[1] Love Letter

918 119 4
                                    

-Kim Seokjin-


"Kau mendapat surat cinta?" pekikan Seokjin sontak membuat seisi kelas kini menatap Seokjin dan Myungeun bergantian, "Eyy tidak mungkin!"

Myungeun hanya bisa mencebik, memandang kesal sahabatnya. Lelaki yang memiliki intensitas kepedean berlebihan itu memang selalu sukses membuat otaknya mendidih. Oke, baiklah ini memang pertama kalinya seorang Park Myungeun mendapatkan surat cinta, tapi bukan berarti itu hal yang tidak mungkin baginya 'kan? Dan Seokjin bahkan mengatakan bahwa jika Myungeun mendapatkan surat cinta, itu adalah pertanda kiamat telah dekat.

Ya benar, kiamat bagimu Kim Seokjin. 

"Itu mungkin salah alamat!" ujar Seokjin.

Myungeun menghela napas, lalu mengarahkan telunjuknya pada bagian depan amplop surat.

"Di sini terlihat jelas, PARK MYUNGEUN. Kau ini bisa membaca atau tidak?"

Giliran Seokjin yang menghela napas, "Dia pasti salah tulis. Bukan Park Myungeun, mungkin Park Myungji? Atau Park Hyungeun? Atau- AKHH!" satu pukulan sukses di layangkan Myungeun di kepala lelaki itu, membuat Seokjin meringis.

"Terserah mau percaya atau tidak!"

Myungeun beranjak berdiri dari kursinya berjalan keluar dari kelas meninggalkan Seokjin di sana.

.

.

.

Pagi menjelang, sekolah masih terlihat sepi dari segala aktivitas. Bahkan hanya beberapa siswa yang terlihat berlalu lalang. Seokjin berjalan dengan ransel di punggungnya, tangan kanannya bergerak memainkan ponsel pintar menuju loker miliknya, namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang tengah melakukan kegiatan aneh di depan loker sahabatnya.

Seokjin tak tahu siapa itu, yang jelas ia jarang melihatnya. Mungkin adik kelas yang tahun ini baru saja masuk, yah... mungkin saja.

"HEY!" tegur Seokjin.

Lelaki itu berbalik terkejut dan tanpa sadar menjatuhkan sesuatu dari tangannya berlari pergi.

"Apa-apaan dia?" Seokjin berjalan mendekati benda yang terjatuh itu, "Eoh? Ahh... jadi dia yang memberi Myungeun surat cinta?" gumam Seokjin.

Seokjin menatap surat itu lamat lalu setelahnya ia hanya mengendikkan bahunya seakan tidak peduli apa isinya, karena merasa kasihan dengan lelaki tadi, Seokjin memutuskan memasukkan surat itu ke loker sahabatnya.

"Ahh.... jadi kau yang menulisnya?" gerakan Seokjin berhenti, ia menoleh mendapati gadis yang kini tengah menatapnya sembari melipat tangan di dada.

"Ini..."

"Kau mempermainkanku?"

"Mwo?"

"Atau kau jatuh cinta padaku?"

"HEH?"


Dan sepertinya ada sesuatu yang salah di sini.

FIN

Regard

veraciouSri98

16 Juli 2016

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang