Chapter 3

3.9K 395 47
                                        

Mingyu mengangguk, Mingyu mengangkat pinggang Wonwoo, memindahkannya ke kursi disebelahnya. Lalu ia berdiri mengikuti Vernon. Wonwoo ditinggal sendirian di dapur.

Setelah Mingyu pergi, Wonwoo semakin merasa tidak enak. Ia sedikit gelisah, entah itu karena ia sedang berada dirumah pastur atau karena pembicaraan Mingyu dan Vernon yang ia tidak tahu apa.

Wonwoo menatap omelet buatan Mingyu tadi, entah dorongan dari mana Wonwoo mengambil garpu yang ada dimeja lalu menusukkannya ke omelet itu, lalu ia memakannya.

Hei, tidak buruk juga!

Wonwoo sedikit heran, sebelumnya ia tidak bisa memakan makanan manusia. Terkadang saat ia terdesak keadaan, rasa makanan manusia seenak apapun akan terasa hambar dimulut Wonwoo. Namun sekarang?

Ah, Mingyu mungkin kata-kata Mingyu soal "mengubahnya menjadi manusia" ada benarnya.

Wonwoo terus memakan omeletnya, sudut bibirnya pun sudah dipenuhi oleh minyak. Ia menghabiskan 2 piring omelet itu sendirian. Sampai digigitan terakhir Wonwoo baru tersadar sesuatu.

"Eh?" Ia memakan omeletnya sampai habis. Dan rasanya benar benar enak, tidak hambar.

***

Dilain sisi, kini Mingyu menunggu Vernon berkata kata. Vernon terus menunduk saja dengan wajah yang sulit diartikan. "Huft" ia menghela nafas sebentar.

"Ada apa sebenarnya? Kau membuatku bingung" ujar Mingyu agak tidak sabaran lantaran Vernon tidak berbicara sedari tadi, hanya diam dan mengela nafas.

"Dokter Choi Seungcheol meninggal"

"APA?!" Kaget Mingyu, ia menatap Vernon tak percaya. Vernon hanya memasang muka datar dan meyakinkannya. "Aku serius, dan hari ini kasusnya masih diselidiki. Ia dibunuh. Jeonghan hyung depresi berat, ia tidak mau bicara" ujar Vernon.

Mingyu mengacak rambutnya, habis sudah. Dokter Choi adalah orang penting dalam hidupnya. Ia sudah menjadi dokter kepercayaan keluarga Mingyu dari dulu. Dan sekarang?

"Dia ditemukan tewas tercabik cabik dikamarnya, tampak sekali dia dilukai dengan pisau, banyak luka sayatan ditubuhnya. Darahnya juga 90% habis" cerita Vernon. Mingyu berpikir sejenak.

Lee Seokmin, pengusaha besar,teman sekolahnya dulu mati secara mengenaskan.

Wen Junhui, model kebangsaan China, teman sekolahnya juga mati secara mengenaskan.

Dan sekarang Seungcheol?

Mingyu tampak berpikir, Vernon pun hanya diam. Sejujurnya ia ikut sedih, Dokter Choi sudah seperti keluarganya sendiri. Ia sudah mengabdi lama sekali, dan sekarang berakhir sudah. Dengan kejadian yang sangat tak terduga.

Mingyu mengingat ia mendapati beberapa bercak darah dipakaian Wonwoo kemarin. Apakah...?

"Vernon, pulanglah. Kita bertemu lagi saat pemakaman nanti" Mingyu menepuk bahu Vernon sebentar lalu ia pergi kebelakang. Vernon mendecak, ia bahkan tidak dibukakan pintu(?)

***

Mingyu kembali kedapur, ia menatap kearah Wonwoo. Wonwoo menjilat sisa sisa minyak dipiring, benar benar seperti tidak pernah diajarkan cara makan yang baik dan benar. Mingyu jijik? Tentu saja.

"Letakkan itu, Won" Mingyu meletakkan tangan Wonwoo, sehingga piringnya kembali terletak diatas meja. Wonwoo menatap Mingyu dengan tatapan polos. 'Oh my, how cute he is' Batin Mingyu dalam hati. Sekarang Wonwoo benar benar terlihat seperti kucing.

"Tapi ini enak!" Ujar Wonwoo, saat ia hendak meraih piringnya lagi, Mingyu menarik tangannya dan menggenggamnya tanpa peduli tangannya akan kotor karena sisa minyak yang menempel ditangan Wonwoo.

Incubus [Chaptered]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang