6

145 11 1
                                    

      Saat itu nyawa gue di ujung tanduk, Katana gue patah terbelah menjadi dua karena ulah tiga zombie itu, dua zombie sudah di musnahkan dan Katana gue patah.

"Mungkin ini akhir dari hidup gue, bu maafin Elena," badan gue lemas dan seketika jatuh di tempat.

Tiba-tiba-

Duarrr, suara tembakan terdengar samar-samar di kejauhan.

Badan gue terasa di angkat oleh seseorang, apa itu Rey? Rey itukah kau?. Dan semuanya menjadi gelap.

07:00 AM

Sinar matahari menusuk lewat kelopak mata gue, gue masih hidup? Dan gue gak berubah menjadi Zombie atau belum?.

"Akhirnya lu bangun juga, gue pikir lu udah mati bersyukurlah gue sedang lewat jalan itu dan gue menemukan lu sedang fight melawan lima Zombie dan Katana lu patah, gue juga ngeliat luka di tangan lu yang cukup dalam tenang saja gue sudah mengobatinya."

"Makasih, lu siapa? Dari mana? Mau kemana? Dan tujuan lu apa?"

"Wes tenang-tenang nama gue Aldevaro Dante panggil gue Deva kebetulan gue lagi mencari para pejuang dan gue belum sama sekali gue temukan dan akhirnya gue menemukan lu. Tujuan gue ingin mencari vaksin, mau kemana? Gue mau ke pusat pemerintahan, gue dengar para peneliti sedang mencari manusia kebal virus ini dan menjadikan nya bahan percobaan menurut gue itu hal yang tidak manusiawi dan gue dengar virus ini hanya bisa sembuh jika darah si kebal di suntikkan kepada yang menderita."

"Tapi siapa? Tentu banyak manusia di dunia ini,"

"Entahlah maka dari itu kita harus kesana dan mencari tau,"

"Pusat pemerintahan dimana? Dan berapa lama untuk kita sampai kesana?"

"Emm gue tidak tau tepatnya dimana tapi kira-kira memakan waktu seminggu bahkan lebih mungkin,"

"Sekali lagi terimakasih, tapi sayang Katana gue patah dan gue hanya punya senjata ini,"

Gue menunjukkan senjata AK-47 dan HK MP5 K beserta puluhan peluru cadangan nya.

"Ini saja tidak cukup, kalau katana tidak akan habis tetapi kalau AK-47 dan HK MP5 K akan habis cepat atau lambat." Jelas gue.

"Kau butuh Katana? Baiklah aku tau dimana tempatnya kira-kira tiga jam kita kesana,"

"Ah baiklah, kita lebih baik mencari makanan saja gue sudah sangat laper!"

"Good idea."

      Gue pun berjalan-jalan mencari mall di dekat sini, ah entah dimana ini gue serasa di acara dunia lain, tujuh tnars.

"Nah disana."

Gue pun langsung menuju kesana bersama Deva.

"Hati-hati mungkin di dalam sana banyak sekali Zombie."

"Haha tidak mungkin zombie keluar hanya malam hari,"

"Baiklah terserah kau saja."

    Dan benar saja baru sepuluh detik berpisah dengan Deva gue sudah bertemu dengan sepuluh Zombie jenis khayang.

Gue siapkan sejata HK MP5 K gue dan langsung saja gue menembak kepalanya boom darah nya muncrat kemana-mana. Sepertinya Deva mendengar suara tembakan ia langsung menghampiri gue dan menembakkan HK G36C miliknya gue lebih memilih HK MP5 K karena menurut gue lebih ringan dan simple untuk perempuan.

12:00 PM

Ah sial sudah jam segini, gue dan Deva pun memutuskan untuk langsung jalan menuju toko peralatan.

03:00 PM

        Hari mulai gelap matahari mulai menyembunyikan sinarnya membiarkan para makhluk biadab itu keluar. Sesampainya disana mata gue terbelalak melihat semua senjata disini ada Katana, BAYONET M16, Knuckle dan masih banyak lagi.

"Sebenarnya gue ingin sekali Katana gue yang kemarin bisa kembali,"

"Memang kenapa?"

"Itu pemberian ayah gue,"

"Oh gitu, lalu kemana ayah, ibu dan saudara mu?"

"Ayah sudah meninggal ia berubah menjadi Zombie dan di tembak oleh ibu, dan ibu di bawa ke pos pengungsian dan gue tidak tau keadaan nya sekarang. Gue tidak punya saudara hanya saja kemarin sahabat baik gue telah menjadi salah satu dari mereka."

"Lalu kau membunuhnya?"

"Tidak gue hanya berlari meninggalkan nya,"

"Kenapa kau tidak membunuhnya?"

"Ia adalah cinta pertama gue,"

"Oh gitu, terus apa tujuan lu kayak gini? Kenapa gak ikut ibu lu?"

"Gue dendam sama semua makhluk itu dan gue ingin mencari vaksin untuk virus ini sama seperti lu."

"But wait luka lu karena apa ya?"

"Ah gue terkena gergaji oleh Zombie berukuran tiga meter,"

"Baguslah kalau sampai tergigit kau akan berubah dan tentunya gue langsung membunuh lu, dan lu harus siap-siap mungkin kita akan bertemu Zombie berukuran lima meter karena gue pernah bertemu Zombie itu satu kali tidak banyak hanya saja sangat berbahaya, senjata gue hingga habis dua stock peluru dia sangat kuat dan gue belum menemukan kelemahan nya."

"Waw gue harap kita tidak pernah bertemu dengan nya, Zombie ukuran tiga meter saja sudah cukup membuat tangan gue hampir putus dan ini? Mungkin saja langsung menelan bulat-bulat badan gue."

"Ayo cepat kita pilih senjata agar kita bisa lanjut jalan sebelum gelap benar-benar datang."

     Gue pun memilih senjata dua Katana, dua Bayonet M16 dan satu Knuckle. Deva memilih Samurai dan Knuckle, kebetulan Deva tidak membawa ransel dan dia hanya membawa senjata HK G36C nya, jadi sekarang senjata kita sangatlah banyak semua ada di ransel dan Deva lah yang membawanya gue hanya membawa dua katana di punggung dan satu buah Bayonet di saku. Deva sendiri hanya memegang senjata andalan nya itu HK G36C, di pinggangnya terdapat sabuk bergantung Samurai dan di punggung nya ransel berisi senjata-senjata, tali dan obat- obatan makanan? Kalau kita lapar tinggal mencari tempat makan haha.

"Deva kita harus menemuka si profesor gila dan kita harus mencari vaksin itu."

"Tentu saja, dari tadi kau belum memberitahu namamu,"

"Ah gue lupa nama gue Elena Florita panggil saja Elena."

"Baiklah Elena,"








-------------------------

Gak ada Fight lawan Zombie dulu ya, next part bakalan heboh nan seru mantap!

-FIGHT OR DIED-

Zombie HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang