part 7

83 1 1
                                    

VIO POV

Gue menatap keluar jendela dengan tatapan kosong, orang banyak berpikir kalo hidup guetuh kaya ga punya beban. Ya memang gue gapernah nunjukin kesedihan gue kepada orang lain, gue selalu ketawa bersikap konyol keorang lain bisa ngebuat orang lain tertawa karna halhal aneh ya gue lakuin.

Dibalik tawa canda gue, gue selalu merasa kosong entah kenapa. Gue kangen keluarga gue, kangen abanga abang gue kangen kakak dan orngtua kandung gue. Kadang gue mikir, kenapa gue hidup ditakdirkan kaya gini, gue pengen punya keluarga utuh kaya teman teman gue yang lain. Diantara keluarga kandung gue, ada satu orang yang paling gue sayang . ya dia rio, gue sayang banget sama dia. Dulu sebelum gue diambil oleh tente gue, orang yang paling bisa ngertiin perasaan gue cuman abang rio, dia selalu nemenin gue kalo mau tidur, ketaman bareng, beliin eskrim buat gue, kita ketawa bareng, nyuapin gue. Ya gue gapernah lupa masa masa indah itu, gue hanya berharap bisa kembali kemasa itu, gue pengen ngerasain hangatnya dipeluk oleh seorang abang,

pengen ngerasain rasanya kasih sayang yang tulus oleh serorang abang, pengen rasanya dimanja layaknya seorang putri oleh abang. Tapi keadaan yang bikin gue berubah, dulu gue bunda dan abang rizki abang tertuaku sempat beradu mulut ketika mama dan papaku bercerai. abang abang gue tidak ikut papa ataupun mama untuk tinggal bersama, mereka lebih memilih untuk hidup mandiri.

Mereka tinggal diapartemen milik abang rizki, ya abang rizki memang sudah kerja menjadi direktur perusahaan papa dan kini dia sudah diangkat sebagai kepala cabang, dan sekarang adalah tugas abang buat jagain adeadenya.

Flashback on

"abang, mama dan papa sudah memutuskan untuk bercerai, kami sudah tidak kuat lagi. Maafkan kami yang telah gagal menjadi orang tua yang baik untuk kalian"ucap papa dan mama hanya bisa menunduk menahan air mata.
Aku yang masih kecil belum bisa apaapa dipangkuan abang rio kini ikut menangis karna melihata mama yang sudah sesengukan.

"mah, pah apa mama dan papa tidak bisa membatalkan perceraiannya? Kenapa si mama dan papa kaya gini, kami masih butuh orang tua, kami msih butuh kasih sayang, apalagi vio dia masih kecil mah, dia sangat membutuhkan kalian. Rizki mohon, kalian jangan bercerai demi vio. mahpah vio masih butuh kalian"ucap abang rizki

"keputusan kami sudah bulat sayang, mama dan papa tidak kuat untuk melanjutkannya lagi. Buat apa kami bersama tetapi salah satu diantara kami tidak saling mencintai" ucap mama yang sekarang air matanya keluar membasahi pipinya.

"papa,mama rio mohon sama mama dan papa jangan bercerai mah, kami masih butuh mama dan papa. Apalagi vio, rio takut vio kekurangan kasih sayang dari orangtua. Apa mama tega melihat vio masih kecil ditinggal oleh kedua orangtuanya, tidak mendapat kasih sayang oleh orangtua kandungnya, apa perasaan vio kalo vio udah besar nantimah? Seiring berjalannya waktu vio akan dewasa, dia masih butuh pendamping, semangat, dan motivasi dari keduaorangtuanya. Apa mama tega?"ucap rio yang kini matanya sudah mulai berkacakaca

"maafkan kami sayang keputusan kami sudah bulat, kami akan bercerai secepatnya, sekali lagi maafkan kami yang tealh gagal menjadi orangtua yang baik untuk kalian"ucap papa tegas

