4. Kejujuran

1.2K 118 4
                                    

Jungkook memasuki rumah megah milik orang tua Hana
dengan tangan yang membawa semangkuk bubur hangat,
Ibu Jungkook sudah memberitahu melalui telepon pada
ibu Hana jika anak gadisnya sedang sakit. mungkin,
setengah jam lagi ibu Hana akan pulang.
Jungkook membuka pintu kamar Hana perlahan, ia melihat
Hana yang memeluk lututnya sendiri dan
menenggelam'kan kepalanya -- Hana masih diatas
kasur-- Jungkook tidak tahu kenapa dengan sahabatnya
bisa seperti itu? Jungkook dengan cepat menaruh
mangkuk bubur di nakas tidak jauh dari ranjang Hana.
Jungkook memeluk tubuh Hana tiba-tiba karna ia yakin
Hana pasti merasa sakit karna suhu tubuhnya lumayan
hangat. "Kau baik-baik saja'kan?"
Hana tidak menjawab namun ia mengangguk. Jungkook
mengusap punggung Hana lembut. "Kau menangis?"
Jungkook rupanya baru sadar melihat bekas airmata pada
wajah Hana.
"A-ani," Hana berbohong, ia tersenyum menunjuk'kan
bahwa dirinya memang tidak menangis dihadapan
Jungkook. "Jangan berbohong," Hana tetap menggeleng
yang membuat Jungkook menghela nafasnya.
"Sekarang, kau harus isi perutmu dengan bubur ini."
Jungkook meraih mangkuk bubur yang ia letak'kan tadi,
Hana tersenyum. "Ibumu yang membuat bubur ini?"
"Hmm,"
"Baguslah, aku pikir kau yang membuat bubur ini. Aku
tidak ingin makan jika bubur buatanmu." Ujar Hana, "Kau
pikir aku mau membuat bubur untukmu? malas sekali,"
Hana memukul kepala Jungkook lalu mereka tertawa
bersama.
"Buka mulutmu lebar-lebar!"
Hana menuruti perintah Jungkook untuk membuka
mulutnya lebar-lebar untuk menyuapi Hana dengan
sesendok bubur hangat.
"Ohya~ aku ingin bertanya sesuatu padamu,"
Hana menghentikan kunyahan pada mulutnya karna
Jungkook yang terlihat serius menatap dirinya.
"Bertanya apa?"
Hana berusaha mengalihkan pandangan-nya dari mata
Jungkook. "Tentang ucapan Taehyung, ketika kita ingin
keruang latihan disekolah tadi." Ucapnya, Hana
mengernyit. "Yang mana?" Hana rupanya masih tidak
mengerti maksud Jungkook. "Ucapan Taehyung padamu,
'Kau ingin membuat hatimu sakit lagi?'. Apa maksud dari
perkataan itu? siapa yang sakit hati? apakah itu kau?"
Hana tertawa berusaha agar Jungkook tidak terlalu
serius dengan pertanyaan-nya itu yang hampir membuat
dirinya mati ditempat karna tidak bisa menjawab. "I-
itu... Taehyung hanya bercanda, haha~ dia memang
seperti itu orangnya." Balas Hana asal, Jungkook
mengangguk walau sebenarnya ia tidak yakin dengan
jawaban Hana.
"Biar aku makan sendiri," Hana mengambil paksa
mangkuk bubur yang dipegang Jungkook lalu menyuapi
sesendok bubur pada mulutnya sendiri. Jungkook menatap
wajah Hana yang sedang asik memakan bubur yang masih
hangat itu. 'Apa sebenarnya yang kau sembunyikan,
Han?'
-
Hana menunggu bus lewat, tubuhnya sudah kembali sehat
hari ini. Hana sengaja tidak bersama Jungkook, karna ia
tidak ingin terlambat untuk piket kelas.
DRING~
Ponsel Hana berdering sejenak yang bertanda ada pesan
masuk, Hana meraih ponsel dari saku rok sekolahnya.
From : Hyura^
"Kita bertemu di atas atap sekolah."
Hana menghela nafas, ada hal apa lagi yang ingin Hyura
lakukan pada dirinya. Mengacam-nya?
Bus pun datang Hana melangkah dan masuk kedalam bus
tersebut.
* Lee Hana POV *
Aku telah sampai disekolah, lumayan sepi karna ini masih
terlalu pagi. Aku pun melangkah menuju kelas
meletak'kan tasku diatas meja lalu mulai merapikan
meja kelas.
"Eoh~ Kau disini rupanya,"
Aku menoleh mendapati Hyura yang mendekati diriku.
"Karna kita bertemu disini, jadi aku ingin bilang padamu.
Menjauhlah dari Jungkook!!"
Aku tersenyum, "Tidak ada kata lain selain 'Menjauh'?"
"Jika kau masih tidak ingin menjauh dari Jungkook, aku
tidak segan-segan untuk membuat Jungkook menjauh
darimu!" Ucapnya.
"Terserah, aku tidak peduli!"
Aku pun melangkah meninggalkan Hyura yang masih diam
berdiri didalam kelas, aku tidak berniat beradu mulut
dengan Hyura. Tidak ada hasil yang menguntung'kan
untuk diriku.
"Hana..."
Suara yang tidak asing itu bergema ditelingaku, aku
tersenyum dan menoleh. "Kau tidak menungguku!"
Jungkook mengerucut'kan bibir-nya.
"Aku ada piket kelas, jadi harus berangkat pagi-pagi."
Sahutku.
"Jungkook~" itu suara Hyura yang memanggil nama
Jungkook, yang membuat Jungkook menoleh. "Ada apa?"
"Ania~ bagaimana jika kita makan bersama,"
"Baiklah."
"Hana, aku ke kantin dulu.",Hyura menggandeng tangan
Jungkook dan mereka pun melangkah pergi. Aku diam
menatap punggung Sahabat dan temanku rasanya, sakit
namun aku bisa apa? "Kenapa rasanya begitu sakit?"
Aku memukul dadaku sendiri berharap rasa sakit dihatiku
hilang. Namun, tetap saja rasa sakit itu masih ada. Aku
tidak bisa ...tidak bisa menghilang'kan rasa sakit itu.
.
KRING~ KRING
Jam masuk kelas sudah berbunyi, aku masuk kedalam
kelas. Hari ini aku tidak melihat Taehyung masuk
sekolah. Kenapa dengan dirinya? aku mengidih'kan
bahuku lalu meraih tas diatas meja belajar dan
mengeluarkan buku-buku yang akan dipelajari kelak
sebelum Ssaem datang. Dapat aku lihat Jungkook masuk
kedalam kelas dan di samping-nya terdapat Hyura, aku
meringis.
Hyura duduk di kursinya dan Jungkook pun duduk
disampingku, ia menatapku dengan mata yang berbinar
yang membuat jantungku tidak stabil.
"Ada apa?"
Aku bertanya, karna aku bingung dengan raut wajah-nya
itu. Jungkook mendekat dan membisik'kan sesuatu
padaku. "Malam ini aku dan Hyura akan berkencan,"
Aku terdiam, kenapa hatiku semakin sakit bahkan
airmataku ingin menetes mendengar hal itu. Kenapa aku
seperti ini? seharusnya aku senang jika Jungkook senang.
"Kau kenapa?"
"A-ania~"
Aku tersenyum menunjuk'kan gigiku. Rasanya begitu
aneh jika tersenyum walau sebenarnya hatiku sakit.
"Lihatlah, kenapa kau tersenyum seperti itu?!"
Aku menunjuk kearah wajah Jungkook karna dirinya yang
tersenyum berbeda dari sebelum-nya dan senyum itu
sangat berbeda saat bersamaku, aah~ apa hanya
perasaanku saja?
"Aku bahagia tahu,"
Jungkook mencubit kedua pipiku yang membuat aku
meringis kesakitan. "Lalu, aku apa kabar?" Batinku.
-
Jam istirahat sudah berbunyi, aku membereskan alat-
alat belajarku memasuk'kan semuanya kedalam ransel
sekolahku. "Ayo~ kekantin bersama," ajak Jungkook, aku
tersenyum lalu mengangguk.
"Aku ikut!" Hyura rupanya tidak ingin ketinggalan,
dapat aku lihat Hyura melingkarkan tangannya pada
lengan Jungkook. Aku menatap mereka dalam diam,
Jungkook dan Hyura melangkah didepan dan aku
mengekori 'kedua insan' dihadapanku, memalukan sekali
diriku.
Aku melangkah untuk duduk dimeja makan bersama
Jungkook dan Hyura, kedua tanganku memegang pan yang
berisi makananku.
BRAK~~
Semua mata tertuju padaku, aku yang malang! kenapa
bisa terjatuh, jika saja aku perhatikan jalan bahwa
disana ada kaki Hyura yang memang sengaja ingin
membuat aku jatuh. Hyura tersenyum miring padaku,
orang-orang yang berada dikantin tidak sedikit yang
menertawakan ku. Aku menunduk, "Apa kau baik-baik
saja?" Jungkook berjongkok dengan wajah yang khawatir
ia menyingkir'kan rambut yang menutup wajahku, aku
tersenyum dan menggeleng. "Aku tidak apa-apa,"
"Kau harus lebih berhati-hati!" Jungkook membantuku
untuk berdiri, ia membereskan makanan serta piring-
piring yang berserak'kan dimana-mana.
"Biar aku bantu,"
Hyura ikut membantu Jungkook, "Hana~ kau tidak apa-
apa?" Tanya Hyura, acting macam apa ini?
"Tidak usah berpura-pura seakan kau peduli padaku,"
"Han, kau kenapa? Hyura hanya menanya'kan apa kau
baik-baik saja!! tap--"
Aku pergi tanpa mendengar bentak'kan dari Jungkook,
kenapa rasanya begitu sakit? andai saja Jungkook tahu
semuanya, ini terlalu sulit! Aku berlari menuju taman
menuangkan segala kekesalanku ditaman ini, aku
menangis! rasanya sakit jika aku menahan semua ini!
KRING~ KRING~
Istirahat sudah berakhir, karna aku rasa tangisku sudah
berhenti
aku pun melangkah menuju kelas.
sesampainya di kelas, Jungkook menatapku ketika aku
baru saja masuk. Aku pun meneruskan langkahku tanpa
membalas tatapan Jungkook.
"Maaf, karna sudah membentak mu,"
Aku tersenyum, mau bagaimana pun aku tetap tidak bisa
membenci Jungkook.
"Tak apa, aku baik-baik saja."
Jungkook hanya tersenyum dan mengacak rambutku.
-
"Jungkook, ayo~ kita pulang bersama,"
Jungkook menggaruk kepalanya, "Maaf, tapi aku pulang
bersama Hyura. Han, aku sudah janji padanya." Aku
tersenyum, "Baiklah, aku tidak apa-apa pulang sendiri.
Fighting!!"
Jungkook mengangguk dengan tatapan khawatir-nya
padaku. "Jungkook~ Ayo~"
Hyura melambai'kan tangan-nya pada Jungkook
menyuruh agar pria dihadapanku ini untuk kearahnya,
Jungkook menatapku sejenak lalu ia melangkah kearah
Hyura.
Aku menunduk, aku akan pulang sendiri!
.
Aku menginjak'kan kakiku dikamar, rasanya begitu lelah
berjalan kaki. Hari ini, entah kenapa bus tidak ada yang
lewat sehingga aku harus rela berjalan kaki dari sekolah
sampai ke rumahku. Benar-benar!
Aku menghempaskan tubuhku dikasur empuk, ingatanku
kembali pada Jungkook. Kenapa perasaan ini harus ada?
Kenapa? kenapa?
Aku memukul dadaku, bukan'kah ini semua salah hatiku?
Kenapa? kenapa, hatiku harus berdetak pada Jungkook
dan kenapa hatiku sakit jika Jungkook menyukai Hyura.
Seharusnya aku tahu diri, kenapa harus seperti ini?
Jungkook tidak menyukai ku, kami hanya sebatas sahabat,
bukan'kah begitu?
"Sayang, ibu pulang!"
Aku memaksa tubuhku untuk bangkit, "Iya~" Seruku, Aku
pun melangkah'kan kaki ku untuk mengganti pakaianku.
.
"Bibi, ini kue yang ibuku beli spesial untuk bibi Jeon,"
Aku menyerah'kan kotak kue kepada wanita yang
umurnya tidak beda jauh dari umur ibuku.
Malam ini, dirumah bibi Jeon tidak ada suara Jungkook
yang mengangguku. "Bi, Jungkook kemana?"
Aku bertanya hanya sebagai embel-embel untuk
membuang keheningan. "Dia pergi berkencan? bibi, tidak
tahu dengan siapa? memangnya Jungkook tidak cerita
padamu?"
"Oh begitu, Aku pulang dulu, bi!"
"Kenapa buru-buru sekali?"
"Maaf bi, ada PR yang harus aku kerja'kan. Aku pulang
dulu, bi!"
Setelah melambai'kan tanganku kearah ibu Jungkook, aku
pun kembali kerumahku.
Besok aku yakin, Jungkook dan Hyura sudah menjadi
sepasang kekasih dan aku hanya tetap akan menjadi
sahabat Jungkook!
* Author POV *
Hana duduk dihalte bus, menunggu bus datang dan ia
akan menuju kesekolah. Ia sengaja lebih dulu ke halte bus
tidak menjemput Jungkook lebih dulu, karna Hana tidak
ingin mendengar cerita dari Jungkook tentang kencan-
nya tadi malam.
Menyakitkan sekali!
"Hana~"
merasa namanya dipanggil Hana mendongak, "Kebiasaan,
tidak menungguku!"
Jungkook duduk disamping Hana, gadis itu tersenyum.
"Karna, kau selalu kesiangan! aku jadi malas untuk
menjemputmu!"
"Ah~ bahkan aku baru hari ini kesiangan,"
"Ohya~, kue yang ibumu beli, enak!!"
"Kau bisa makan juga rupanya,"
Jungkook menjitak kepala Hana lantas gadis manis itu
meringis dan membalas dengan memukul kepala Jungkook.
"Bagaimana kencanmu tadi malam?" Tanya Hana.
"Menyenangkan!"
Hana lantas memejamkan matanya sejenak lalu
mengembang'kan senyumnya kearah Jungkook.
"Baguslah!"
Hana menghela nafas lega walau sebenarnya hatinya
sakit.
"Aku penasaraan,"
Hana menoleh dengan dahi yang berkerut.
"Penasaraan apanya?"
"Aku penasaraan, siapa pria yang kau sukai? tidak
mungkin'kan jika kau tidak menyukai seorang pria?
beritahu aku siapa pria yang kau sukai,"
"-kau tidak pernah mencerita'kan tentang pria yang kau
sukai padaku,"
Hana lantas menatap Jungkook sejenak, Jungkook
tersenyum sambil menunggu jawaban dari Hana.
Hana menghela nafas, "Kau benar-benar ingin tahu?"
Tanpa menjawab Jungkook mengangguk, "Pria itu? aku
mencintainya namun dia mencintai gadis lain, sampai saat
ini perasaanku masih sama padanya,"
"Aku berusaha untuk tidak mencintainya, namun. Hatiku
masih tetap tertuju padanya, aku sudah berusaha ingin
membuang perasaanku padanya, namun... itu semua hanya
sia-sia."
"Seharusnya aku tahu diri, pria itu tidak menyukaiku,
jika aku masih mencintainya itu sama aja aku merusak
...persahabatanku dengannya."
Jungkook diam menatap Hana dalam-dalam. Pria itu
rupanya baru sadar dengan perkataan sahabatnya. Hana
menunduk'kan kepalanya.
"Apakah itu aku?"
Jungkook menunjuk dirinya sendiri. Hana mengangguk.
-To Be Countined-

Nothing Like UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang