PT.14 "Late Gift"

2.2K 156 15
                                    

Jeju

Adalah salah satu tempat wisata favorit di negerinya. Pulau dengan sejuta keindahan alamnya itu memang mengundang siapapun untuk menghampirinya. Angin-angin bertiup dengan bebasnya. Menggerakan daun-daun di pepohonan.

Di pesisir pantai, ombak berderu kencang. Memecah karang-karang di sekitarnya yang terlihat kokoh. Sedikit ketepian, sebuah jalanan beraspal hitam terbentang memanjang mengikuti alur tepi pantai. Di atasnya, kendaraan seperti mobil, motor, dan beberapa sepeda lalu lalang meski tidak sepadat seperti di Seoul.

"Yha... pasti kamu sangat merindukan eomma dan appa. Geuji?" (benarkan ?)

Yup, disinilah mereka. Sinb dan Moonbin. Sesuai perjanjiannya, mereka pergi berlibur ke Jeju. Mengunjungi orang tua Moonbin, lalu sisanya mereka akan menghabiskan malam tahun baru di sana.

"Geureone, sudah lama aku tidak kemari" (Benar) saut Moonbin di sebelahnya.

Sejak tadi, dua orang itu masih asik menikmati terpaan angin ke arah wajah mereka. Mencuci mata mereka dengan memandangan di sekitarnya. Sampai akhirnya, taxi yang mereka tumpangi tiba di depan sebuah gerbang.

Rumah itu bergaya klasik. Jika dilihat-lihat, mirip seperti rumah di film Architecture 101. Tapi rumah milik orang tua Moonbin ini lebih terlihat ramai dengan pohon-pohon di sekitarnya. Halaman rumahnya cukup luas ketika Sinb memasuki pekarangannya. Sangat berbeda dari terakhir kali ia mengunjungi keluarga Moonbin dengan Chanwoo. Rumah ini mungkin lebih terawat sejak Moon Ahjusshi pensiun dari pekerjaanya.

"Moonbin? Kau kah itu?" Eommanya menyambut Moonbin yang kini berdiri di depan pintu rumah bercat coklat kayu itu. Seperti kaget setelah sekian lama tidak berkunjung.

"Ne, eomma. Eoraenmanieyo. Eomma sehat kan dengan appa?" (lama tidak berjumpa) Wanita yang berwajah tirus itu mengaggukkan kepalanya tak dapat menahan rasa senangnya ketika melihat anak sulungnya tumbuh dengan baik.

"Aigoo, Sinb-ah? Kau bersama Sinb? Anak gadisku tumbuh sangat cantik rupanya"

Eomma Moonbin tak kalah terkejut ketika melihat Sinb di belakang Moonbin, begitupun Sinb.

Setidaknya, bertemu dengan keluarga Moonbin dapat mengobati rundu dengan sentuhan keluarganya. Mereka sudah menganggap Sinb seperti putri mereka sendiri, berhubung adik perempuan Moonbin―Sua tidak tinggal bersama mereka.

"Ne, eommonim. Ini aku. Oraenmanieyoo"

"Masuklah dulu. Kalian pasti lelah. Appamu sedang pergi keluar. Katanya ada sesuatu yang harus di urus di pemancingan. Dia masih tekun dengan hobinya itu"

Sinb memilih duduk di ruang keluarga, sedangkan Moonbin telah hilang entah kemana. Dia pasti benar-benar rindu rumah ini. Bagaimanapun juga, rumah ini adalah salah satu saksi terbangunnya persahabatan mereka.

"Kemana Chanwoo? Kenapa dia tidak kemari dengan kalian?" tanya Eomma Bin menemani Sinb berbincang.

"Ah, Chanwoo. Dia punya agendanya sendiri. Apa eomma tahu, Chan sangat keren sekarang. Eomma pasti bangga melihatnya. Dia sangat bertanggung jawab dengan sekolahnya. Dia juga tinggal dengan kami di apartemen Bin. Bahkan dia sudah memiliki kekasih sekarang" Sinb mengecilkan suaranya di akhir cerita.

"Jinjjaya?! Dia sudah memiliki kekasih? Nuguji? Heish, anak itu. Bagaimana bisa dia melupankanku disini" (Benarkah? siapa?) Mereka seperti seorang ibu dan anak orang sedang bergosip ria.

"Hehehe dia teman kami. Namanya Son Eunseo. Dia gadis yang baik. Sama seperti Chanwoo. Eomma tidak perlu khawatir" Sinb senang ketika melihat wanita di depannya itu tersenyum lebar, persis seperti Moonbin.

Growing Pain | 98 Line  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang