2. D u a

40 5 0
                                    

Author pov

Seorang gadis tengah berlari dikoredor sekolahnya, banyak yang melemparkan pandangan aneh kepada gadis itu namun ia tidak peduli. yang ia pikirkan sekarang dia tidak mau bertemu seseorang yang sudah membuatnya seperti ini--- membuatnya menangis, ia hanya ingin melampiaskan kesesalannya kepada sesorang yang telah beberapa hari ini terus membuat jantungnya berdetak tidak menentu, tapi dimana?? tanya gadis itu pada dirinya sendiri. Air mata terus saja berdorongan untuk keluar, dan tanpa sadar ia telak menabrak sesorang yang membuat dirinya kehilangan keseimbangan.

Bukkkkkk.... bunyi yang berasal dari tabrakan dirinya dangan seseorang.

''maaf kak gw ga sengaja'' kata gadis itu, hnya permohonan maaf setelah tahu siapa yang telah ia tabrak, ia tidak tahu harus berkata apalagi. yang ia ingin hanya pergi dari hadapan orang didepannya dan menangis sejadi-jadinya.

''Iya ga ppa ko, lo ga papa?'' tanya seseorang yang ia tabrak barusan. dia hanya diam, tidak bergeming untuk membalas pertanyaan sang kakak kelas

''Lo.. Lo nangis dek'' PAS. pertanyaan yang sangat gadis itu hindari, lalu ia berlalu begitu saja meninggalkan seorang kakak kelas yang menatapnya dengan alis berkerut.

siapa yang udah bikin dia nangis kayak gini.. batin kakak kelas itu, tangannya mulai mengepal karena marah siapa yang sudah berani bikin gadis itu menangis.


-----------------

Kini gadis itu telah sampai ditaman belakang sekolah. sepi. tapi ia tidak peduli! kini dipikiranya kenapa dia bisa menangisi lelaki itu? kenapa ia bisa jatuh kedalam pesona lelaki itu? dan kenapa ia harus suka dengan lelaki itu? semua berlalu begitu cepat sehingga ia tidak sadar bahwa ia telah jatuh cinta pada lelaki yang bernama Alvaro Asylen yang sering ia panggil dengan sebutan Alvo. Sanvia meruntuki dirinya sendiri kenapa istirahat tadi ia tidak ikut Dayana saja? oh ya Dayana? Sanvia sedang membutuhkan Dayana sahabatnya. lalu dia buru-buru meronggoh handphone didalam kantung seragam miliknya.

''Hallo vi lo dimana? ini udah jam masuk bentar lagi Ibu Rere mas----''

''Gw butuh lo day'' lagi.. dan lagi, suara serak itu yang ia keluarkan.

''Vi lo kenapa? oke, oke gw kesana. lo dimana'' terdengar nama khawatir dari sahbat gadis itu

''Taman belakang'' dan panggilan sgera ia matikan, yang ia utuhkan sekarang pelkan sahabat tersayangnya-- Dayana.


''Aduh vi lo kenapa sampe nangis gini?'' kata dayana, saat ini sahabat gadis itu telah datang, namun gadis itu hanya diam menatap rerumputan hijau dihadapannya.

''Gw salah ya Day'' gadis itu terus saja menatap kosong kedepan, enggan menatap sahabatnya yang dilanda kebingunggan.

''Maksud lo? lo ga salah sama gw. apaan si'' kini sahabatnya sudah mendesak gadis itu agar menceritakan kenapa dia sampai menangis begini.

''Gw salah ya udah suka sama dia'' masih dngan tatapan kosongnya.

''Dia? dia siapa vi''

''Alvaro'' singkat, padat, jelas dan itu langsug membuat orang disebelah gadis itu membelalakan matany.

''Lo beneran suka sama dia vi'' kini dayana tidak habis pikir, ia kira sahabatnya cuman ya gitu deh. tapi teryata beneran suka sama tuh cowo. gadis itu diam kembali. hening. namun setetes air mata kembali meluncur dengan derasnya.

''Vi dengerin gw. lo ga salah suka sama dia, emang kenapa si sampe lo nangis gini lo diapain sama dia''

''Dia dengan gampangnnya ngebentak gw dihadapan orang kantin dan bilang gw cewe matre. gw malu Day, malu gw dan dengan gampangnya dia bilang kayak gitu kegw. ia gw tau gw kekanak-kanakan cuman dibilang 'matre' aja nangis, tapi coba lo ada diposisi gw Day gimana rasanya dibilang matre sama cowo yg lo suka? apalagi dia ngebentak lo? lo pasti nangis juga kayak gw sekarang. terserah deh lo mau bilang gw apa.'' Dammmm pernyataan ini yang ditunggu-tunggu Dayana, sekarang dia atau permasalahan sahabatnya ini.

Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang