PS 2 _ Thinking

55.6K 2.9K 54
                                    

Suasana meja makan keluarga Fernandez tenggah memanas karena beredarnya foto-foto tabu anaknya. Gambar itu menunjukkan potret diri Franzuella tengah berciuman dengan sekretarisnya yang seksi. Tentu saja itu akan mencoreng nama baik keluarganya. Bisa-bisanya wanita dari kalangan terhormat berciuman dengan sesama jenis. Mau dikatakan apa nanti keluarganya?

Berita itu pun juga telah dimuat di surat kabar bahwa Franzuella Fernandez bukan kekasih Renald Javeillo karena seorang lesby. Sebelumnya media terus memberitakan bahwa Franzuella adalah kekasih Renald karena hubungan mereka yang seperti sepasang kekasih nyatanya Renald malah mengumumkan akan segera naik ke pelaminan dengan Lauren Monteigo.

"Afra, apa ini yang kami ajarkan padamu?" tanya Tuan Richard dengan tatapan tajam menusuk. Rahangnya mengeras. Afra itu adalah nama panggilan Franzuella.

"Itu tak seperti yang kalian kira. Afra kesal karena Renald," jelas Franzuella dengan tatapan frustrasi.

Franzuella menceritakan kejadian yang telah terjadi kemarin. Di mana Renald mengatakan padanya bahwa Lauren adalah calon istrinya dan tanpa sengaja gadis berhazel itu meneteskan air mata.

Masih jelas dalam ingatannya lelaki berlesung pipit yang ia cintai melarangnya untuk jatuh hati kepada pria itu yang entah bercanda atau kebenaran. Wanita ini merasa direndahkan. Akalnya hilang begitu saja sehingga ia menyatakan bahwa dirinya seorang lesby dan tak akan pernah mencintai Renald. Tak sampai di situ, sekertaris seksinya itu, ia cium paksa untuk membuktikan ucapan irasionalnya.

"Kau bodoh! Buat apa aku menyekolahkanmu sampai S2 kalau masalah seperti itu menggunakan emosi!" Suara Tuan Richard meninggi. Deru nafasnya menjadi tak beraturan. Dirinya marah bukan karena nama baiknya tercoreng tetapi ia takut berita itu akan merusak citra putri sulungnya itu.

"Sudah, Mas. Kasihan Afra." Nyonya Adisty terus membujuk suaminya supaya menghentikan ucapannya untuk tidak menyudutkan putrinya yang sudah terisak.

"Baiklah. Ayah maafkan. Kau harus membereskan semua ini secepatnya!" perintah Tuan Richard tegas.

***

Hari yang semakin petang membuat seorang pemuda mengemudikan kendaraannya semakin cepat karena udara malam yang tak bersahabat. Pikirannya terus melayang-layang bebas di udara. Ia sebenarnya enggan pulang, tetapi ia rindu ibunya. Sudah beberapa hari ia tak melihat wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.

Sesampainya di rumah megah yang dipadati dengan barang mewah berharga fantastis, ia langsung memasuki kamar ibunya. Di sana terlihat wanita paruh baya yang tengah menatap jalanan malam dari balik jendela dengan kursi rodanya. Wanita itu sangat cantik, putih bersih seperti porselen. Siapa sangka jika ia ibu dari tiga anak laki-laki karena masih terlihat muda dan mempesona. Namun, sayangnya kondisi fisiknya tak sempurna.

"Mama," ujar Justin sambil mengalungkan tangannya di leher ibunya dari belakang. Nyonya Felisa tak menjawab ucapan anaknya sama sekali. Ia hanya diam merasakan sentuhan putranya yang sangat menyayanginya. Air mata pria muda itu menetes membasahi baju wanita yang telah melahirkannya.

"Mengapa menangis?" Akhirnya Nyonya Felisa berbicara.

"Diktator itu menyuruhku agar cepat menikah," adu Justin dengan raut wajah masam.

"Kalau begitu menikahlah. Turuti saja ucapan ayahmu sekali ini."

Justin berjalan memutar dan mengeser bangku berbentuk donat untuk duduk di depan ibunya. Ia menatap lekat ibunya. Memohon agar membantunya.

"Tidak. Kau harus menikah dan memiliki anak karena penurus utama Grup Layers harus memiliki istri setidaknya. Kau tahu putra ibu yang layak hanya dirimu," jelas Nyonya Felisa sambil memegang kedua tangan anaknya. Ditatapnya penuh harap Justin.

Pernikahan StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang