5

143 10 5
                                    

10:15AM

Pagi ini kita beristirahat mengumpulkan semua tenaga untuk nanti malam, pasti kalian bertanya-tanya dari mana gue mengetahui jam dari Katana gue yang gue tancapkan di tanah tetapi tidak dengan tanggal siapa yang rajin mengingat tanggal disaat seperti ini, entahlah bagi gue hari sangatlah cepat berlalu tetapi tidak dengan kejadian ini. Ibu apa kabarmu aku harap kau baik-baik saja. Hanya itu kata-kata yang gue ucapkan di saat gue menatap Katana gue yang tertancap di tanah.

"Sudah cukup ayo kita berjalan lagi, gue harap kita akan bertemu pejuang seperti kita," Ujar gue.

"Bagaimana kalau kita mati?" Tanya Rey.

"Tidak akan gue biarkan!" Sahut gue.

06:00PM

Matahari mulai meredup kali ini gue mengasah Katana gue lebih tajam lagi dan Rey mengisi senjatanya.

"Elena Peluru cadangan kita sudah habis bagaimana ini?" Tanya Rey.

"Tenang lah kita akan mencari toko senjata atau kantor Polisi-Lagi." Ujar gue.

"Kau mencuri dari kantor Polisi kalau kita tertangkap bagaimana?" Tanya Rey panik.

"Hahaha siapa yang akan menangkap kita? Polisi Zombie?" Ledek gue.

"Oh iya lupa hehehe,"

07:00PM

"Lihat sekeliling mu dan berhati-hatilah kita bertemu kembali disini." Ujar gue.

Kami memutuskan berpencar untuk mencari senjata tambahan Rey ke arah timur dan gue ke arah barat.

"Elena!" Panggil Rey dari kejauhan."Berhati-hatilah!"

Seketika jantung gue berdegup kencang Rey kau harus selamat, kita harus selamat.

"Baiklah, kau juga!" Sahut gue sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

Gue berjalan menelusuri jalan kota yang sepi,berantakan dan berkabut ini. Srekk tiba-tiba terdengar suara seperti orang menyeret sesuatu yang berat menyebabkan bunyi gesekan kasar seperti ini.

"Wah wah sepertinya kali ini akan sulit," betul saja di depan sudah ada Zombie dengan gergaji mesin yang berputar berlumuran darah sedang menatap ke arah gue. Zombienya cukup besar dengan tinggi kurang lebih tiga meter dan ya badan nya gemuk, mungkin ia sangat banyak memakan manusia.

"Kemarilah kau!" Teriak gue.

Graaaaa, Zombie itu teriak ke arah gue memperlihatkan giginya yang busuk, kuning kemerah-merahan. Zombie itu maju dengan mengangkat gergajinya dan gue langsung mengelak dengan menunduk dan melewati kedua kaki Zombie itu.

Arghhhhh.

Sial gue terkena gergajinya tangan kiri gue terluka lumayan parah.

"Dasar kau Zombie keparat!" Kesal gue dengan melempar katana gue saat Zombie itu berbalik. Jlebb Katana itu menusuk tepat di kepalanya, langsung saja gue menghampiri lalu menarik katana itu ke arah depan. Jadilah Zombie dengan kepala terbelah.

"Sial, darahnya terus mengucur gue harus mencari obat!" Ujar gue.

08:00PM

Gue kembali ke tempat dimana Rey dan gue berpisah.

"Dimana dia, ko belum kembali?"

"Nah itu dia!"

Rey datang dengan sempoyongan, pasti dia kelelahan, tapi tunggu kenapa wajahnya pucat dan matanya tatapan nya kosong. Jangan-jangan?.

"Rey?" Panggil gue.

Benar saja, di kakinya ada bekas gigitan Zombie bukan satu atau dua tapi sepuluh.

"Astaga Rey?"

Rey berlari ke arah gue dan gue tidak ingin menyakitinya apalagi membunuhnya.

"Maaf Rey!" Sahut gue menangis dan berlari meninggalkan Rey.

------------------

Sakit ini semakin menjadi dan gue sekarang hanya sendirian dengan satu katana di tangan gue, apa gue sanggup bertahan hidup? Di tengah ribuan bahkan jutaan Zombie di kota ini.

"Nah nasib ku baik!"

Disana di seberang jalan ada apotek dan kantor Polisi wah double lucky.

Gue masuk ke apotek terlebih dahulu untuk mencari perban dan jahitan, sepertinya tangan ini robek sangat dalam dan untungnya tidak putus.

"Got it!"

Gue langsung menjahit tangan gue dan sakitnya luar biasa gue menggigit kain tebal untuk menahan rasa sakit. Setelah terjahit, gue langsung mengikatnya dengan perban.

"Ahh astaga sudah jam dua malam? Berarti gue mengobati luka ini tiga jam?"

Langsung saja menuju kantor polisi di sebelah. Kebetulan disana sangatlah lengkap banyak sekali isi peluru yang tersedia disana. Gue mengambil AK-47 dan HK MP5 atau biasa dikenal dengan sebutan Heckler Koch Maschinenpistole berserta peluru cadangan nya.

"Sepertinya gue butuh ransel."

Disana ada ransel yang cukup besar untuk menaruh isi peluru, tali, makanan dan perlengkapan lain nya. Sedangkan senjata? Gue memegang AK-47 dan Katana gue yang di taruh di punggung.

03:00AM

Gue baru saja keluar dari kantor Polisi itu dan di luar sangat sangat banyak Zombie.

"Waw bisa langsung habis pelurunya kalau gitu," Ujar gue.

Gue pun maju dan memulai aksinya. Setengah dari Zombie itu telah terbunuh dengan Katana gue tetapi ini sangat banyak, gue bisa mati konyol kalau begini sedangkan gue tidak ingin memakai AK-47 dan HK-MP5. Gue memutuskan berlari dan langkah gue terhenti karena di depan gue sekarang sudah ada lima Zombie gergaji yang tadi gue temui dan hampir memutuskan tangan gue, itu satu Zombie gimana lima? Tangan ini sakit nya masih terasa karena gue banyak gerak, darah mulai terlihat lagi di perban bekas jahitan, gue berani bertaruh jahitan ala-ala gue sudah terlepas semua, percumalah sudah.







-------------------

*APA YA YANG TERJADI SELANJUTNYA? APAKAH ELENA BERHASIL SELAMAT?

A.N: Kasian Rey😭 gabisa bayangin gimana kalau jadi Elena mungkin aku akan ikut menjadi zombie😂

-FIGHT OR DIED-

-FIGHT OR DIED-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Zombie HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang