4

151 16 2
                                    

8:37PM

"Kita mau kemana?" Tanya Rey.

"Entahlah gue akan mencari orang-orang yang selamat dan membutuhkan pertolongan!" Ujar gue.

     Suara itu datang dari arah depan, suara erangan mayat hidup itu sangat terdengar jelas.

"Siap?"

    Rey menyiapkan Shotgun nya dan mengarahkan ke arah depan, sedangkan gue berdiri di depan Rey siap dengan dua Katana gue. Zombie itu mendekat dan menyerang gue, gue pun mengayunkan Katana dan menebas kepalanya, satu lagi Zombie yang merangkak dengan tulang tangan keluar dan kaki terbalik?. Zombie jelek.

"Sial pelurunya habis!"

"Gunakan Revolvernya!" Teriak gue.

      Zombie dengan mata turun itu menghampiri gue dan langsung gue tusuk bagian kepalanya dan diapun terjatuh.

"Akhirnya semuanya sudah mati, ayo kita jalan dan jangan terlalu membuat keributan," Ujar gue.

Suuuttt peluru melesat tepat di samping kepala gue, ternyata di belakang gue ada Zombie yang siap mengigit gue.

"Sorry!" Ujar Rey.

"Thanks," Jawab gue sambil tersenyum.

09:00AM

     Gue pun melanjutkan perjalanan dan di pertengahan kita memutuskan berhenti karena lelah menyerang kita.

"Em istirahat sebentar yuk di dalam supermarket sambil makan!" Ujar Rey.

"Apa kau yakin itu aman?" Tanya gue.

"Semoga saja," Jawab Rey.

Gue dan Rey memutuskan beristirahat di dalam Supermarket yang sudah hancur. Karena ini siang dan gue yakin tidak ada Zombie yang keluar.

"Lihatlah kota ini, apa yang akan terjadi selanjutnya bagaimana nasib kelanjutan umat manusia?" Tanya gue.

"Entah lah, kita tidak pernah menginginkan semua ini terjadi bukan kah begitu," Jawab Rey.

"Semua sudah terjadi Rey, ayah terbunuh dan ibu semoga saja dia tidak apa-apa,"

"Kau masih mempunyai ibu sedangkan gue? Ibu dan ayah sudah berubah seperti mereka," Sahut Rey sedih.

"Sudahlah Rey kau bisa menganggap ibu sebagai ibumu,"

"Ahh cepat makan yang banyak dan masukkan ke ransel untuk persediaan kita," ujar Rey.

Gue dan Rey melahap semua makanan dengan semangat karena perjalanan kita masih sangat panjang dan entah kapan berakhirnya.

06:00PM

      Matahari mulai tenggelam menyembunyikan sinarnya membiarkan makhluk jelek sialan itu keluar mencari makanan, rasanya gue ingin mengikat matahari agar tak terbenam.

"Bersiaplah kita tidak tau apa yang akan kita hadapi nanti," Ujar gue sambil memegang kedua Katana.

"Elena?"

"Ya?"

"Jika gue mati, gue ingin lu jangan melupakan gue dan pakailah ini, ini adalah kalung keselamatan yang di beri ayah gue," Rey memberikan kalung berbatu kecil hitam mengkilap yang di kelilingi oleh perak sungguh indah.

"Gak Rey lu gak akan mati ataupun berubah seperti mereka lu gak perlu ngelakuin ini semua!"

"Sebenernya lu adalah cewek hebat yang pernah gue temui gue udah mengagumi lu dari awal kita ketemu,"

      Gue hanya bisa terdiam mendengar pengakuan Rey, gue mengejar orang yang mengejar gue? Apa ini? Anjing mengejar ekornya? Atau apa?.

"Rey awas!" Teriak gue. Satu Zombie botak ingin menggigit pundaknya seketika Rey langsung menembak Zombie itu.

"Elena, peluru kita hampir habis bagaimana ini?" Panik Rey.

"Kita harus segera mencari kantor Polisi atau toko senjata di daerah sini!"

"Ayo jalan dan perhatikan sekeliling,"

09:00PM

Bersyukurlah sejauh kita berjalan selama ini tidak ada satu Zombie pun yang datang ataupun terlihat, tetapi aneh bukan tidak mungkin Zombie itu hilang dengan sendirinya.

"Nah itu dia kantor polisi!" Senang gue hingga berloncat-loncat kesana kemari.

"Ayo cepat!"

      Dengan perlahan gue masuk kantor Polisi itu dengan sangat hati-hati. Benar saja di depan ada tiga Zombie Polisi yang satu helm nya di belakang kepala, yang satu botak hangus dan yang satu tangan nya terbalik, lucu bukan? Sekaligus menyeramkan.

"Siap? Ini hanya tiga!"

"Siap." Jawab Rey.

     Langsung saja Rey mengarahkan Revolver nya ke kepala Zombie itu meledaklah kepalanya tepat saat gue lewat di depan nya, darah dan daging busuknya mengenai wajah dan badan gue.

"Aduhhh jadi kotorkan gue, nembak nya nunggu waktu yang tepat dong!" Kesal gue.

"Upss sorry,"

Gue pun menebas kepala Zombie dengan tangan terbalik itu dan teman nya yang helm di leher menyerang gue dari belakang langsung saja gue arahkan Katana gue ke belakang jleb Katana gue pun menembus jantung nya, tunggu jantung? Memang nya jantungnya masih berfungsi.

Langsung saja gue memeriksa laci loker nya hanya ada dua buah Pistol dan isi pelurunya, tidak ada lagi.

"Dasar payah!"

"Sudahlah kau kan jago dalam menggunakam Katana jadi Pistol ini untuk gue," sahut Rey.

"Ambilah!" Jawab gue sambil melemparkan Pistol itu ke arah Rey. Sebelum melanjutkan perjalanan gue membersihkan Katana gue terlebih dahulu dari darah Zombie sialan itu.





---------------------

*Apa yang terjadi selanjutnya? Stay di Zombie Hunter jangan lupa tinggalkan jejakmu di cerita ini dengan klik Vote makasih😊

-FIGHT OR DIED-

Zombie HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang