Prolog

984 66 6
                                    

Meskipun tak banyak yang tahu, di dunia ini, ada beberapa orang yang memiliki kemampuan superanatural.

Mereka menyebut kemampuan tersebut, dengan sebutan 'bakat'.

Di dunia ini, ada juga beberapa organisasi yang berisikan orang-orang yang memiliki kemampuan superanatural.

Ada yang menggunakan kekuatan mereka untuk meraih kesuksesan,
Dan yang lain jatuh karena tidak mampu mengendalikan kekuatannya.


Misalnya, seperti beberapa orang yang tidak bersyukur, memiliki kekuatannya itu.

Karena beberapa dari mereka menyadari,

Bahwa kekuatannya itu, tidaklah digunakan untuk meraih kesuksesan.

Bahwa kekuatannya itu, merupakan sebuah bencana.

Entah bencana untuk dirinya sendiri, maupun bencana untuk dunia ini.

Dia tenggelam dalam kelebihannya itu sendiri.

Seperti diriku di masa lalu.

.
.
.
.
.

Para polisi berdatangan menghampiri tempat kejadian. Tidak ada seorangpun di sana. Kecuali, gadis kecil yang berlumuran dengan darah, dan juga ketiga mayat yang sudah terbujur kaku.

Gadis kecil itu masih duduk terdiam. Mengamati kebun bunga matahari, dan rumahnya yang sudah hancur. Hanya menyisakan tanah kosong dan puing-puing bangunan.

Langit yang terlihat begitu gelap, dan juga rintikan hujan menambah kesuraman di tempat ini.

Gadis kecil itu memandangi sekitar dalam diam. Pandangannya terhenti, tertuju pada mayat kedua orang tuanya. Mereka berdua tergeletak tak bernyawa, dengan darah berceceran disekitarnya.

Air mata mulai menetes dari pelupuknya. Ia memandangi kedua mayat orang tuanya, sambil tetap duduk mematung.

Dia kembali memandangi sekitar, membiarkan air mata membasahi pipinya.

Bola mata berwarna merah darah miliknya itu, tetuju pada seorang mayat yang letaknya tak jauh dari tempatnya duduk. Tergeletak kaku tak bernyawa, dengan darah di sekujur tubuhnya. Seseorang yang tak asing dimatanya. Seseorang yang selalu mengerti dirinya. Seseorang yang paling dekat dengannya. "Onii-chan?"

Gadis kecil itu perlahan-lahan mulai berdiri, dan berjalan menghampiri kakaknya. Dia terisak. Dadanya terasa sangat sesak. Tubuhnya terasa lemas. Pikirannya bercampur aduk.

Dia memeluk mayat itu dengan erat. Membiarkan darah kakaknya itu membasahi tubuhnya. Air matanya mengalir begitu deras. Semakin lama, semakin deras. Gadis kecil itu menangis sejadi-jadinya.

"Otou-san... Okaa-san... Onii... Chan... Minna... Gomen... Nasai..."

Para polisi hanya terdiam mengamati 'gadis kecil berdarah' itu menangis memeluk kakaknya yang sudah tiada.

Suasana terasa begitu menyedihkan.

Tiba-tiba, seseorang berambut silver dengan kimono berwarna hijau berjalan menghampiri gadis kecil.

"Dia kakakmu?"

Gadis itu berhenti menangis, lalu mendongak ke atas mengamati orang itu dengan mata yang masih berkaca-kaca.

Sun Flower in the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang