Darahku ya Darahmu

290 24 4
                                    

Risa's POV

Seseorang memakai seragam operasi lengkap keluar dari ruang operasi.

"Apa disini ada keluarganya Rio Haryanto?"

"Saya ibunya, dok."

"Maaf nyonya. Tapi saya punya kabar buruk."

Tanpa sadar air mata gue ikut menetes mendengar kabar buruk ini.

"Kabar buruk apa , dok?", kata Tante Indah sambal berlinang air mata.

"Begin, bu. Pendarahan yang terjadi di kepalanya menyebabkan pasien kekurangan banyak sekali darah. Saat ini stok darah kami yang dibutuhkan oleh Rio sedang kosong. Jika tidak segera ditangani maka tidakada lagi yang bisa kita lakukan."

"Baik,dok. Periksa darah saya, saya ibu kandung Rio Haryanto.", jawab tante Indah.

"Saya juga, dok. Saya kakaknya.", sahut kak Ryan.

"Baiklah. Sus, tolong antar mereka ke lab."

Tante Indah dan kak Ryan pun ninggalin gue sendirian disini. Sebelum mereka pergi mereka berkata bahwa mereka akan segera kembali. Beberapa saat kemudian mereka kembali kesini dengan raut wajah cemas.

"Gimana hasilnya, tante?"

"Kita cuman tinggal nunggu hasilnya, sayang.", kata tante Indah. Diwajahnya masih ada bekas air mata, yah gue tau sih pasti tante cemas banget soalnya anaknya lagi ada diantara hidup dan mati.

Dokter pun datang menghampiri kami bertiga.

"Gimana hasilnya, dok?, tanya kak Ryan.

"Sebelumnya maaf, tapi golongan darah kalian tidak ada yang cocok dengan pasien."

"Apa?! Bagaimana bisa dok?!", tante Indah terhuyung ke belakang, untung ada kak Ryan yang langsung ngebopong tante Indah ke kursi terdekat.

"Ibu tidak apa-apa?", tanya dokter itu.

"Saya tidak apa-apa dok. Tapi bagaimana bisa, dok? Saya adalah ibu kandungnya."

"Golongan anak ibu dan anak ibu tadi setelah di tes menunjukkan golongan darah O, sedangakn golongan darah milik pasien adalah A."

A...? Gue A kan?

"Dok, cek darah saya!", kata gue tiba-tiba.

"Maaf?"

"Iya dok. Golongan darah saya A, siapa tau darah saya ini cocok sama kak Rio."

"Nak, kamu gak usah ngelakuin itu. Kamu udah nolongin tante, jadi gak usah terlalu banyak berkorban lagi.",kata tante sambil berlinang air mata.

"Gakpapa,tante. Aku nolongin tante itu karena ikhlas, te. Aku juga sayang sama kak Rio, sama kayak tante sayang sama kak Rio juga."

YA AMPUN! NGOMONG APA GUE BARUSAN?!,batin gue. Gue pun mengutuk diri gue sendiri.

"Makasih ya, nak. Kalo gak ada kamu, pasti Rio udah gak ada."

"Tante gak boleh ngomong gitu. Pasti ada hikmah dibalik semua ini, te.", gue memegang erat tangan tante Indah.

"Sus, antar dia ke lab.", lalu ada seorang suster yang membimbing gue buat tes darah.

*****

"Adek, gak usah takut. Gak sakit kok, rasanya cuman kayak digigit semut.", kata mbak-mbak yang mau ngambil darah gue. Mbak-mbak itu kayaknya lagi ngusapin cairan alcohol ke kulit gue yang rasanya adem.

"Tahan ya dek."

Nyess!

"Aw!", reflek gue. Gue ngerasa darah gue kesedot. Setelah beberapa lama akhirnya selesai juga.

BAD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang