Jinhwan

179 10 1
                                    

Tumpukan buku dan berkas-berkas di tanganku ini berhasil membuat tanganku pegal-pegal. Berat sekali. Biasanya, akan ada murid laki-laki yang membantuku, yah setidaknya mereka punya etika baik selain menggodaku saat aku berjalan di hadapan mereka.

Kulihat Jinhwan, Hanbin, dan Bobby berjalan dari arah yang berlawanan denganku. Mereka menenteng tas dengan langkah yang sangat percaya diri. Tapi sebagai guru baru disini, aku mengakui bahwa mereka memang memiliki karisma dan wajar saja mereka digilai oleh semua murid perempuan. Dan tak terpungkiri, aku juga diam-diam memperhatikan mereka. Apalagi, Jinhwan. Menurutku, ia paling tampan dari tiga diantara mereka. Selain itu ia memiliki wajah dewasa dan bahkan sikapnya yang tak pernah menggodaku seperti murid-murid yang lain membuatku menyukainya.

"Guru Park? Biarkan aku membantumu"

Tiba-tiba saja Jinhwan yang mengetahui keberadaan ku dengan setumpuk buku ini langsung mengambil beberapa buku dari tanganku dan memindahkannya ke tangannya. Hanbin dan Bobby hanya diam saja melihat Jinhwan menolongku. Tapi biarlah, Jinhwan yang menolong juga sudah cukup bagiku.

"Terima kasih, Jinhwan" aku mencoba tersenyum semanis mungkin. Hanbin dan Bobby melihat ke arah Jinhwan. Mereka seperti sedang menggodanya.

"Sepertinya ada yang berhasil mendapatkan hati guru Park" Hanbin terkekeh. Mereka kemudian lari menghindari pukulan Jinhwan.

"Kami ke kelas dulu guru Park. Saya rasa Jinhwan sudah cukup membantu" kata Hanbin sambil menengok ke belakang, ke arah kami.

"Setelah sekian lama ia tak mendekati guru Park akhirnya sahabatku tergoda juga" tambah Bobby sambil berlari riang layaknya anak kecil.

Jinhwan hanya diam selama perjalanan kami ke ruang guru. Namun sesekali kuperhatikan, banyak murid perempuan yang melihat aneh ke arah kami.

"Kau cukup populer di sekolah ini?"
Kataku memecah suasana dingin diantara kami. Sedikit canggung karena aku merasa ada yang aneh dalam hatiku.

"Kau juga cukup populer walau kau hanya guru magang baru. Kau juga masih muda. Hanya berbeda 4 tahun dariku kan? Banyak sekali murid lelaki yang menggodamu. Termasuk dua sahabatku tadi. Mereka selalu bertanya mengapa aku tak pernah ikut mendekatimu"

"Lalu mengapa kau tak mendekatiku seperti mereka?"

Bodoh sekali! Mengapa aku ikut penasaran?

"Mana mungkin aku mendekati guru. Aku bahkan tidak punya impian mengencani guruku sendiri"

"Kalau aku menyukaimu bagaimana?"

Jinhwan diam. Langkahnya terhenti. Kebodohan yang kulakukan dua kali membuatnya menatapku aneh. Aku seperti guru magang murahan yang mencoba merayu anak didikku sendiri. Kenapa tempat ini sepi sekali? Aku tambah gugup berada di hadapannya.
Namun tak lama, Jinhwan melanjutkan langkah kakinya.

"Guru Park? Kita sudah sampai di ruang guru. Mau kuletakkan dimana buku ini?"

"Di mejaku"

Sial sekali! Mengapa ruangan guru ini kosong? Kemana para guru disaat jam istirahat seperti ini?

"Terima kasih, Jinhwan"

"Guru Park, kau jangan menyukaiku. Aku ini muridmu"

Jinhwan kemudian berjalan keluar ruangan. Ia tak tampak senang ataupun marah. Kalau aku tebak, dia sedang bingung.

Dan, apakah aku baru saja mendapat penolakan dari muridku?

The end-

iKON School Love Affair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang