Taylor's POV
ya ampun! apa yang telah aku perbuat? apa yang melintasi pikiranku? sampai rasanya tadi hasrat-ku ingin sekali untuk mencium Ale. apa aku menyukainya?
"Tay? ... hallooo?"
bagaimana jika aku memang benar benar menyukai Ale? apakah aku harus menyatakannya sekarang? bagaimana ini?
"Tay, jangan melamun! kau membuatku takut"
Ale, aku harus bicara sesuatu yang cukup penting padamu! mungkin seperti yang kau tahu, kita baru saling mengenal sekitar sebulan yang lalu di pasar malam itu. tapi, kau harus mengetahui bahwa aku menyukaimu. maukah kau menjadi kekasihku? ya! mungkin itu kata-kata yang pas untuk menya--- aw!
"sudah kubilang jangan melamun!" ujar Ale geram
"Iya sih.. ga usah menjewer kupingku juga kali-_-"
"apa sih yang kau lamunkan?" ujar Ale yang kemudian membuat lidah-ku kelu seketika
"mmmm..."
"mmm.... apa?"
"a--aku.. hanya sedang memikirkan bagaimana kau harus membayarku atas bantuanku tadi" heh apa yang aku katakan-_-
"kau ini, yasudah pikirkan saja dulu aku harus membayarmu dengan apa. aku akan masak sesuatu! aku lapar sekali!" ujarnya sambil menggigit bibir bawahnya yang membuatku sedikit--bergairah?
"aku tahu cacing-cacing ini sudah memprotesmu untuk makan" ujarnya dan tangannya mengelus perut ber-abs ku dan itu membuatku---- hey seseorang tolong hentikan ini!
"haha yasudah cepat masakan aku pollo con mole!" ujarku terlihat tenang
aku yakin dia tidak mengetahui apa yang tadi aku bicarakan. hahaha ku kerjai kau!
"oh, masakan mexico! ayam yang di bungkus tortilla dan disiram saus coklat? itu kesukaanku!" ujarnya membuatku terkagum
"iya benar sekali -_-" shit! dia mengetahuinya. itu semakin membuatku merasa jadi pencundang setelah apa yang dari tadi dia lakukan padaku.
"mmm.. Tay, tapi bisakah kau pergi keluar untuk membeli bahan-bahannya? soalnya aku hanya membawa mie instan. hehe"
"hah? baiklah tuliskan saja daftar apa saja yang harus kubeli"
"terimakasih, Tay!" ujarnya sambil menyunggingkan senyumnya yang membuatku ingin terbang
setelah beberapa poin yang ia catat untuk daftar belanjanya, ia menyodorkan secarik kertas itu dan memberiku dua lembar uang yang masih terlihat rapi tak ternodai.
"hehe, aku hanya punya uang segitu" ujarnya
sambil memutar kedua bola mataku, aku pun dengan cepat berkata "pakai uang-ku saja!". dan tak lama suara kekehannya yang selalu kurindukan itu bergema. itu seperti penyemangat tersendiri untukku.
"aku berangkat..." ujarku sambil mengambil secarik kertas itu dan segera pergi keluar untuk membeli bahan-bahan yang telah Ale tuliskan
entah mengapa aku merasa bahwa jalan kaki adalah hal yang terbaik kali ini dibanding naik mobil. seperti ada energi ajaib saat wajah Ale melintas di pikiranku. ini benar...! aku menyukai Ale.
dengan posisi kepala yang menunduk aku pun terus berjalan menelusuri trotoar. sehingga tanpa sadar aku menabrak seseorang yang tengah berjalan dari arah berlawanan dan badan kami saling bersinggungan.
"be careful, dude!" ujarnya
tunggu dulu.. sepertinya suara itu tak asing lagi bagi telingaku. dan dengan segera, ku dongakan kepalaku untuk melihat sosok itu.
YOU ARE READING
Teach Me About The Time (Justin Bieber FanFic|myfirstFF)
FanfictionBerlari... kau belari mencoba menyeimbangi waktu. Kau berlari dengan sebuah dendam yang menyelimuti hatimu. Dendam yang akan terbalas oleh bantuan orang-orang yang kau cintai. Serta kau terlibat dua orang yang mencintaimu dengan cara mereka yang ber...