Kebahagian yang memuncak bagi seorang wanita yaitu ketika dia akan melangkah menuju gerbang sebuah pernikahan. Mimpi-mimpinya yang ia tumpuk saat kecil, ia lukis indah dalam kehidupan nyata, kebahagian dan ketegangan memenuhi perasaannya, berpikir sebentar lagi dia akan melepas masa bebas dan mengabdi pada pasangannya, berpikir jika dia akan mempunyai patner dalam menjalani hidupnya dan berpikir cinta akan datang dan membawanya dalam kebahagiaan, pkiran seperti itulah yang saat ini memenuhi otak yuna, dalam kesibukan kerjanya sebagai dokter, persiapan penikahan masih saja menyita sebagian pikirannya...
“dokter yuna malika, ada apa dengan kamu ?” goda zahra
“emang kenapa dengan aku ? “
“ pasien yang melihat mu saat ini bakal enggan untuk kau periksa becerminlah, dirimu sendiri seperti orang sakit, pucat, lemas tak bergairah sama sekali,...ada apa ini, gugup kah karena seminggu lagi kau akan menikah?”
Yuna tersenyum kecil dan melepas kacamata minestnya
“ bukan gugup mungkin aku hanya kelelahan dan terlalu memporsir pikiranku ke persiapan pernikahan nanti, baju pernikahan, cincin pernikahan, undangan, makanan dan minuman, tepat resepsi, aku ingin semuanya sempurna...namun ada saja hal yang menghambat,..kemarin cincin pernikahan yang hampir gagal di pesan, setelah beres sekarang baju pernikahan ku yang belum rampung...aku takut semuanya tak sesuai dengan yang aku harapkan”
“ hah..lihat lah kau terlihat tersiksa sekali, kemana zian, seharusnya kamu membicarakan dan mempersiapkan semuanya bersama dia, dia itu kan calon suami kamu yuna”
Yuna terlihat berpikir sejenak
“ entah lah mungkin dia mengalami kegugupan sama dengan ku, dari kemarin aku sulit menghubunginya, setiap aku tanya setuju tidak dengan cincin, undangan dan baju pernikahan yang aku pilih, dia selalu bilang setuju dan menyerahkan semuanya padaku”
“ yuna semua nya tidak bisa seperti ini lagi, seminggu lagi kalian akan menikah, coba komunikasi kan lah dengan zian, jangan menghadapi semuanya sendiri, seharusnya kamu bahagia karena akan menikah bukan terlihat murung seperti ini, jujur padaku , ibumu bilang seminggu ini kw kurang tidur karena setiap malam menyulam bunga woll untuk di jadikan suvenir nanti? Ya tuhan yuna hal sekecil ini pun kw melakukannya sendiri”
“ zahra, pernikahan adalah sebuah mimpi besarku saat kecil aku ingin mempersiapkannya sndiri, hal sekecil apapun aku ingin semuanya terlihat sempurna”
“ sudah lah, lebih baik kamu pulang dan istirahat, biar aku yang menggantikanmu bertugas hari ini”
Yuna tersenyum dan memeluk zahra
“ terimakasih dokter zahra, kau memang sahabat ku”
Pernikahan adalah sebuah mimpi besar yuna, 5 tahun ia menjalin hubungan dengan zian, laki-laki sederhana yang mampu membuat ia jatuh cinta, dan laki-laki yang mampu membuat ia yakin menggembok hatinya untuk laki-laki manapun. Zian adalah pribadi pekerja keras dan bertanggung jawab, dari awal mengenal yuna sudah mengagumi sikap kerja kerasnya, zian terlahir dari keluarga petani sederhana di daerah karawang, namun sikap kerja keraslah yang mampu membuat dia menyandang gelar sarjana teknik di sebuah perguruan tinggi negeri di kota bandung, cara bicara, cara menatap dan diamnya zian pun mampu membuat yuna semakin terpesona, dan alangkah bahagianya ketika penantian nya selama ini tak sia-sia karena hari itu hari dimana zian datang untuk melamar bersama keluarganya.
Rasanya dunia benar-benar indah saat itu malaikat seperti datang kekamar yuna dan mengucapkan selamat, senyum tak urung reda di bibir indahnya,sebentar lagi ia akan menjadi istri dari laki-laki yang selama ini ia cintai dan kagumi, sebentar lagi ia akan melahirkan anak-anak yang lucu dari buah cintanya dengan laki-laki yang setiap detik mampu membuat gairah hidupnya menyala. Yuna ingin semuanya berjalan sempurna, seperti apa yang ia tata dan harapkan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
menikah
Non-FictionKebahagian yang memuncak bagi seorang wanita yaitu ketika dia akan melangkah menuju gerbang sebuah pernikahan. Mimpi-mimpinya yang ia tumpuk saat kecil, ia lukis indah dalam kehidupan nyata, kebahagian dan ketegangan memenuhi perasaannya, berpikir s...