5

52 6 0
                                    

Kemana saja kalian? Kenapa belum ada laporan sampai sekarang?" Tanya Fleinn dengan datar, namun siapapun tahu kalau Yang Mulia sedang mati-matian menahan jiwa psikopatnya keluar. Tidak, ini bukan Kerajaan Orfleous, melainkan di dalam sebuah tenda yang kelewat besar di tengah hutan. Fleinn tak habis pikir, pria ber-iris biru itu sangat cekatan dalam urusan melarikan diri darinya. Entah sudah berapa kali dirinya menyusun strategi untuk menculik Putri Arsha, namun semua strategi yang ia buat sama sekali tak membuahkan hasil. Siapa pria biru itu? Mungkinkah utusan rival-nya? Ya, hal itu tentu sangat memungkinkan, mengingat orang itu juga menginginkan hal yang sama.


Fleinn mengakhiri rapat dan berbaring di atas tikar yang dingin namun empuk. Ia mengacak rambutnya kasar, lalu memiringkan badan ke kiri. Kemana putri itu? Ia sudah mencoba mencarinya dengan bau darah sang putri, namun sepertinya keberadaan wanita itu sangat jauh karena ia tak dapat mencium bau darahnya sama sekali. Ia memiringkan badannya ke kanan. Kali ini dia memikirkan rakyatnya yang menderita. Meningkatkan dan mempertahankan kesejahteraan rakyatnya bukanlah hal yang mudah, ditambah Dewi Prassha yang mengancam keselamatan rakyatnya apabila dia tidak berhasil mempersembahkan Putri Arsha padanya. Enak sekali menjadi dewi itu, tinggal berpikir lalu meminta dan seluruh rakyat Falgodden akan berusaha mati-matian mempersembahkan apa yang menjadi keinginannya. Bahkan dewi itu tidak memberikan apapun yang bisa menguntungkan rakyat Falgodden.


Fleinn memandang kulitnya yang hitam pekat sambil meringis pelan. Sial, dia sendiri tidak bisa mengendalikan nafsu membunuh ini. Setiap tubuhnya beralih ke mode ini, dapat dipastikan Fleinn akan membunuh siapapun yang ada di dekatnya. Kukunya memanjang dan berwarna hitam keabuan. Matanya yang hitam berubah menjadi semerah darah, rambutnya yang hitam bertambah tebal dan panjang. Pada punggungnya tumbuh sepasang sayap yang tidak berbulu dan tidak beraturan. Fleinn menahan teriakan yang mampu menulikan telinga semua bawahannya. Setelah perubahan sudah dirasa maksimal, ia berdiri dan berjalan, mengikuti penciumannya yang menajam dikarenakan seekor macam tutul dengan darah yang lezat berada disekitar tendanya. Kesadarannya sudah hilang sedari tadi, yang ia pikirkan hanyalah satu; meminum darah yang lezat dan memakan daging mentah yang mengenyangkan perut.

...

" Bu, apa yang akan terjadi padaku ?"

Orang yang ditanyai hanya melakukan ritual ala peramal yang tidak dimengerti sama sekali. Peramal itu mulai mengunyah kencur sambil menggumamkan mantra dan menggerak-gerakkan tangannya. Putri Arsha yang bosan menunggu beralih memikirkan keadaan kerajaannya. Hari ini sudah empat hari setelah ia diculik oleh pria ber-iris biru. Bagaimana kabar ibu ?

Tiba-tiba saja sang putri terkejut karena disembur kunyahan kencur ditambah saliva peramal itu. Pria ber-iris hijau yang sedari tadi berdiri di belakang sang putri hanya bisa tertawa dan mengelus-elus kepala Putri Arsha agar sang putri tidak mengamuk di tempat.

" Apa yang kau lakukan?!"

"Sepertinya kau akan mati."

Sontak sang putri terkejut dengan perkataan peramal yang kelewat datar dan menusuk itu. Pria ber-iris hijau itu juga ikut-ikutan diam.

"Bukannya semua makhluk ditakdirkan untuk mati?" tanya Putri Arsha.

"Aku hanya memberitahu."

Pria ber-iris hijau lalu memberikan beberapa koin perak pada peramal dan mengelap wajah sang putri dengan lembaran sapu tangannya. Dia tahu, sang putri masih saja memikirkan perkataan peramal tersebut. Setelah selesai, pria ber-iris hijau mengajak sang putri pergi dari sana dan mengucapkan terima kasih kepada peramal tersebut.

Matahari bersinar dengan terik di atas sana. Sang putri tampak tak bersemangat lagi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh peramal itu. Ia hanya diam ketika pria ber-iris hijau mengajaknya ke stand makanan yang tak jauh dari lokasi mereka berdiri. Tentu saja pria itu tak perlu susah-susah bertanya apa yang dipikirkan oleh sang putri, karena apa yang dipikirkan putri bisa dengan mudah diketahui olehnya.

PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang