6-Dia Memang Aneh

76 5 1
                                    

Aku memasuki bus dengan perasaan yang campur aduk. Kupasang headset milikku yang sudah mengalunkan Give Me Love, kemudian kembali memikirkan perkataan Gwen tadi pagi.

Pagi-pagi sekali, saat aku sedang menggosok gigi ponselku berbunyi tanda panggilan masuk yang ternyata dari Gwen. Ia bertanya apakah aku sampai rumah dengan selamat.

Dan aku mengernyit ketika ia bertanya seperti itu. Seingatku aku pulang dari Nightside bersamanya, dan ia pasti sudah tahu kalau aku baik-baik saja. Untuk apa bertanya?

"Semalam kau pulang duluan dengan Dean yang katanya mengantarmu, Lisa!"

"Jangan bercanda Gwen. Jelas-jelas tadi malam kau yang mengantarku ke rumah. Lagipula siapa Dean? Kau mengada-ada saja."

"Astaga Lisa! Kau kenapa sih? Kepalamu terbentur sesuatu tadi malam? Kau amnesia hah? Aku semalam masih Nightside dengan Tim. Kau pulang duluan"

"Kau yang kenapa! Sudahlah Gwen aku malas bertengkar sekarang. Aku harus ke sekolah. Kau juga."

Panggilan kututup dengan tiba-tiba dan aku yakin ia sedang mengumpatiku sekarang.

Sebenarnya apa yang terjadi semalam? Apa aku mengalami sesuatu hingga kepalaku terbentur keras dan lupa? Aku menggelengkan kepalaku pelan, rasanya aku tidak mengalami apapun.
Dan ingatanku terakhir tentang semalam adalah aku makan dengan Gwen, kami bercanda, pulang dengan saling ejek dan seperti itu.
Lalu mengapa Gwen menyebut-nyebut Tim dan Dean? Siapa mereka?

"Memikirkan hutang?"

Seseorang menyenggol bahuku hingga aku terkesiap dan menoleh, mendapati Gideon tengah mengangkat sebelah alisnya dengan senyuman heran. Aku berdecak sebal dan melepas salah satu headset di telinga kiriku.

"Kebiasaanmu ya mengejutkan orang lain?" tanyaku seraya menatapnya sebal. Ia terkekeh, menampilkan satu lesung pipi mungil di sebelah kanan pipinya. Oh sialan ia sangat tampan. Aku jarang melihat lesung pipinya karena ia jarang tertawa,

"Sepertinya kau saja yang sering kaget." candanya, lalu senyumnya sedikit memudar,

"Memikirkan apa? Kau bahkan tak menyadariku yang sedari tadi di sampingmu."

Aku beralih menatap kaca bus di depanku, karena posisi kami yang berdiri aku bisa melihat pemandangan jalan raya.

"Entahlah, aku sendiri bingung."

"Bingung? Mengapa?"

Ia nampaknya tertarik ingin mendengarku bercerita, namun aku memikirkannya dua kali dan bertanya dalam hati, apakah harus kuceritakan?

Lalu aku menghela nafas berat, dan kemudian memutuskan untuk mulai menceritakannya pada Gideon.
"Semalam.. ada kejadian aneh"

"Kejadian aneh? Apa itu?"

"Ehm, sebenarnya ini tidak terlalu aneh, namun temanku yang membuatku berfikir dua kali tentang ini. Aku dan temanku keluar untuk makan malam, dan seingatku aku hanya makan berdua dengannya dan juga pulang dia yang mengantarku pulang." aku terdiam sejenak, lalu melanjutkan,

"Namun tadi pagi ia menelfonku dan menanyakan apa aku pulang dengan selamat. Aku benar-benar dibuat bingung dengan perkataannya. Sudah jelas ia yang mengantarku dan pasti ia sudah tahu kalau aku baik-baik saja."

Aku memberi jeda pada ceritaku dan menoleh kearahnya, melihat bagaimana reaksinya.

"Tidak ada yang kauingat selain itu?" tanyanya. Suara baritonnya terdengar dalam dan tatapannya kini berubah serius. Aku menghela nafas dan menggeleng pelan,

"Tidak ada. Namun.. Gwen menyebut-nyebut nama Tim dan Dean. Aku bahkan tak kenal siapa mereka." ujarku.

Kulirik ia terdiam beberapa saat, dan entah hanya firasatku yang salah atau memang benar, tatapannya berubah dingin. Lalu, ganti ia yang menghela nafas.

EUNOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang