleh keluarga ibu nya di kaki gunung singgalang serta kakek nya yang bernama anggku janguik yang memiki kepandaian tinggi sukar di tandingi di desa kaki gunung singgalang itu sang kakek orang yang paling di segani dan tetua adat setempat

Andira tumbuh menjadi anak yang ramah serta berbudi luhur

ia tak pernah sombong dalam bertutur kata meski pun semua orang tau andira memiliki kepandaian tinggi dari kakek nya iya kerap membantu orang yang kesusahan

Sebab ia selalu memegang teguh perinsip hidup dari kakek nya yang sudah di tanam sedari andira kecil yaitu ada 4 hal
Lurus
Sabar
Benar,,,
Lilahitaala,,

Perjalanan andira kali ini sebenar nya hanya untuk bertemu saudara sang kakek bernama datuak rao rajo intan untuk membantu beliau dalam berniaga kebetulan datuak rao pun saudagar yang terbilang berhasil di daerah "rao" perjalanan yang di tempuh andira pun cukup jauh sekitar 7 hari berjalan kaki dari lereng gunung singgalang ,

Matahari sudah mulai bersinar terik andira yang berangkat dari subuh itu pun mulai berkeringat

" heemm matahari nampak nya sedang bersemangat seperti nya aku harus berhenti sejenak

Dan tak jauh dari tempat andira berbicara ada sebuah pondok berlantai kan bambu beratap daun kelapa tak berdinding

" ah agak nya aku harus beristirahat sejenak di pondok itu setelah hilang lelah ini aku akan melanjutkan perjalanan kembali "

Sesampai nya andira di pondok ia meletakan tas yang terbuat dari anyaman daun pandan yang berisi sedikit uang dan dan kerambit kesayangan nya pemberian sang kakek
Perlu di ketahui kerambit milik andira ini bukan sekedar kerambit biasa,
Kerambit ini adalah pusaka turun temurun keluarga nya yang di beri kepada andira oleh kakek nya, sebuah senjata kecil berbentuk melengkung dan tak bergagang tetapi memiliki lubang terbuat dari kayu jati berukir untuk memasukan salah satu jari kedalam nya sehingga dapat di genggam ,

Senjata ini memiliki dua mata bagian dalam dan luar nya, bukan hanya itu senjata ini memiliki kesaktian sendiri yang apa bila senjata ini jatuh ketangan orang jahat, tak akan ada yang mampu menggengam nya, atau kalau nekat memegang nya tanggan nya akan hangus melepuhhh

Senjata ini juga biasa andira simpan di pinggang nya dan apa bila di keluarkan dari sarung nya senjata ini akan mengeluarkan sinar kuning hitam bak corak harimau dan di iringi suara auman harimau yang membuat kuping orang jahat sakit bila mendengar auman itu, begitu sakti nya senjata ini sangat di jaga dan di rawat

Andira sendiri berperawakan tinggi tegap tubuh kekar dengan rambut tak begitu panjang tetapi tertata rapih, pandangan mata nya tajam dan berbola mata coklat kehijauan,
Hal ini lah yang membuat siapa saja yang melihat keindahan mata andira pasti terpesona, terlebih gadis2 dan para wanita

"Ah agak nya tenggorokan ku ini kering sekali ada baik nya aku mencari sungai dekat sini setidak nya untuk meminum air dan nencuci muka,

Tak jauh dri pondok terdapat sungai ber air jernih dan di samping sungai terdapat pesawahan yang begitu luas terhampar