"mama juga minta maaf telah gagal menjadi seorang ibu yang baik untuk kalian, mama akan tetap sayang sama kalian, kalian harus ingat mama akan selalu syang sama kalian walapun kami tidak tinggal bersama".ucap mama

"kalian bisa memilih akan tinggal bersama siapa.kalian mau ikut mama atau papa."tanya papa

"baiklah kalo keputusan kalian, rizki binggung mau gimana lagi, dan rizki, rio, riska, dan vio tidak ikut mama ataupun papa. Kami akan tinggal diapartemen milik rizki. Kami tidak mau ikut salah satu dari kalian. Dan inget jangan pernah mengangu kami lagi"ucap rizki tegas kepada kedua orangtuanya.

Rasanya rizki ingin menangis tetapi dia tidak boleh terlihat lemah didepan adikadik nya, dia memutuskan untuk pergi meningalkan kedua orangtuanya dan membawa adikadiknya kepartemennya.
Kami semua berada di mobil bang rizki

"bang kita mau kemana?"tanya bang rio
"kita mau kerumah tente risa dan om doni, abang rasa vio lebih baik sama mereka. Abang takut kalo vio sama kita dia seperti kurang kasih sayang orangtua"jawab bang rizki

Aku berada dipelukan bang rio, mungkin mereka menyangka aku sudah terlelap tidur, tetapi sebenernya tidak. Aku menangis dalam diam dan mendengar semua percakapan mereka.

"tapi bang, rio gamau pisah sama vio. Abang tau rio sayang banget sama vio, rio gabisa jauh jauh dari vio"jawab bang rio dengan nada naik dan suaranya seperti orang menahan nangis.

"tapi gimana lagi rio, ini keputusan abang. Demi masa depannya vio kita semua harus relaiin vio. Abang gamau liat vio kurang kasih sayang orangtua. Masa depan vio masih panjang. Abang mohon ngertiin keadaan kita sekarang"jawab bang rizki dengan nada lemas.

Aku merasakan seperti ada air yang menetes dikepala ku, dan sepertinya bang rio sedang menangis dalam diam. Ya karna sedaritadi aku berada dipelukan bang rio. Bang rio mengambil napas dalamdalam dan berbicara"baiklah kalo itu keputusan abang, rio terima".

Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, dan sampaiakhirnya kita sampai kerumah tante risa dan om doni. Mereka menyambut kami hangat dan bang rizki mulai membicarakan hal serius. Aku dan bang rio sedang berada dikamarnya chintya. Ya dia anak angkat tante risa dan om doni. Mereka tidak bisa mempunyai keturunan dan akhirnya mereka mengambil keputusan untuk mengangkat anak. Tiba tiba bang rio memeluk ku saat aku tertidur, dan sebenrnya aku masih berpurapura tidur.

"dek abang sayang banget sama adek, jaga diri ade baikbaik ya kalo abang gabisa denemin ade lagi. Janji sama abang ade gaboleh nakal sama tente risa dan om doni, sekarang mereka jadi orangtua ade. Abang rio, abang rizki sayang sama ade. Jaga diri baikbaik ya de. Good night and sleep tight baby, oia satu abang punya kalung buat ade, jangan dilepas ya de"sambil mencium keningku lama dan lagilagi seperti ada air yang menetes dikeningku, dan bang rio seperti memasangkan sesuatu dileherku, dan langsung keluar dari kamar.

Dan setelah itu aku tidak bertemu dengan saudara saudaraku apalagi orangtua kandungku.

Flashback off

Mengingat kejadian itu tanpa sadar airmata gue udah membasahi pipi. Sambil menggengam kalung pemberian bang rio gue nangis dibalkon kamar sambil ditemani suara hujan. Ya aku sangat merindukan abang abangku, enatah bagaimana keadaan mereka saat ini.

Aku rindu akan pelukan
hangat yang dimiliki mereka, aku rindu tertawa bersama mereka. Aku rindu dengan kenangan indah dimana keluarga ku terlihat harmonis. Aku rindu semuanya.
---

Halo update lagi hehe
Jangan bosen bosen vote s

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang