6. Ship in the Port

372 46 11
                                    



Oh hei, apa kabar.
Apa kabar diriku dimasa lalu.
Apa kabar diriku dimasa depan.
Bagaimana keadaan kalian?
Apakah kalian masih terjebak didalam kehidupan yang suram?
Aku yakin, pasti jawabannya "iya"

Apakah kalian tau?
Diriku dimasa kini, sedikit demi sedikit mulai berubah.
Kenapa?
Mungkin karena kini, aku telah memiliki 'teman'.

Hei, diriku dimasa kini.
Sekarang aku ingin menanyakan suatu hal padamu.

Apakah kau tau arti dari kata 'teman' yang sebenarnya?
Dialah tempatmu untuk berbagi.

Tapi...
Kenapa sampai saat ini, kau masih selalu menyembunyikan kebenaran?
Kau selalu bertingkah sok tegar, seperti tidak ada masalah apapun.
Padahal kau memiliki banyak masalah, dan juga penderitaan.

Mengapa kau selalu tersenyum?
Mengapa kau lebih mementingkan kebahagiaan orang lain, diatas kebahagiaanmu sendiri?
Mengapa kau masih bisa bertahan sampai sejauh ini?

Mengapa?

—–—°•°•°—–—

Aku sedang memainkan laptopku, sambil duduk di tempat kerjaku dengan nyamannya.

Yeah.. Aku memang sedang memainkannya. Bukan memainkan dalam arti pekerjaan, tetapi memainkannya dalam arti sedang bermain game FPS.

"Aika-chan, kau punya cemilan?" Suara Ranpo-senpai, membuatku harus mem-pause gameku terlebih dahulu.

Ranpo-senpai juga merupakan anggota agensi---entahlah. Sebenarnya, dia tidak memiliki bakat. Namun, sacchou berbohong padanya, kalau ia memiliki bakat supernatural juga. Dectective ultra. Meskipun bukanlah suatu bakat, namun Ranpo-senpai dapat mengetahui suatu kebenaran/kasus hanya dalam beberapa detik saja. Hebat bukan? Ketika ia memakai kacamata detektifnya, seakan-akan, ia sedang mengaktifkan kekuatannya. Yah, lebih baik aku hanya diam saja. Dari pada, nanti Ranpo-senpai menjadi depresi karena sebenarnya dia tidak memiliki kemampuan superanatural.

Aku memeriksa laci mejaku untuk mencari cemilan, lalu menunjukkannya padanya.

"Aku ada cemilan keripik kentang, fugashi, beberapa permen, dan yang lainnya..."

"Kalau begitu, aku minta yang keripik kentang ya!"

"Hmmm, tentu. Ambillah." Ucapku seraya tersenyum tipis.

"Sankyuu~" Dia mengambilnya, lalu berjalan kembali ke tempat duduknya.

"Fujizawa-san, Sacchou memanggilmu."

Aku menoleh kebelakang, dan mendapati Haruno Kirako yang sedang berdiri diambang pintu. Gadis itu merupakan sekertaris milik agensi.

Aku berdiri dari tempatku duduk, dan mulai berjalan tanpa sepatah katapun.

—°•°•°—

"De, apa yang mau kau bicarakan?" Tanyaku sambil menyeruput teh buatan Haruno-san, dan duduk dengan santainya.
Memasang wajah tak berdosa.

Sun Flower in the DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang