Queen Of Heart [ Twoshoot ]

Queen Of Heart - End

Hari-hari berlalu begitu cepat, secepat kedekatan Serra dengan Yoongi, mungkin ini keadilan Tuhan atau mungkin ujian. Serra terus tersenyum saat menerima pesan dari Yoongi, Airin yang memperhatikan sahabatnya itu hanya mampu tersenyum pasrah, pasalnya ia tak pernah melihat Serra sebahagia itu selama ia hidup bersama Donghae. Namun ada banyak hal yang mengganggu pikirannya, bagaimana jika Donghae sampai mengetahuinya sekalipun hubungan Serra dan Yoongi hanya sebatas Army dan Bangtan, dan siapa yang bisa menjamin hubungan mereka sebatas itu, bukankah cinta tak mengenal apapun terlebih jika pertemuan intens sering dilakukan, bagaimana, bagaimana itu yang membuat Airin justru merasa sedih melihat kehidupan sahabatnya, ia bahagia namun ia takut takdir justru akan mempermainkannya dan menyeretnya kedalam luka yang akan sulit di sembuhkan nantinya.

"Serra-ah." Airin memberanikan diri untuk kali ini.

"Hmm." Serra masih fokus dengan ponselnya, ia masih tersenyum namun tak menolehkan kepalanya.

"Lihat aku." Airin menyeret kursi.

"Aku mendengarkanmu, lihatlah! Ternyata Yoongi tak sedingin yang kita lihat, ia lebih hangat meskipun bercandanya sedikit garing. Kau tau, Taehyung lebih lucu, Jimin, Jungkook ah semuanya, aku senang bertemu mereka, dan aku sudah 2 kali di traktir makan oleh Yoongi. Airin, aku sangat bahagia, bahagia, bahagia.." Serra menoleh dengan mata berbinar, membuat Airin tak sanggup mengatakan kekhawatirannya.

Grep..

"Kau bahagia, Serra?" Airin memeluk sahabatnya, dengan senang hati ia membalasnya.

"Hmm, sangat." ujar Serra, ia melepaskan pelukannya. "Ah, tadi apa yang ingin kau katakan?" Serra menatap polos.

"Berhenti menunjukan wajah polos biadab mu itu, Nona Kim."

"Yaak, Yaak, Yaak! Kau selalu begitu, aku membencimu, aku marah padamu, Park Airin." Serra menatap tajam.

"Apa peduliku, haha." Airin keluar dari ruangan Serra dengan tawa yang pecah karna berhasil membuat Serra kesal, namun setelah ia keluar, dadanya terasa sesak, cairan bening keluar dari ekor matanya, dengan cepat ia menyeka air matanya.

"Bagaimana bisa aku merenggut kebahagianmu, Serra-ah. Aku berjanji, kau akan mendapatkan salah satu dari mimpimu yang hilang. Aku berjanji." Gumamnya.

**

Donghae sangat kesal, bahkan ia marah sangat marah. Bagaimana tidak, istri tercintanya mengabaikannua lebih dari 2 minggu lamanya, namun orang-orang kepercayaannya mengatakan jika Serra selalu ada di rumah, bagaimana bisa? Karna mereka tau betapa menderitanya gadis kecil itu, terlebih saat pertama kali Serra datang di kediaman Donghae, bagaimana gadis itu selalu menangis di setiap waktu. Donghae menggeram, ia meremas gelas yang sedari tadi ia pegang.

Tuk..

Gelas cantik itu pecah, membuat tangannya berdarah, ia melihat fhoto pernikahannya dengan Serra, 3 tahun yang lalu, bahkan sebentar lagi usia pernikahannya akan menginjak 4 tahun, antara pekerjaan dan Serra itu adalah hal yang sangat sulit untuk Donghae pilih keduanya saling membutuhkan. Donghae tersenyum, ia mengelus lembut wajah di fhoto itu. "Apa yang membuatmu mengabaikanku? Aku akan menghukum siapapun yang berani mendekatimu, aku tak main-main." Donghae menunjukan smiriknya, ia kembali menatap langit cerah di kantornya. Pria ini tak bohong akan cintanya kepada Serra, ia sangat memuja gadis bermarga Kim itu, bahkan usia yang terpaut jauh tak menghentikan keinginannya, tak peduli jika gadis itu tak menginginkan dirinya, ia mengetahui hal itu namun ia tak memperdulikannya, siapa bilang pria ini tak sakit hatinya mengetahui fakta jika ia hanya mendapatkan tubuh sang istri tak lebih dari itu. Pria ini tak tau untuk siapa hati gadis yang ia persunting 3 tahun yang lalu, pria itu menangis saat mengingatnya, ia ingin mendapatkan hati istrinya sepenuhnya namun itu semua terasa sulit terwujud mengingat siapa Lee Donghae sebenarnya, pria berusia 35 tahun dengan kesuksesan yang sudah ia capai saat usianya masih sangat muda. "Aku akan memberikan kejutan di hari pernikahan kita, bersabarlah." Gumamnya lagi seraya menyeka air matanya.