part 4

137 4 1
                                    

Alenna's POV

uhh! ada apa sih? berisik sekali!

saat ku buka kedua mataku untuk memastikan hal apa yang berhasil mengganggu tidur ku yang lelah, aku lumayan bingung. pertama, mengapa ada Taylor dan seorang pria yang entah tak ku kenal berada di hadapanku. wajah mereka terlihat pucat dan cemas. kedua, mengapa aku terbaring di bawah lantai? bukankah aku tadi tertidur di sofa? jangan jangan....

"aaaaaaaaahh..!" aku berteriak tak terkendali

Taylor dan pria itu seketika mundur dari hadapanku dengan wajah yang kaget. seketika aku beranjak duduk dan meletakan kedua tanganku di depan dadaku. seakan akan aku sudah telanjang dan mencoba menutupi bagian dada-ku yang polos tanpa baju.

"mau apa kaliaaaaaannn...?" teriak ku

Taylor dan pria berambut emas itu masih terdiam. kedua mata mereka membelalak menatapku seakan aku ini adalah Hulk yang akan menerkam mereka.

"kalian mau memperkosa-ku ya?" teriak ku lagi

Taylor dan pria itu sama sama menggeleng dan melambaikan kedua tangan mereka masih dengan mata yang terbelalak. sesekali pria berambut emas itu menunjuk Taylor sambil mengangguk. dan Taylor menepis telunjuk pria itu dan menatapnya sekilas dengan tatapan tajam, lalu menatap ku kembali sambil menggelengkan kepalanya.

"BOHONG! lantas apa yang sedang kalian lakukan tadi? jujur saja kalian mau memperkosa-ku, KAN?"

Taylor tetap menggelengkan kepalanya. namun tidak untuk pria berambut emas dengan jambul itu. dia mengangguk dan tiba-tiba memberikanku senyuman nakal yang membuatku merinding.

"ya! aku baru putus dari kekasihku, dan aku depresi! kau tau? DEPRESI! maka dari itu aku datang kesini. blacksweet bilang dia punya gadis yang sangat cantik" ujarnya dan mendekat kearah-ku. "dia benar, kau sangat cantik"

pria itu kini merengkuh wajahku dan berbisik di telingaku.

"i want yo----"

PLAKKK!!

selain takut, aku pun sangat benci perilaku pria ini yang sangat-- bajingan. jadi tak ada yang salah jika aku menampar-nya cukup keras.

pria itu nampak tidak terima akan perlakuanku. lantas dia menatapku sangat tajam dengan kedua mata hazel-nya itu. tapi, itu membuatku seakan terpesona oleh kilatan hazel-nya. aku tertegun menatapi bercak bercak yang ada di dalam iris matanya. tuhan! mata pria ini sungguh menakjubkan. saat menatap matanya dalam, aku seperti bidadari yang lupa terbang. aku lupa segalanya.

tak lama ia tersenyum. senyum yang ia rekahkan juga begitu memabukan. aku, aku baru tersadar, bahwa pria yang sedang aku hadapi ini. sangat tampan.

"kenapa kau tersenyum?" bentakku untuk mengalihkan rasa kagumku akan wajah tampannya

"kau tidak punya selera humor, nona?" balasnya santai

aku mengernyit heran.

"aku hanya bercanda! tak mungkin rasanya menodai bidadari secantik mu" ujarnya

aku semakin bingung. ternyata dia hanya bercanda? dia tidak jadi memperkosa-ku? lantas mengapa aku merasa gagal? shit! apa yang ada dipikiranku?

"makanya, jangan suka salah paham!" ujar Taylor dari belakang sang pria berambut emas

"tadi kami kira kau itu pingsan, dan kami berniat untuk membawa mu ke kamar. eh! ternyata kau hanya tidur, dan kau bangun. salah paham deh! bentak bentak deh" omel Taylor

"mmm, maafkan aku! aku kira---"

tak lama sang pria tampan ini terkekeh pelan. tuhan! sekali lagi dia membuatku semakin terkagum.

Teach Me About The Time (Justin Bieber FanFic|myfirstFF)Where stories live. Discover now